KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tengah mempersiapkan sebanyak 170 orang lulusan SMA/SMK untuk menjalani pendidikan sambil bekerja melalui program Ausbildung di Jerman. Para peserta kini dilatih kemampuan berbahasa, pengenalan budaya dan dunia industri sebelum diberangkatkan ke Jerman.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Linus Lusi mengatakan para peserta tersebut tersebar di seluruh NTT. "Secara keseluruhan ada 170 lulusan SMA/SMK di NTT yang ikut program pendidikan vokasi. Mereka difasilitasi oleh PT Global Katalyst untuk sekolah sambil kerja di Jerman," ujar Linus, Selasa (16/1).
Menurut Linus, lulusan yang paling banyak ikut program Ausbildung berasal dari SMK Negeri Wae Rii di Manggarai sebanyak 15 orang. PT Global Katalyst adalah adalah organisasi nirlaba yang memiliki anggota dari berbagai negara di dunia termasuk warga Indonesia di Jerman yang membantu memfasilitasi anak-anak Indonesia untuk melanjutkan pendidikan di Jerman.
Ia menuturkan, Pemerintah Provinsi NTT melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT berkolaborasi dengan PT Global Katalyst untuk memfasilitasi anak-anak Indonesia untuk melanjutkan pendidikan vokasi di Jerman.
"Target kita kirim 3.000 siswa. Sampai saat ini yang mengikuti ada 170 orang. Kita optimistis bisa tercapai, karena didukung pemerintah daerah, kepala sekolah, orang tua dan guru,” ujarnya.
Linus menegaskan, pembiayaan 170 lulusan SMA/SMK yang akan melanjutkan pendidikan vokasi tersebut dibiayai oleh Bank NTT didukung pemerintah Provinsi NTT. "Keberangkatan dan biaya pendidikan mereka di Jerman itu ditanggung oleh Bank NTT,” bebernya.
Ia menegaskan, program pendidikan vokasi itu menjadi suatu kebijakan keberpihakan pemerintah Provinsi NTT dalam menekan angka pengangguran yang selama ini semakin tinggi, dan mayoritas lulusan SMA/SMK.
"Saya berharap siswa-siswi yang akan berangkat ke Jerman bisa melanjutkan pendidikan vokasi dengan baik, tidak perlu takut, tetapi harus menjalani dengan penuh semangat karena mendapat dukungan penuh dari pemerintah, orang tua dan guru,” pungkasnya.
Salah satu calon peserta program pendidikan vokasi di Jerman, Angela Juliatria Andur mengaku sudah menjalani kursus selama tujuh bulan di Kota Kupang dan sudah siap berangkatkan ke Jerman.
“Kami ada 15 orang alumni SMK Negeri Wae Rii mengikuti program Ausbildung atau pendidikan vokasi yang digagas pemerintah Provinsi NTT melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT dan siap diberangkatkan,” katanya.
Angela berkomitmen untuk menyelesaikan pendidikan di Jerman tepat waktu agar menjadi motivasi bagi anak-anak NTT lain untuk melanjutkan pendidikan vokasi di Jerman.
Untuk persiapan, saat ini sudah sampai tahap kursus bahasa Jerman, dan belajar mandiri untuk berangkat ke Jerman. "Sejauh ini puji Tuhan sudah siap untuk berangkat. Kami saat ini masih fokus belajar bahasa dan secara tidak spesifik juga soal budaya di Jerman, " cetusnya.
Ia menuturkan, dukungan dari orang tua, dan sekolah sangat memotivasi dirinya bersama teman-teman untuk melanjutkan pendidikan vokasi di Jerman.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Provinsi NTT khususnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT bersama SMK Negeri Wae Rii yang sudah mendukung kami untuk melanjutkan pendidikan vokasi di Jerman," ucapnya.
Sementara, Kepala SMK Negeri Wae Rii, Andriany Imelda Oli Doko menjelaskan, pendidikan vokasi di SMK Negeri Wae Rii sudah berjalan selama ini sehingga anak-anak tinggal butuh penyesuaian bahasa dan budaya.
Menurut Andriany, melanjutkan pendidikan vokasi di Jerman merupakan mimpi anak-anak daerah yang sudah perlahan-lahan terwujud melalui program Ausbildung.
"SMK Negeri Wae Rii ada 15 anak-anak yang terdiri dari 13 laki-laki, dan dua perempuan yang akan ikut program pendidikan vokasi di Jerman. Semua sangat antusias semenjak mendengar informasi ini," jelasnya.
Andriany mengatakan, anak-anak yang mengikuti pendidikan vokasi di Jerman bukan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau Tenaga Kerja Wanita (TKW), tetapi mereka adalah generasi muda yang berkompetisi di tingkat Internasional.
Ia optimistis jika anak-anak Manggarai memiliki kompetensi dan kemampuan level Eropa. Setelah menyelesaikan pendidikan vokasi, dan kembali ke NTT akan berpengaruh terhadap kualitas tenaga kerja di NTT pada masa yang akan datang.
"Awalnya memang ada keraguan dari para orang tua, tetapi saya terus berupaya untuk memberikan penjelasan dan edukasi kepada mereka bahwa anak-anak yang berangkat itu bukan TKI atau TKW. Puji Tuhan perlahan-lahan mereka mau anaknya ikut pendidikan vokasi ke Jerman," tegasnya.
Ia menambahkan, SMK Negeri Wae Rii, dan para orang tua mendukung penuh 15 alumni yang hendak melanjutkan pendidikan vokasi di Jerman melalui program Ausbildung.
"Kami berharap program ini terus berlanjut dan menjadi program rutin setiap tahun di SMK Negeri Wae Rii. Banyak sekolah yang telah belajar di kami tentang program Ausbildung di Jerman," pungkasnya. (cr6/thi)