KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Harga bawang merah di Pasar Kasih Naikoten I terus mengalami kenaikan signifikan, yang awalnya Rp 25 ribu per kilogram, kini mengalami kenaikan hingga Rp 35 ribu per kilogram. Kondisi ini dipicu oleh cuaca yang tidak menentu.
Raymundus Soka, Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Kupang, dalam wawancara Senin (29/1), menyatakan bahwa pihaknya tengah menyusun Rencana Harga Pangan (RHP) untuk diserahkan ke Inspektorat Kota Kupang.
Tujuannya adalah agar intervensi harga pasar dapat segera dilakukan untuk meringankan beban pembeli dan penjual, serta menghindari potensi inflasi di Kota Kupang.
"Untuk masalah ini, perlu adanya intervensi harga pasar yang berguna penataan kembali harga pasar agar tidak memberatkan pembeli dan juga untuk penjual, kami akan terus berupaya sehingga Kota Kupang dapat terhindar dari inflasi," jelasnya.
Menanggapi melonjaknya harga bawang dari Rp 25.000 menjadi Rp 35.000 per kilogram, Ray Soka menegaskan perlunya intervensi harga pasar sebagai upaya restrukturisasi agar tidak memberatkan pihak-pihak terkait. Dalam pandangannya, tindakan ini akan menjadi langkah proaktif untuk melindungi ekonomi Kota Kupang dari dampak negatif inflasi.
Gunawan, Analisis Subkoordinator Sarana Pelaku Distribusi, menyoroti pentingnya menentukan akar permasalahan. Gunawan menjelaskan bahwa program pencegahan inflasi telah ada, dan intervensi harga pasar melalui subsidi dapat diaktifkan untuk menstabilkan harga bahan pokok yang mengalami lonjakan.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat memberikan solusi konkret terhadap masalah yang tengah dihadapi oleh masyarakat Kota Kupang. "Kita sudah memiliki kegiatan pencegahan inflasi, dan di dalam kegiatan tersebut terdapat program yaitu intervensi harga pasar, program itu kita bisa pakai kembali untuk menstabilkan harga-haraga bahan pokok yang melonjak dengan cara diberikan subsidi," pungkasnya.
Pedagang di Pasar Kasih Naikoten 1, Angela, mengatakan, kenaikan harga bawang adalah fenomena yang wajar selama musim tanam, disertai dengan hambatan distribusi akibat cuaca ekstrim.
Angela berharap pemerintah memberikan subsidi tidak hanya untuk komoditi tertentu, seperti beras dan minyak goreng, melainkan juga untuk bahan pokok lainnya.
"Saya berharap untuk secepatnya bisa melewati masalah ini karena sejujurnya saja para pedagang juga merekan dampaknya karena kurangnya pembeli untuk komoditi bawang," ungkapnya. (cr5/thi)