Diskusi Publik Peringati HPN dan HUT ke-78 PWI
KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Memperingati Hari Pers Nasional (HPN) Tahun 2024 dan Hari Ulang Tahun ke-78 Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), maka PWI NTT menggelar diskusi publik bertema "Peran Pers Menjaga Netralitas Pemilu 2024 di NTT". Diskusi publik ini digelar di Kantor PWI NTT, Selasa (6/2).
Selain diskusi publik, PWI NTT juga menyelenggarakan kegiatan lainnya, mulai dari bakti sosial seperti donor darah, kampanye penghijauan dan penanaman pohon, dan anjangsana HPN yang digelar berturut-turut sejak 6-9 Februari.
Ketua PWI NTT, Fery Jahang saat memberi sambutan dalam kegiatan diskusi publik tersebut mengatakan, tema nasional HPN kali ini adalah "Mengawal Transisi Kepemimpinan Nasional dan Keutuhan Bangsa". Fery menjelaskan, proses transisi kepemimpinan penuh dengan berbagai tantangan dan gejolak. Bahkan, hingga saat ini terjadi fragmentasi di kalangan anak bangsa.
"Karena itu, tema ini bagaimana pers hadir untuk bisa menjernihkan berbagai macam berita hoax yang tidak jelas di medsos. Karena kita tahu pertarungan di medsos begitu tajam antar kita maupun antar parpol," jelas Fery.
Karena itu, dalam diskusi tersebut juga diundang mahasiswa dan siswa SMA sebagai pemilih pemula, untuk dapat mendengar langsung seperti apa tantangan dan pelaksanaan pemilu di NTT. Fery juga menyampaikan, untuk merayakan HPN, puncaknya akan berlangsung di Jakarta pada 17-20 Februari mendatang.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi NTT, Fredrik Koenunu menyampaikan, sebagai pilar keempat dalam demokrasi, pers memiliki peran strategis karena pers tidak hanya memberikan informasi dan hiburan, tapi terutama mengawal jalannya proses pemerintahan dan pembangunan serta menjadi corong aspirasi masyarakat.
"Untuk dapat menjalankan perannya tersebut, pers diharapkan tetap independen, ibjektif dan kritis. Pers yang mandiri diharapkan dapat memperjuangkan kepentingan masyarakat banyak, bukan hanya kepentingan kelompok tertentu," terang Fredrik.
Lanjutnya, pada 14 Februari nanti akan dilaksanakan pemilihan presiden dan wakil presiden, serta pemilihan legislatif. Dinamika politik semakin meningkat dengan munculnya banyak berita atau konten yang kategorikan hoaks.
Dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, berita dan konten-konten tersebut dapat dianggap sebagai kebenaran serta berpotensi mengganggu stabilitas kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Dalam situasi seperti ini, pers diharapkan dapat menampilkan jati dirinya sebagai pembawa informasi yang faktual, objektif serta netral atau bebas dari kepentingan kelompok tertentu," ujarnya.
Pers diharapkan dapat menjalankan perannya untuk memberikan pendidikan politik yang mencerahkan dan mendorong partisipasi masyarakat secara optimal dalam pemilihan umum nanti.
Selain itu, pemerintah pun menyambut positif dan mengapresiasi PWI NTT yang telah menginisiasi diskusi publik tersebut. Fredrik berharap, melalui diskusi tersebut, para insan pers memiliki komitmen dan tekad yang sama untuk mensukseskan pemilihan umum di NTT, sehingga berlangsung secara aman dan damai. (cr1/gat)