Deputi Gubernur BI Minta Kepala BI NTT Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi
KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Agus Sistyo Widjajati resmi dikukuhkan menjadi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung, di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Rabu (7/2).
Agus Sistyo Widjajati menggantikan Donni Heatubun yang telah memasuki masa purna bakti.
Pengukuhan ini disaksikan oleh Penjabat Gubernur Provinsi NTT, Ayodhia Kalake, Ketua DPRD Provinsi NTT Emilia Nomleni, dan jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi NTT.
Dalam arahannya, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung, mengatakan, pergantian pimpinan merupakan hal wajar yang terjadi di semua instansi, yang bertujuan untuk memperkuat efektivitas pelaksanaan tugas Bank Indonesia sebagai mana diamanatkan dalam undang-undang.
"Dengan pertimbangan itu, maka dewan Gubernur Bank Indonesia menilai bahwa Agus Sistyo Widjajati merupakan pilihan yang terbaik untuk memimpin Bank Indonesia di Provinsi NTT. Memimpin Bank Indonesia di daerah merupakan tugas yang sangat penting untuk mengawal kebijakan moneter dan menjaga stabilitas ekonomi sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusi," jelasnya.
Dia mengatakan, untuk terus memperkuat peran bank Indonesia di Provinsi NTT, ada tiga pesan utama kepada Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTT yang baru, pertama yaitu kerja keras dan melanjutkan program-program kerja dari pemimpin sebelumnya.
"Sebagai strategy advisors, teruslah lakukan kajian untuk mencari sumber-sumber pertumbuhan baru di provinsi ini, sehingga ekonomi NTT dapat tumbuh lebih baik lagi. Ekonomi NTT tumbuh 3,52 persen pada Tahun 2023 lalu, lebih rendah dibandingkan nasional 5,05 persen," ungkapnya.
Karena itu, kata dia, menjadi tugas bersama untuk mencari sumber-sumber pertumbuhan baru di NTT. Tugas utama untuk mengendalikan inflasi juga perlu terus dilakukan dengan baik. "Tahun lalu Provinsi NTT meraih juara 1 TPID di Indonesia bagian timur. Bahkan beberapa daerah di NTT pun juga menyabet gelar-gelar tertinggi dalam TPID kabupaten dan kota di Indonesia, hal ini perlu terus dipertahankan," tambahnya.
Dia berpesan kepada kepala perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT yang baru, agar terus melakukan inovasi untuk mempertahankan capaian-capaian yang telah diraih.
"Di area digitalisasi juga banyak yang terus dikembangkan, salah satunya QRIS, yang didorong agar terus meningkatkan penggunaannya. Inovasi harus terus dilakukan, dan harus menjaga dan memperkuat sinergitas. Karena semua pencapaian yang diraih Provinsi NTT adalah buah dari sinergitas yang dibangun, antara Pemprov NTT, Anggota Forkopimda dan jajaran daerah kabupaten dan kota," ungkapnya.
Dia berharap dengan pemimpin yang baru bisa menjadi harapan dan semakin dirasakan manfaatnya bagi masyarakat NTT, jadilah agen tranformasi.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Provinsi NTT, Ayodhia Kalake mengatakan, berdasarkan rilis BPS NTT pada tanggal 5 Februari 2024, pertumbuhan ekonomi NTT triwulan IV-2023 sebesar 4,14 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 year-on-year (YoY).
Secara keseluruhan perekonomian NTT tumbuh sebesar 3,52% kumulatif to kumulatif pada tahun 2023. Struktur Ekonomi NTT pada tahun 2023 masih didominasi oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan dengan kontribusi sebesar 29,32 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran masih didominasi pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 67,48 persen.
Sementara itu, inflasi gabungan 5 kota IHK (tambahan Kabupaten TTS dan Ngada) di Provinsi NTT per Januari 2024 tercatat sebesar 2,70% YoY, sedikit di atas rata-rata nasional akan tetapi masih tetap berada dalam rentang sasaran inflasi nasional 2,5±1% (yoy).
"Saya berharap Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik provinsi maupun kabupaten dan kota se-NTT terus melakukan upaya 4K yaitu Ketersediaan Stok, Kelancaran Distribusi, Keterjangkauan Harga dan Komunikasi yang Efektif untuk memastikan ketersediaan barang-barang kebutuhan pokok masyarakat dengan harga yang terjangkau," pintanya.
Dikatakan, saat ini sebagian besar wilayah di NTT telah memasuki musim penghujan, diharapkan instansi teknis dapat berkolaborasi agar memfasilitasi masyarakat untuk mulai menanam berbagai tanaman komoditas pertanian sehingga ketersedian komoditas-komoditas tersebut tetap terjaga di pasar.
Pada pertengahan Desember 2023 juga telah dilakukan Penyerahan DIPA dan Transfer Ke Daerah (TKD) Tahun 2024, yang nilainya mencapai mencapai Rp 37,98 triliun atau mengalami kenaikan 9,6 persen dibandingkan alokasi tahun 2023 sebesar Rp 34,65 triliun.
Alokasi dana APBN maupun APBD tersebut hendaknya dapat dioptimalkan untuk turut mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan pencapaian prioritas nasional untuk menghilangkan kemiskinan ekstrem, menurunkan prevalensi stunting, dan mengendalikan inflasi di daerah ini.
"Saya juga mengharapkan dukungan dari kita semua untuk mendorong peningkatan nilai dan besaran investasi di daerah ini. Kita punya banyak komoditas potensial di bidang pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan, pariwisata, energi baru terbarukan dan berbagai potensi sumber daya alam lainnya yang dapat menjadi daya tarik bagi investor," ungkapnya.
Selama ini, lanjutnya, pertumbuhan ekonomi NTT banyak ditopang oleh konsumsi, baik itu konsumsi rumah tangga maupun konsumsi pemerintah melalui APBD maupun APBN. Hadirnya investasi akan membuka lapangan kerja sekaligus dapat mendorong peningkatan PDRB NTT yang pada hilirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
Dia mengaku, tetap berharap dukungan dan Kontribusi Bank Indonesia dalam memajukan perekonomian NTT di bidang moneter dan fiskal. Dengan penguatan peran melalui Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang pengembangan dan penguatan sektor keuangan, Bank Indonesia berkontribusi strategis dalam menjaga inflasi dalam rentang sasarannya, percepatan transaksi perdagangan melalui alat pembayaran tunai dan non-tunai, hingga pengembangan UMKM.
"Peran BI Perwakilan NTT yang signifikan selama ini tentunya harus dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi terutama dalam bidang Peningkatan sumberdaya manusia anak-anak NTT melalu bantuan pendidikan (Beasiswa), pelatihan dan pemberdayaan masyarakat, dukungan permodalan, pelatihan keuangan mikro skala rumah tangga, penambahan jumlah desa binaan dan kebun produktif serta program infrastruktur air," tandasnya. (thi)