Back-to-Back Kontroversial Qatar

  • Bagikan
NET BINTANG. Selain menentukan kemenangan Qatar melalui Hattricknya, Akra, Afis juga terpilih sebagai top Scorer dan pemain terbaik Piala Asia 2023 Qatar.

LUSAIL,TIMEX.FAJAR.CO.ID – Tradisi tuan rumah berjaya di Piala Asia sukses dipertahankan Qatar. Pada laga final kemarin (11/2) dini hari, tim asuhan Bartolome ”Tintin” Marquez itu mengalahkan Jordania 3-1 untuk back-to-back juara setelah berjaya pada edisi 2019. Qatar jadi tim kelima yang sukses back-to-back juara.

Keberhasilan pada laga yang dimainkan di Lusail Stadium, Lusail, itu membuat Qatar kini mengoleksi dua gelar. Mereka menyamai raihan salah satu raksasa Asia Korea Selatan. Uniknya, dua gelar Korsel didapatkan juga dengan back-to-back pada edisi 1956 dan 1960. Pada 1960 mereka juga bertindak sebagai tuan rumah.

Alhasil, kini tercatat ada delapan laga final yang dimenangi tuan rumah. Sebelumnya terjadi pada 2015 oleh Australia, 1992 (Jepang), 1980 (Kuwait), 1976 (Iran), 1968 (Iran), 1964 (Israel), dan 1960 (Korsel). Sementara ada dua edisi ketika tuan rumah jadi runner-up, yakni pada 2004 (Tiongkok) dan 1996 (Uni Emirat Arab).

”Aku baru melatih tim ini hanya sebulan sebelum Piala Asia dimulai. Yang terpenting, aku mengenal baik para pemain dan mereka berhasil memahami taktikku, kemudian menerapkannya dengan baik di pertandingan," papar Tintin Marquez seperti dikutip AP.

Meski monumental, kesuksesan The Maroons –julukan timnas Qatar– kemarin diwarnai kontroversi. Ya, tiga gol kemenangan mereka pada menit ke-22, 73, dan 90+5 tercipta melalui skema hadiah penalti. Striker Akram Afif yang jadi eksekutor sukses membukukan hat-trick.

Dari tayangan ulang penyebab penalti yang diberikan wasit asal Tiongkok Ma Ning, semuanya memang murni pelanggaran. Bahkan, di hadiah penalti kedua dan ketiga, VAR (video assistant referee) sempat digunakan. ”Dua penalti terakhir mereka merusak semuanya," cetus pelatih Jordania Hussein Ammouta sembari merujuk gol penyama kedudukan timnya melalui Yazan Al-Naimat pada menit ke-67 sebagaimana dilansir ESPN.

Tapi, setidaknya kubu Jordania pulang dengan kepala tegak. Capaian mereka pada edisi kali ini sudah melebihi ekspektasi banyak pihak. Datang sebagai tim non unggulan, Jordania bahkan mampu melibas dua favorit juara Iraq dan Korea Selatan dalam perjalanan ke partai puncak. (io/c9/ady)

  • Bagikan

Exit mobile version