KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Perhelatan pemungutan suara 14 Februari mendatang tidak saja menjadi perhatian penyelenggara pemilu, maupun stakeholder terkait. Tetapi, juga menjadi perhatian para tokoh agama.
Perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi NTT, Abas Kasim menyampaikan, agar penyelenggara khususnya KPU untuk berkoordinasi dengan BMKG terkait kondisi hujan di NTT.
"Sekarang musim hujan, segera koordinasi dengan BMKG. Ini terkait dengan pembuatan TPS, tolong agar tempatnya diperhatikan sehingga tidak terjadi kerusakan surat suara dan segala macam," terang Abas, Minggu (11/2) di Kupang.
Abas pun juga berharap agar ada koordinasi kotak suara, sebab anggota KPU Provinsi baru saja terpilih, sehingga Abas meminta ada koordinasi yang kuat dengan Bawaslu. Sementara itu, dia juga menyinggung perihal pelatihan KPPS, sebab KPPS yang berhadapan langsung di TPS.
"Disana salah, rusak semuanya. Tolong pelatihan kepada KPPS harus dimaksimalkan, kemudian diberi penekanan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh," tegasnya.
Misalnya, bagaimana mengelola surat suara yang tidak terpakai. Selain itu, penekanan kepada KPPS agar tidak menerima suap. Apalagi ketika pembacaan surat suara, harus benar-benar ditunjukkan kepada para saksi.
Sementara itu, Ketua Majelis Agama Buddha NTT, Indra Efendi menegaskan, meskipun sudah masuk masa tenang, namun harus tetap ditegaskan bahwa tempat agama tidak boleh dijadikan tempat kampanye.
"Tokoh agama yang ceramah pun tidak boleh meng-endorse calon apapun. Karena kami berusaha bersikap netral. Biarkan para umat memilih sesuai hati dan keyakinannya sendiri," ujar Efendi. (cr1/rum)