MILAN,TIMEX.FAJAR.CO.ID – Milanisti boleh kecewa ketika AC Milan gagal lolos ke fase knockout Liga Champions dan terdegradasi ke Liga Europa. Tetapi, bagi striker Luka Jovic, kembali merasakan kasta kedua ajang antarklub Benua Biru itu adalah nostalgia menyenangkan.
Ya, striker Serbia tersebut pernah ditakuti pada musim 2018–2019 ketika berkostum Eintracht Frankfurt. Kala itu, dia mencetak 10 gol dari 14 laga di Liga Europa dan melangkah hingga semifinal. Kuantitas gol Jovic di Liga Europa saat itu hanya terpaut satu gol dari top scorer Olivier Giroud. Uniknya, Giroud jadi rekan setimnya di ACM saat ini.
Liga Europa kala itu jadi partisipasi pemungkas Jovic sebelum musim ini. Tak berlebihan jika dia bakal termotivasi untuk tancap gas pada first leg playoff knockout dini hari nanti melawan Stade Rennais (siaran langsung SCTV/Vidio pukul 03.00 WIB).
Apalagi, performanya bersama Rossoneri saat ini cukup stabil sebagai striker pelapis Giroud. Jovic mengemas 7 gol dan 1 umpan gol dari 20 laga di semua ajang. Dia juga berkesempatan menjadi pemain ACM yang mencetak gol di semua ajang musim ini selain wide attacker Rafael Leao.
’’Tahun 2024 menjadi awal yang bagus buatku. Tentu saja aku ingin tren ini berlanjut karena aku selalu bekerja keras untuk berada di kondisi terbaik agar membantu tim,’’ papar Jovic dilansir La Gazzetta dello Sport merujuk 4 dari 7 golnya musim ini yang terjadi di 2024.
Tetapi, yang memotivasi striker 26 tahun tersebut untuk terus on fire bukan sekadar ACM main di Liga Europa. Melainkan juga mengembalikan predikat sebagai striker hebat yang menguap pasca memutuskan hengkang dari Eintracht ke Real Madrid musim 2019–2020. Sebab, selama berkostum Real, dia hanya mencetak 5 gol dan 3 umpan gol dari 51 laga.
Apalagi, banderolnya kala itu cukup tinggi di angka EUR 60 juta (Rp 1 triliun). Jovic bahkan sempat dikembalikan ke Eintracht dengan status pinjaman pada musim 2020–2021. Tetapi, dia gagal mengulang produktivitas hebatnya di dua musim sebelumnya karena hanya 4 gol dan 1 umpan gol dari 23 laga.
Setelah itu, karier Jovic bak terjun bebas. Tetapi, peluang berkarier di Italia perlahan tapi pasti mengembalikan ketajamannya. Dimulai dengan ke Fiorentina musim lalu dengan status bebas transfer. Bersama La Viola, dia mengemas 13 gol dan 3 umpan gol dari 50 laga.
Musim ini, dia dilepas secara pinjaman ke ACM. Tetapi, dalam klausul kontraknya bersama ACM, dia bisa berada di rival sekota Inter Milan itu hingga 2027 dengan status pinjaman melalui kontrak yang diperbarui per musimnya. Klausul tersebut menguntungkan ACM karena mereka tidak perlu mengeluarkan banyak dana untuk mendapatkan kontribusi maksimal Jovic.
’’Jovic pemain penting. Dia bisa menjadi pembeda meski tidak banyak dipercaya (jadi starter, Red). Tetapi, dia berhasil memaksimalkan waktu bermain yang sedikit itu dengan kontribusi bagus,’’ ujar allenatore ACM Stefano Pioli dikutip Football Italia. (io/c17/ady/jpg/rum)