Hujan, Banyak Genangan Air di Badan Jalan
KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Masalah genangan air ketika turun hujan di wilayah Kota Kupang sudah menjadi hal biasa. Ini karena tata ruang dan konstruksi jalan yang tidak diperhatikan dengan baik.
Akibatnya, ketika turun hujan, maka genangan air di badan jalan hampir tersebar merata di semua titik jalan di wilayah Kota Kupang. Sehingga, banyak pengguna jalan yang justru menjadikan trotoar sebagai jalan alternatif ketika melintas di titik jalan yang terdapat genangan air.
Dari pantauaan Timor Express, di ruas Jalan Frans Seda atau tepatnya di depan kantor DPD I Golkar NTT terdapat satu titik genangan air. Genangan air setinggi hampir 30 centimeter terjadi Kamis pagi (22/2). Untuk kendaraan roda enam dan empat ada yang terpaksa menerobos genangan air tersebut. Sementara ada juga yang memilih melintas di Jalan Perintis Kemerdekaan.
Genangan air juga terjadi di depan rumah jabatan (Rujab) Wali Kota Kupang tepatnya di Jalan Kartini II hingga ke pertigaan jalan Veteran atau depan Lippo Plaza Kupang. Pengguna kendaraan roda dua yang ingin melintas terpaksa melewati trotoar
Kalau pun harus menerobos genangan air, pengguna kendaraan harus ekstra hati-hati. Genangan lain juga terlihat di sekitar Kelurahan Kayu Putih. Di beberapa gang-gang juga terjadi kondisi serupa.
Menanggapi hal tersebut, Plt Kepala Dinas PUPR Kota Kupang, Maxi Dethan mengaku, tahun ini pihaknya akan membangun beberapa sumur resapan di sejumlah wilayah di Kota Kupang.
"Di tahun anggaran 2024 ini akan di bangun beberapa sumur resapan yang tersebar di Kota Kupang," kata Maxi, Kamis siang (22/2).
Sementara itu, Sekretaris Lurah Kelapa Lima, Origenes Benyamin menyebut pihaknya sudah melaporkan masalah ini (genangan air) ke pihak berwenang. Selain secara lisan, kelurahan juga melayangkan surat tertulis ke instansi terkait guna mengatasi masalah ini.
Menurut Benyamin, kelurahan tidak punya wewenang lebih untuk mengatasi masalah ini. Ia menyebut, kelurahan hanya bisa mengusulkan masalah ini ke pemerintah di tingkat atas.
"Kita sudah bersurat ke dinas terkait. Surat itu kita sudah layangkan sekira 8 kali," katanya.
Surat yang disampaikan itu, katanya, beberapa tempat seperti di dekat taman Tagepe dan pada akhirnya dibangun sumur resapan. Benyamin mengaku, hasil penyampaian itu memang ada beberapa tempat yang sudah dikerjakan Dinas PUPR.
Benyamin juga meminta agar dinas teknis bisa memperhatikan hal ini. Sebab, akses jalan akan ikut membantu kelancaran aktivitas warga. Di sisi lain, kelurahan juga akan memasifkan gerakan membersih sampah di sekitar titik genangan.
Meylinda Nenobais, 30, salah satu warga di Kelapa Lima menyebut, ada benerapa titik yang sering terjadi genangan. Dia yang keseharian melintas di daerah itu mendapati kondisi tersebut, saat musim hujan.
Bila hujan lebat, ruas jalur yang cukup ramai itu akan terjadi genangan. Sekalipun jalan itu dalam kondisi baik, namun genangan sering terjadi. Akibatnya, akan sangat menggangu pengendara saat melintas.
"Kalau mengganggu sudah pasti mengganggu. Otomatis kita kalau lewat situ harus hati-hati," sebut dia.
Sehingga, ia berharap salah satu jalan alternatif itu bisa diperbaiki agar pengguna tidak terhambat dalam beraktivitas.
Terpisah, Kepala Stasiun Meteorologi Kupang Sti Nenot'ek mengatakan saat ini terdapat daerah tekanan rendah (Ex-TC Lincoln) di Australia bagian utara bergerak ke arah Barat, sehingga beberapa wilayah di NTT masih mengalami peningkatan pertumbuhan awan dan curah hujan.
"Gelombang Equatorial Rosby diprakirakan akan aktif di sekitar wilayah NTT pada tanggal 24 Februari 2024. Peningkatan curah hujan dengan intensitas sedang-lebat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat diprakirakan akan terjadi mulai tanggal 24 Februari 2024," ujarnya.
Warga diminta waspada akan potensi dampak hujan dan angin kencang berdurasi singkat yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, jalanan licin, rusaknya atap bangunan dan fasilitas umum lainnya.
Khusus untuk daerah bertopografi curam atau tebing patut waspada akan potensi longsor dan banjir bandang pada saat terjadi hujan dengan durasi yang panjang. (cr5/gat)