Minta Kembalikan Uang dari Kader Pustu
OELAMASI, TIMEX.FAJAR.CO.ID – Kepala Puskesmas Pembantu (Pustu) Desa Oebelo, Ruth Pasaribu diduga menjadi tim sukses salah satu oknum calon legislatif (caleg) DPRD Kabupaten Kupang. Ruth Pasaribu memberikan uang kepada salah satu kader pustu untuk memilih oknum caleg DPRD Kabupaten Kupang dapil 1 dari PBB.
“Iya, betul, ibu Kapustu (Ruth Pasaribu, red) ada kasih Rp 200 ribu. Itu uang suruh coblos caleg dari PBB. Ibu serahkan uang tanggal 12 Februari. Tapi beta sudah lupa jam. Omong bilang ini Kaka Eka ambil uang, jadi beta terima uang. Pas beta mau pulang ibu masih sempat pesan, ingat e Kaka Eka, foto. Tapi beta dalam hati berat juga terima itu uang. Karena posisi beta memilih sesuai hati nurani. Beta terima uangnya tapi dalam hati berat juga. Terus beta jawab ibu bilang sonde bisa foto atau bisa beta kurang tau karena berapa tahun lalu pemilu begitu sonde bisa bawa HP ko foto. Beta hanya jawab begitu sa ko pulang rumah,” jelas Eka Prasisti, kader Pustu Oebelo kepada wartawan di kediamannya, Senin (26/2).
Eka menjelaskan, Jumat (23/2) tiba-tiba Ruth telepon dia dan menanyakan mengenai suara di TPS 06 Desa Oebelo tempat Eko mencoblos. Ruth mengatakan, kalau di TPS 06 tidak ada suara untuk oknum caleg dan meminta agar Eka mengembalikan uang Rp 200.000 yang telah diberikannya.
“Terus ibu (Ruth) bilang, Kaka Eka, suara di TPS 06 sonde ada. Jadi beta bilang, beta coblos ibu. Kalau soal suara ada atau sonde ada beta sonde tau. Jadi ibu bilang na kalau bisa kasih kembali uang sa ko. Jadi beta bilang iya, nanti sebentar baru beta antar sa ibu karena beta masih sibuk di rumah. Jadi dia bilang na antar sa, ibu ada di pustu,” cerita Eka.
Dalam keadaan takut, sebelum mengantar uang yang diberikan Ruth, Eka masih sempat berkomunikasi lewat chat dengan Ruth. Eka masih meminta agar Ruth mengecek suara di TPS 06 karena Eka mencoblos oknum caleg yang diminta Ruth.
“Jadi beta karena sudah takut, beta kasi tau bilang ibu, tolong ibu cek ulang di TPS 06 karena memang beta coblos. Dan kalau mau ambil kembali uang juga uang beta sudah pakai. Dan kalau bisa beta ketemu langsung itu orang sa ko beta omong dengan dia. Kalau uang beta sudah pakai supaya ibu jangan dapat marah,” jelasnya.
Eka mengatakan, setelah berkomunikasi lewat chat WA, Ruth malah meminta Eka untuk mengirim C1 Hasil dari TPS 06, karena C1 itu akan dikirim ke kepala puskesmas.
“Tiba-tiba mamatua (Ruth) kirim datang bilang C1 karena mau kirim kasih mama kapus. Dia sampai bahas tentang beta punya kerja sebagai kader. Bilang mau pecat beta dari kader kalau beta sonde kasih kembali uang. Beta bilang, ibu mau kasih barenti beta, beta terima. Dan untuk kasih kembali uang beta kasih kembali. Dia bilang nggak usah, beta sudah ditolong. Dia bilang begitu,” jelasnya.
Eka mengaku, setelah itu ia ke pustu untuk mengembalikan uang kepada Ruth, namun Ruth tidak mau menerima dengan alasan tidak memberikan uang kepada Eka.
“Beta pi pustu untuk kasih kembali uang. Beta sampai di sana beta bilang selamat pagi ibu, mau kasih kembali uang. Tapi ibu sonde mau terima dengan alasan dia sonde kasih beta uang. Tapi sebelum itu beta angkat HP untuk mau foto supaya ada bukti beta sudah kasih kembali uang. Dia bilang begini, mau rekam? Beta bilang sonde rekam, cuma mau foto. Jadi dia sonde mau, dia bilang beta sonde pernah kasih Kaka Eka uang. Jadi kitong dua su bahas sampe kader. Saat itu kasih uang, dia buang uang,” ujar Eka.
Sementara, Kepala Pustu Oebelo, Ruth Pasaribu yang dikonfirmasi di ruang kerjanya, Senin kemarin mengaku, Eka datang mengembalikan uang sebesar Rp 200.000. “Uang kalau nggak salah Rp 200 ribu. Saya juga tidak tahu,” jelasnya.
Ditanya uang yang dikembalikan Eka itu adalah uang yang diberikan kepada Eka untuk memilih oknum caleg tertentu, Ruth membantahnya.
“Itu tidak ada. Saya tidak pernah. Saya juga tidak tahu. Dia (Eka, red) bilang ibu terima uang ini ko saya foto. Nah, kata terima uang ko saya foto, saya tidak pernah kasih uang di dia,” kata Ruth.
Ditanya mengenai permintaan C1 kepada Eka untuk dikirim ke kapus, Ruth kembali membantahnya. “Sonde, saya tidak minta C1,” ujarnya.
Namun ketika ditanya lagi apakah Ruth tidak pernah meminta C1, ia mengaku pernah memintanya ke salah satu warga bernama bapak Daud. “Ada di bapak Daud. Waktu kitong ada kerja sama-sama C1. Saya tidak ada pernah. Kalau minta langsung saya ada. Saya tidak pungkiri itu. Itu di bapak mantan desa. Kalau minta langsung ada, tapi kalau untuk itu tidak ada. Saya kan juga anggota KPPS, jadi kita ada duduk-duduk untuk pembetulan C1 Salinan. Karena saya kerja di TPS 08. Termasuk yang di TPS 15 saya juga ada minta untuk lihat. Karena kita mau cocokan,” jelasnya.
Ditanya mengenai ancaman terhadp Eka untuk memberhentikannya sebagai kader pustu, Ruth mengaku, untuk urusan kader itu tanggung jawab kepala desa.
“Saya sonde ada pecat. Saya ini bidan, tidak ada wewenang untuk pecat kader. Itu wewenang bapak desa,” jelasnya sambil meminta maaf atas peristiwa tidak mengenakan atas diri salah seorang wartawan saat hendak mengkonfirmasi masalah tersebut hari sebelumnya.
“Kalau memang terintimidasi karena rampas HP, saya minta maaf karena saya memang banyak pekerjaan disini. Kaka Meli sudah keluar lalu kembali lagi rekam-rekam saya, itu yang saya langsung ambil HP,” jelas Ruth.
Terpisah, Kepala Desa Oebelo, Marten Halla yang dikonfirmasi di ruang kerjanya mengenai informasi akan memecat kader pustu menjelaskan, tidak mungkin langsung memberhentikan kader tanpa sebab.
“Mau memberhentikan seseorang dari tugas dan tanggung jawab itu, dilihat dari regulasi bagaimana atau evaluasi kinerjanya bagaimana. Tetapi terkait dengan itu, sampai hari ini tidak ada laporan,” ujarnya.
Marten menjelaskan, jika ada laporan, pihaknya mengikuti musyawarah dan hasil rapat. Bukan langsung memberhentikan. Dalam musyawarah itu, mengevaluasi mengenai pelayanan. (ays)