KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Pendidikan demokrasi tidak saja sebatas pemaparan materi di kelas oleh guru, melainkan langsung pada prakteknya. Hal itu yang dilakukan oleh SMA Katolik Giovanni Kupang ketika menggelar Debat antar calon Ketua dan Wakil Ketua Osis Periode 2024-2025, Selasa (27/2).
Debat merupakan salah satu tahapan yang digunakan agar para siswa dapat mengerti apa saja visi misi dan capaian program yang akan diraih oleh para kandidat Osis. Debat tersebut juga dikombinasikan dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang bertema "Suara Demokrasi".
Kepala Sekolah SMAK Giovanni Kupang, Romo Stefanus Mau melalui Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Anselmus Abi mengatakan, melalui tahapan ini, diharapkan siswa dapat belajar bagaimana berdemokrasi yang baik dan benar.
Apalagi, kata dia, dikombinasikan dengan P5, diharapkan ada penguatan karakter siswa yakni, siswa dapat saling menghargai pendapat orang lain, berani mengemukakan pendapat dengan cara yang elegan dan sopan, dan sadar bahwa setiap individu memiliki hak untuk memilih dan dipilih.
"Jadi lewat sini anak bisa belajar soal demokrasi, juga ada perbaikan penguatan karakter, belajar berdemokrasi itu yang diukur perilaku-perilaku, seperti saling menghargai, menghormati, adanya forum musyawarah mufakat, saling mengemukakan pendapat," sebut Anselmus.
Lanjutnya, dalam pemilihan Osis ini, siswa sudah disiapkan mulai dari pendaftaran, penyaringan, pemaparan visi dan misi, hingga debat yang berlangsung di hadapan seluruh warga sekolah.
Selain itu, Ansel menjelaskan, proses pemilihan nanti akan menganut seperti pemilihan umum yang digelar pemerintah, yakni akan ada Kelompok Penyelenggara Pemilihan Osis (KPPO) di setiap kelas.
"Jadi kita anut juga seperti pemilu 14 Februari kemarin, ada KPPO, juga ada kotak suara, surat suara. Jadi besok (hari ini) akan menyiapkan TPS di kelas masing-masing," sebutnya.
Untuk Daftar Pemilih Tetap (DPT) adalah seluruh warga sekolah, yakni guru, siswa dan pegawai sekolah.
"Waktunya 19 Februari sampai 2 Maret sampai pelantikan, kira-kira itu waktunya," katanya.
Sementara itu, dalam proses debat yang berlangsung, terdiri dari tiga pasangan calon (paslon) Ketua dan Wakil Ketua yakni, Paslon 01 Kristoforus Tendi Vantura dan Maria Gemma G.O Beribe, Paslon 02 Shania Etlin Firdaus dan Anggeline P. Alexandra Meomanu, dan Paslon 03 Kesya C. Panie dan Michael T. Xavier.
Dalam sesi debat, tiap paslon mendapatkan pertanyaan yang berbeda-beda. Paslon 01 menegaskan, sebagai pemimpin harus mengutamakan kepentingan bersama, misalnya dalam pengambilan keputusan.
"Tidak bisa semena-mena saja, dia harus mengadakan musyawarah mufakat untuk bisa menemukan solusi, sehingga pengambilan keputusan tidak berdasarkan kehendaknya sendiri," tegas Paslon 01.
Untuk Paslon 02 menegaskan, pendidikan demokrasi sangat penting dan harus terus dibangun. Sebab, dengan berdemokrasi, siswa dapat belajar untuk memilih pemimpin yang tepat. Disisi lain, siswa juga bisa ikut memberikan hak suaranya dalam menentukan pemimpin.
Karena itu, lanjutnya, siswa perlu diedukasi terkait demokrasi. Sebab, melalui demokrasi, siswa dapat belajar menghargai pendapat orang lain maupun membangun sikap toleransi.
Untuk Paslon 03 menegaskan, sekolah harus membangun ekosistem yang ramah anak. Menurutnya, proses pembelajaran harus diwujudkan dengan hukum kasih.
"Mewujudkan peserta didik yang tertib dengan kasih, cara menegur melalui pendekatan kasih. Kampanye ramah anak juga perlu bukan saja guru terhadap siswa, tetapi siswa terhadap guru," tutupnya. (Cr1)