Rp 900 Juta untuk Bangun Bronjong di Oebufu

  • Bagikan
IST LONGSOR. Lurah Oebufu, Zet Batmalo bersama beberapa warga memantau kondisi tanah longsor di wilayah RT 14/RW 03, Kelurahan Oebufu beberapa waktu lalu

KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Bencana tanah longsor di wilayah RT 14/RW 03, Kelurahan Oebufu, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang akhirnya ditangani dengan rencana pembangunan bronjong pengaman longsor. Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang telah mengalokasikan anggaran senilai Rp 900 juta lebih untuk pekerjaan tersebut.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Kupang, Maxi Dethan menjelaskan, untuk kegiatan pembangunan bronjong di Kelurahan Oebufu, saat ini masih dalam proses perencanaan.

"Dipastikan, proyek itu akan mulai ditenderkan pada awal Maret ini, agar pekerjaan segera dimulai," katanya saat diwawancarai di ruang kerjanya, Jumat (1/3).

Maxi mengatakan, dengan kondisi tanah yang ada di wilayah tersebut, konsultan sudah turun langsung untuk melakukan perhitungan dan perencanaan. Tujuannya agar pembangunan bronjong nantinya bisa bermanfaat dan bertahan lama.

"Jadi, produk perencaan yang akan diserahkan ke Dinas PUPR tentunya sesuai dengan spesifikasi teknis di lapangan," tambahnya.

Dia mencontohkan, perbaikan jalan amblas di Jalan Taebenu yang menghubungkan antara Kelurahan Oebufu dan Kelurahan Naimata, setelah pembangunan selesai teryata terjadi penurunan tanah dan berdampak pada kondisi aspal jalan yang ikut menurun.

"Karena kondisi tanah yang turun itu maka tentunya perlu ada perencanaan ulang, tetapi belum dianggarkan di tahun anggaran ini. Tentunya harus ada penahan agar tanah di area tersebut tidak merusak jalan," tambahnya.

Terpisah, Ketua Komisi III Kota Kupang, Adrianus Talli mengungkapkan keprihatinannya terkait longsor yang terjadi di sekitar sungai di Kelurahan Oebufu. Menurutnya, penanganan yang cepat diperlukan untuk mencegah meluasnya daerah longsor yang dapat berdampak serius pada infrastruktur jalan dan rumah warga di sekitarnya.

"Proses penanganan dan pembangunan harus melibatkan kajian dan survei teknik yang komprehensif. Hal ini diperlukan agar dapat merumuskan konsep perencanaan penanganan yang baik dan terukur, serta mengetahui anggaran yang dibutuhkan untuk pelaksanaannya," tandas Adrianus

Dalam konteks anggaran, Adrianus berharap agar dana sebesar Rp 900 juta yang telah disiapkan itu merupakan bagian dari perencanaan yang matang. Ia menekankan pentingnya tidak hanya menggunakan anggaran tersebut untuk pembangunan bronjong, tapi juga untuk mendukung survei dan perencanaan menyeluruh guna memastikan keberhasilan penanganan longsor.

"Jika pembangunan dilakukan tanpa didukung oleh kajian dan perencanaan yang matang, risiko pembangunan tersebut tidak membawa manfaat signifikan dalam upaya penanganan longsor," tambahnya

Adrianus Talli juga berharap agar langkah-langkah yang diambil dapat memberikan solusi efektif dan berkelanjutan terhadap masalah longsor di Kelurahan Oebufu. (cr3/thi/gat)

  • Bagikan