KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Program makan siang gratis kembali diterapkan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 11 Kota Kupang. Makan siang gratis ini diluncurkan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), NTT Linus Lusi, Senin (4/11).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepsek SMAN 11 Kota Kupang, Marselina Juliana Pandie di sela peluncuran program makan siang gratis tersebut mengungkapkan, alasan diterapkannya program makan siang gratis tersebut karena 85 persen orang tua pelajar berprofesi sebagai petani. Sedangkan, 15 persen lainnya berprofesi sebagai pegawai dan profesi lainnya.
Selain sebagaimana besar pelajar berlatar belakang dari keluarga petani, maka sering sekali siswa pingsan saat apel pagi. Ini karena para siswa tersebut tidak mendapat sarapan pagi di rumah.
“Siswa-siswi kami orang tuanya adalah petani dan sedikit sekali yang PNS. Sementara yang lain tinggal dengan pengampu,” ujarnya.
Kondisi ini menyebabkan para siswa sering pingsan saat apel pagi. Setelah dilarikan ke Puskesmas, ternyata didiagnosa perut para siswa tersebut kosong karena tidak mendapat sarapan. Ia mengisahkan, lewat pertemuan dengan dewan guru dan hasil konsultasi dengan pihak dinas diperoleh untuk menerapkan program tersebut guna menyelamatkan generasi bangsa.
“Lewat pemerintah, kita bisa selamatkan generasi muda ini. Saya ingin anak-anak kami mendapat makanan seperti anak-anak lainnya di tempat lain,” katanya.
Dikatakan, gizi siswanya juga sangat kurang. Hal ini menyebabkan ingatan siswa juga sangat kurang dalam mengingat kembali setiap pelajaran yang diperoleh dari para guru.
“Programnya kami konsultasikan ke dinas dan disetujui. Kami tidak memberikan makanan (nasi) tapi kami memberikan kacang hijau dengan harapan bisa membantu peserta didik, membantu orang-orang yang kekurangan,” tuturnya.
Ditegaskan bahwa pelajar adalah tiang-tiang penerus bangsa ini yang harus dirawat.
“Kami memang terbatas secara fisik tapi semangat belajar tak kunjung surut,” pungkasnya.
Kepala Disdikbud NTT, Linus Lusi juga memberikan dukungan penuh kepada pihak sekolah dan siswa untuk terus belajar meraih seluruh cita-citanya. Ia mengaku, kunjungannya itu bukan yang pertama kali. Sebelumnya ia mengunjungi sekolah tersebut ketika sekolah itu belum memiliki pagar namun kunjungan berikutnya sudah memiliki perkembangan yang luar biasa.
“Meski sekolah ini minimalis, namun bukan berarti tidak bisa terbang dan bersaing dengan anak-anak di sekolah lainnya di tengah kota,” ujarnya sembari memberikan motivasi kepada siswa.
Dengan penerapan program makan gratis, pihak sekolah melakukan lompatan yang luar biasa karena belum di pikirkan pemerintah pusat, SMAN 11 Kota Kupang sudah melakukannya.
“Kota Kupang ini kita melakukan dari pinggiran kota. Sehingga bisa belajar dengan baik karena kalau perut kosong maka belajar tidak berjalan baik,” sebutnya.
Ia menjelaskan, provinsi NTT sedang dilanda kemiskinan ekstrim dan penyumbang stunting sehingga membutuhkan kerja-kerja kolaborasi dari semua pihak. Dan pihak sekolah memiliki peranan strategis dalam menekan masalah ini.
“Pak penjabat Gubernur NTT menekankan agar kerja kolaborasi. Dan kita di lembaga pendidikan memulai dengan program makan siang gratis,” tambahnya.
Ia membeberkan bahwa sekolah menengah atas (SMA/SMK/SLB) di NTT sebanyak 1005 sekolah. Maka tradisi ini perlu dipertahankan agar menjadi rol model bagi sekolah lainnya.
“Tidak ada kegaduhan jika kemiskinan ekstrim dan stunting itu kita mulai lakukan dari sekolah. Kita makan kenyang lalu belajar dengan giat karena dunia akan melirik sehingga memperbaiki ekonomi keluarga kita,”
Dikatakan secara kultural dan budaya di Kota Kupang, program makan siang dimulai dari pinggiran kota yang nota Bene merupakan cikal bakal dari kota kupang ini.
“Langkah percepatan pembangunan harus dimulai dari lingkungan sekolah bukan dari tempat moke dan lain-lainnya. Dan hari ini, kita mulai dari Kolhua yang adalah tempat dimana orang-orang helong tempati,” pungkasnya. (cr6/gat)