KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Beberapa hari terakhir ini, wilayah Kota Kupang dilanda hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan dalam durasi waktu yang lama mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah kelurahan. Di Kelurahan Oesapa misalnya, puluhan rumah warga yang ada di pinggir pantai Oesapa terendam banjir rob.
"Ada 12 rumah yang terendam banjir ROB," kata Lurah Oesapa, Kiai Kia, Selasa (12/3).
Dikatakan Lurah Oesapa bahwa rumah warga yang terendam banjir ROB itu berada di pesisir Pantai. Warga terdampak banjir rob diminta agar mengungsi untuk sementara waktu ke tempat lebih aman. Sebab, kondisi cuaca ekstrem masih terjadi hingga beberapa hari ke depan.
"Selain rumah warga yang terendam banjir rob, perahu nelayan sebanyak empat unit rusak diterjang gelombang laut," jelasnya.
Sementara Mohammad Mansyur Doken, selaku Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nelayan Angsa Laut Kelurahan Oesapa menjelaskan, akibat banjir rob tersebutnmaka menggenangi hingga ke dalam rumah warga.
Rumah warga terdampak banjir rob ini tersebar di wilayah RT 31, 32, 33 dan RT 34. Jadi, katanya, terdapat puluhan rumah warga terendam. Untuk warga terdampak telah mengungsi ke tempat yang lebih aman. Sementara sejumlah barang elektronik rusak akibat terendam air termasuk perabotan rumah tangga lainnya.
"Nelayan juga mengalami kerugian karena kapal tenggelam. Kerugian satu kapal itu berkisar Rp 50 juta," ungkapnya.
Menurutnya, kondisi cuaca ekstrem yang masih terjadi ini berpotensi terjadi lagi banjir rob. Karena itu, warga yang tinggal di daerah pesisir diminta agar selalu waspada.
"Malam ini (malam tadi, Red) kami tidak berjaga-jaga agar ketika banjir rob kami langsung sampaikan kepada warga," pungkasnya.
Untuk diketahui, selain rumah warga yang terendam akibat banjir rob, sejumlah lapak jualan di lokasi pasar tradisional Oesapa juga rusak dihantam gelombang. Kemudian sejumlah bangunan cafe yang berjejer di Pantai Warna Oesapa juga tidak luput dari hantaman gelombang sehingga tersisa puing-puing kayu yang mengapung di laut dan terbawa gelombang ke tepi pantai.
Di Kelurahan Manutapen, Kecamatan Alak, Kota Kupang tepatnya di wilayah RT 30/RW 10 tertimbun tanah longsor, Senin (11/3). Beruntung tidak ada korban jiwa akibat bencana tanah lingsor tersebut dan hanya ada kerugian materil. Rumah warga yang tertimbun tanah longsor ini diketahui bernama Balsasar Fay, 58.
Rumah Balsasar Fay ternyata dibangun permanen, dengan posisi miringan menuju ke lokasi Kali Dendeng. Eleta Fay, selaku istri dari Balsasar Fay, saat ditemui Timor Express di lokasi rumahnya menjelaskan bahwa saat kejadian itu dirinya sementara berada di dalam rumah.
Sementara suaminya, Balsasar Fay sementara tidur di dalam kamar. Sedangkan Eleta bersama tiga orang anak lagi duduk menonton TV sambil mengupas jagung. Namun, tiba-tiba terjadi tanah longsor sekira pukul 21.30 Wita.
"Kami kaget dan trauma. Kami langsung lari keluar rumah dan berlindung di rumah tetangga untuk cari keselamatan," ungkapnya.
Saat berlari keluar dari dalam rumah, tiba-tiba ada batu besar yang menimpa jendela rumah dan mengenai tembok sehingga menjadi retak.
"Saya lari keluar dan teriak minta tolong. Saya berdoa kepada Tuhan lindungi dan jaga kami," jelasnya.
Akibat kejadian tanah longsor ini maka terjadi kerusakan pada kamar mandi dan jendela rumah serta tembok karena terjsdi keretakan.
Posisi rumah korban juga berhadapan dengan satu rumah warga lainnya. Dua rumah ini berada di dataran rendah. Sementara dua rumah lainnya berada di bagian atas dari rumah korban. Gumpalan tanah dari tembok penahan dari rumah tetangga yang berada dibagian atas dari rumah korban itulah yang roboh sehingga menimpa rumah korban.
Kejadian itu langsung dilaporkan ke pemerintah setempat dalam hal ini RT dan RW dan Tagana Dinas Sosial Provinsi NTT. Untuk mengantisipasi tanah longsor susulan, maka dari Tagana Dinas Sosial Provinsi NTT memberikan bantuan satu terpal untuk menutupi lokasi tanah longsor tersebut sehingga mencegah resapan air masuk dalam tanah yang menyebabkan tanah longsor.
Yusmina Tefi, 48, tetangga rumah korban Eleta Fay menjelaskan bahwa tembok penahan di samping rumahnya itu sudah mengalami keretakan sejak tanggal 27 Februari lalu. Awal mula terjadi tanah longsor itu saat Senin malam ketika turun hujan deras dalam waktu yang lama.
"Karena hujan deras itulah langsung tanah longsor sehingga kena rumah Eleta Fay, " ungkapnya.
Ketua RT 30/RW 10 Kelurahan Manutapen, Adriana Neno juga mengatakan bahwa setelah mendapatkan informasi dari masyarakat maka ia langsung turun ke lokasi dan melaporkan ke Grub WhatsApp Kelurahan Manutapen dan Tagana Dinas Sosial Provinsi NTT.
"Tagana berikan kami satu terpal, tapi satu terpal ini saja belum cukup. Seharusnya tiga terpal untuk tutup tanah agar tidak ada resapan air yang masuk sehingga terjadi longsor," ungkapnya.
Menurutnya, tanah yang berada di lokasi kejadian longsor ini berada kemiringan dan merupakan tanah numpang sehingga berpotensi terjadi tanah longsor ketika hujan deras dengan durasi waktu yang lama.
"Saya sudah imbau warga kalau hujan deras segera mengungsi ke rumah tetangga yang aman dari bencana longsor," tandasnya.
Dirinya berharap agar ada bantuan dari pemerintah ke korban bencana tanah longsor, seperti bahan makanan dan obat-obatan. Ketua RW 10 Kelurahan Manutapen, Samuel Benu menjelaskan, kejadian tanah longsor ini bukan kali pertama tapi sudah dua kali. Kejadian pertama itu tahun 2023.
"Harapan kami agar ada bantuan dari pemerintah untuk korban bencana tanah longsor," harapnya.
Dirinya juga mengimbau warga untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman. Saat ini ada empat rumah warga yang berpotensi terjadi tanah longsor. Karena itu warga yang tinggal dilokasi rawan longsor ini harus segera mengungsi sampai kondisi cuaca sudah kembali normal.
Yefta Utan dari Tagana Dinas Sosial Provinsi NTT, menjelaskan bahwa respon tanggap darurat yang diberikan kepada korban ini dengan memberikan bantuan terpal. Tujuannya untuk menutupi tanah agar tidak ada resapan air yang berpotensi terjadinya longsor.
"Lokasi ini rawan tanah longsor sehingga menjadi perhatian kami untuk melakukan kontrol setiap waktu saat terjadi hujan," ungkapnya.
Tumpukan tanah dari tembok penahan ini yang roboh lalu menimpa rumah korban. Karena itu, diharapkan kepada warga yang tinggal dilokasi rawan longsor ini harus segera mengungsi ke tempat yang lebih aman karena kondisi cuaca ekstrem ini masih terjadi. (r1/gat)