KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Cuaca ekstrem yang melanda sebagian besar wilayah NTT sejak 9 Maret 2024 menimbulkan sejumlah dampak serius. Hujan di beberapa wilayah menyebabkan timbulnya berbagai bencana seperti longsor, banjir, banjir bandang serta kerusakan fasilitas umum dan rumah warga.
Hingga Rabu (13/3) pukul 10.00, terdapat 20 kabupaten/kota se-NTT terdampak bencana cuaca ekstrem.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT, Ambrosius Kodo kepada Timor Express, Rabu (13/3) menyebut, total 20 kabupaten/kota yang mengalami dampak, masih bisa ditangani dengan baik oleh BPBD kabupaten/kota.
"Sejauh ini dampaknya masih bisa ditangani oleh BPBD kabupaten/kota dan kami BPBD provinsi juga siap sedia selalu," katanya.
Disamping itu, BPBD provinsi telah menyediakan buffer stock berupa 500 kg beras untuk 22 kabupaten/kota. Ambrosius menyebut, sudah ada beberapa kabupaten yang mengambil beras tersebut.
"Beberapa kabupaten sudah ambil, TTS, Kabupaten Kupang, Lembata dan beberapa juga sudah," katanya.
Ia mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dimasa cuaca seperti ini. Meskipun dikatakan sebagai bencana, namun perlu dimaknai bahwa hujan ekstrem ini adalah hujan berlimpah sangat membantu di masa kemarau yang akan datang.
"Ini hujan berlimpah, kita akan memasuki musim kemarau lebih cepat dari provinsi lain, jadi dengan hujan ini bisa menambah cadangan air tanah kita," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi V DPRD NTT, Yunus Takandewa mengatakan, Pemerintah Provinsi NTT dalam hal ini BPBD mesti melakukan monitoring secara detail terhadap dampak cuaca ekstrim saat ini.
Hal ini dilakukan agar daerah terdampak segera ditangani, pemasokan logistik bantuan, proses evakuasi dan tindakan lainnya.
"Dalam hal meringankan rantai kendali penanggulangan, perkuat koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota wilayah terdampak," ujar Yunus.
Menurutnya, peringatan siaga bencana harus ditingkatkan sosialisasinya agar semua pihak bisa melakukan gerakan mitigasi bencana secara baik. (cr1/ays)