INTER Milan dituntut menyelamatkan muka Italia di 16 besar Liga Champions dini hari tadi (14/3). Sebab, SS Lazio dan SSC Napoli sama-sama kandas. Kemarin (13/3), Napoli sebagai peraih scudetto Serie A harus mengakui keunggulan FC Barcelona. Pekan sebelumnya (6/3), Lazio dihentikan langkahnya oleh Bayern Munchen.
Kegagalan Lazio berdampak terhadap posisi Maurizio Sarri yang memutuskan mundur sebagai allenatore klub berjuluk Biancocelesti tersebut kemarin (13/3). Memang Lazio sudah gagal di Supercoppa Italiana (semifinal) dan masih menempati peringkat kesembilan di Serie A. Akan tetapi, Lazio masih memiliki peluang di Coppa Italia seiring Sarri mampu membawa Ciro Immobile dkk lolos ke semifinal dan akan menghadapi Juventus (3/4).
Terkait hal itu, Sarri sadar diri bahwa performa Lazio musim ini jauh mengalami penurunan dibandingkan musim lalu. Di Serie A musim lalu, Lazio sukses finis sebagai runner-up. Yang paling kentara dari turunnya performa Lazio adalah kalah beruntun dalam empat laga, tiga di antaranya dalam Serie A. ”Kami berterima kasih kepadanya (Sarri) atas kebersamaan selama tiga musim yang tidak mudah,” kata pemilik Lazio Claudio Lotito di laman resmi klub.
Sarri bersama Lazio boleh dibilang tidak terlalu sukses. Dari 137 laga, Mister 33 hanya mempersembahkan 65 kemenangan atau 47,45 persen. Persentase terburuk sejak dia menangani Empoli FC pada 2012–2015 dengan 39,39 persen.
”Kami mengumumkan bahwa Giovanni Martusciello akan menjadi karteker pelatih hingga akhir musim,” begitu bunyi pernyataan resmi Lazio dikutip ANSA.
Ketika Lazio kehilangan pelatih setelah kegagalan di 16 besar Liga Champions, Napoli malah sudah mengganti pelatih sebelum fase tersebut bergulir. Walter Mazzarri digantikan oleh Francesco Calzona. (io/c17/dns/jpg/rum)