TANJUNGPINANG,TIMEX.FAJAR.CO.ID – Pemerintah menargetkan penerbitan 10 juta sertifikasi halal tahun ini. Tetapi, realisasinya masih jauh dari target itu, yakni masih di angka 3 juta.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan saat ini memang masih di bawah target. Namun, pemerintah terus mendorong sertifikasi halal. Khususnya untuk kalangan UMKM yang jumlahnya sangat banyak. Bahkan, pelaku usaha kecil bisa memanfaatkan layanan self declare atau deklarasi mandiri.
’’Nanti kita cari kendalanya apa saja. Optimistis tercapai. Apalagi, infrastruktur birokrasi sudah terbangun’’ katanya di sela pembukaan Kepri Ramadan 2024 di Tanjungpinang kemarin (15/3).
Ma’ruf menekankan bahwa industri halal semakin dilirik oleh negara-negara di dunia meski bukan berbasis umat Islam. Contohnya, Korea Selatan. Negeri Ginseng itu menjalankan strategi pengembangan industri halal untuk dalam negeri dan ekspor sejak 2015.
’’Sampai saat ini, Korea Selatan bisa terus meningkatkan nilai ekspor produk halalnya,” tuturnya.
Sementara untuk di Indonesia, saat ini sudah ada masterplan industri halal Indonesia 2023–2029. Agenda besarnya antara lain peningkatan produktivitas dan daya saing. Kemudian, penguatan keuangan dan infrastruktur. Ketiga adalah penerapan serta penguatan kebijakan dan regulasi. Selanjutnya adalah penguatan kesadaran dan gaya hidup halal.
’’Salah satu kunci pengembangan industri halal ada pada terbangunnya ekosistem rantai nilai halal yang kuat dari hulu sampai hilir,’’ katanya.
Rantai nilai halal itu mencakup keseluruhan proses produk. Mulai produk diproduksi, disertifikasi, hingga didistribusikan. Kemudian, juga perlu menerapkan prinsip inklusif dan keberlanjutan secara konsisten. Sehingga, terbentuk kepercayaan konsumen serta integritas bisnis. (wan/c6/dio/thi)