KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Cuaca ekstrem yang melanda NTT termasuk Kota Kupang selama beberapa hari terakhir telah mengakibatkan sejumlah bencana alam. Mulai dari tanah longsor, banjir, banjir rob serta lainnya.
Hal ini, menjadi perhatian serius bagi warga dan pemerintah setempat dalam upaya penanggulangan dan pencegahan lebih lanjut akinat dampak yang ditimbulkan. Selain dampak bencana alam yang terjadi, cuaca ekstrem ini juga menyebabkan masalah tambahan.
Masalah tambahan itu berupa tumpukan sampah yang terbawa oleh banjir dari daratan ke lautan. Fenomena ini menjadi sorotan utama, karena tidak hanya mengganggu lingkungan pesisir, tapi juga berdampak pada ekosistem laut.
Menyikapi kondisi ini, Lurah Oesapa, Kiai Kia menekankan bahwa daerahnya seringkali menjadi tempat tujuan sampah-sampah dari daratan saat musim hujan. Hal ini, kata Kiai Kia, disebabkan oleh banjir yang membawa sampah menuju muara. Kondisi tersebut, kata dia, merugikan lingkungan pesisir dan ketersediaan sumber daya alam laut.
"Dampak dari sampah yang terbawa dari daratan tidak hanya dari daratan Oesapa, tetapi juga di daerah sekitarnya seperti Liliba, Naimata dan TDM. Sampah-sampah itu akhirnya dibawa ke laut sehingga kami di Oesapa sudah menjadi langganan sampah saat musim hujan," katanha kepada media ini saat diwawancarai, Jumat (15/3).
Meskipun telah dilakukan upaya pembersihan dengan melibatkan warga, Kiai Kia mengatakan masih terdapat kendala-kendala yang menghambat efektivitas penanganan sampah. Salah satunya adalah kurangnya sarana dan prasarana untuk pengangkutan sampah, serta minimnya tenaga kerja yang tersedia.
Ia menegaskan, upaya pembersihan sampah dilakukan oleh beberapa komunitas peduli lingkungan. Namun, masih terbatas dan tidak cukup efektif mengingat volume sampah yang sangat besar. Sarana dan prasarana pengangkutan sampah juga terbatas dan tidak mampu menampung volume sampah yang ada saat ini.
"Kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan sekitar lokasi UMKM pantai warna dan pasar Oesapa juga menjadi faktor yang mempengaruhi kondisi lingkungan. Di mana, pembuangan sampah sembarangan masih sering terjadi meskipun telah ada upaya penyuluhan," tandasnya
Keberadaan komunitas-komunitas peduli lingkungan, kata Kiai Kia, memberikan harapan baru dalam penanganan sampah di wilayah tersebut. Namun demikian, upaya-upaya ini masih terbatas dan tidak mampu menangani volume sampah yang terus bertambah setiap hari.
"Memang terkadang ada juga komunitas yang mau memberi diri untuk membersihkan sampah di Kelurahan Oesapa khususnya di sekitar pasar dan pantai warna-warni. Namun, kembali lagi soal sarana dan prasarana yang tidak memadai sehingga sampah selalu membludak, terlebih di pasar itu kalau satu hari saja tidak diangkut volumenya akan terus bertambah," tandasnya
Dalam mengatasi masalah sampah, pemilahan menjadi hal yang sangat penting. Sampah plastik, sebagai salah satu penyebab kerusakan lingkungan laut yang parah, memerlukan perhatian khusus dalam upaya pembersihannya. (cr3/gat)