Jokowi Dapat Memecah Partai Golkar, Jika Dipaksakan Elit Tertentu Jadi Ketum

  • Bagikan
Ahmad Atang

KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Isu Presiden RI, Joko Widodo bakal bergabung ke Partai Golkar sebagai ketua umum (ketum) terus mencuat. Pasalnya, dinamika pilpres membuat kedekatan Jokowi dan Golkar semakin menjadi.

Isu itu pun semakin kuat. Pasalnya, Golkar dalam beberapa waktu mendatang akan melaksanakan musyawarah nasional (munas) untuk menentukan ketum periode 2024-2029.

Pengamat Politik dari Unmuh Kupang, Ahmad Atang kepada Timor Express, Senin (18/3) mengatakan, Munas Golkar tetap akan memilih Airlangga sebagai ketua umum Partai Golkar masa jabatan 2024-2029.

Airlangga dinilai barhasil menaikan posisi Partai Golkar dalam pileg maupun pilpres. Airlangga juga mampu menciptakan kesejukan, walaupun ada dinamika, namun tidak sampai menyeret Partai Golkar pada faksi yang tajam.

"Dengan demikian, posisi Airlangga masih diterima oleh DPD I maupun  DPD II se-Indonesia," terangnya.

Sementara itu, wacana yang muncul menyertai kegiatan munas adalah adanya nama Jokowi yang ikut meramaikannya.

Namun, masuknya Jokowi ke Partai Golkar tidak mudah. Golkar dibangun oleh kekuatan sayap partai, sehingga kehadiran figur baru harus muncul dari dalam dan bukan datang dari luar.

Jokowi memang dekat dan seirama dengan Airlangga, namun belum tentu dengan organisasi sayap Golkar. Maka, muncul nama Jokowi dapat memecah Partai Golkar jika itu dipaksakan oleh elit-elit tertentu.

"Sungguhpun begitu, jika Jokowi maju dalam munas, maka ini menunjukan bahwa Jokowi masih menyimpan ambisi politik masa depan. Melihat perjalanan karier, Jokowi sebetulnya telah sampai pada puncak kekuasaan, maka terlalu kecil mengejar jadi ketua partai," katanya.

Karena itu, Ahmad menyebut, Jokowi berpeluang kecil melaju ke Golkar. Sementara itu, pengamat politik dari Undana Kupang, Yohanes Jimmy Nami mengatakan, munculnya nama Jokowi tergantung bagaimana mekanisme internal yang ada dalam tubuh Golkar.

"Apakah tetap konsisten dengan code of conduct yang menjadi tradisi ataukan membuka alternatif dengan mulai berpikir kader lain untuk masuk ke dalam tubuh Golkar semisalnya kader tersebut memang profilnya sangat dibutuhkan Golkar saat ini," ujar Jimmy.

Golkar merupakan salah satu parpol yang tidak bisa jauh dari pusat kekuasaan. Ini sudah menjadi karakteristik Golkar. Menurutnya, sangat mungkin Jokowi menjadi salah  satu calon yang diharapkan Golkar saat ini.

Sebab, disamping bisa menjadi pemersatu bagi semua kepentingan dalam Golkar karena kader-kader utamanya dekat dengan Jokowi juga bisa mendongkrak posisi elektoral Golkar.

"Golkar butuh tokoh yang bisa mengarahkan bandul politik," pungkasnya. (cr1/ays)

  • Bagikan

Exit mobile version