KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan (FKKH) Universitas Nusa Cendana yang bekerjasama dengan Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia (AFKHI) dan Indonesia Australia Red Meat Cattle and Partnership menggelar Kegiatan Pelatihan Pengembangan Profesional Tenaga Kesehatan Hewan Garis Depan Batch II di Hotel Sahid T-More Kupang, Rabu (20/3).
Dekan FKKH Undana, dr. Christina Olly Lada mengatakan, kegiatan ini merupakan kolaborasi dari Asosiasi FKH Indonesia dengan Indonesia Australia Red Meat yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mendeteksi penyakit menular pada hewan. Misalnya, apabila ada penyakit pada hewan, dapat cepat ditangani sehingga dapat mengisolasi penularan penyakit pada hewan.
"Yang dilatih adalah tenaga kesehatan hewan , dokter hewan dan praktisi yang bekerja di lini depan di kesehatan hewan di NTT," terang Christina.
Kegiatan ini merupakan kedua kalinya yang melibatkan peserta dari berbagai provinsi. Selain untuk tenaga kesehatan hewan, pelatihan ini juga diikuti mahasiswa Undana sebanyak 90 orang.
"Harapannya adalah peningkatan keterampilan dan pengetahuan, paling penting itu keterampilan. Dengan begini maka semua jadi waspada dan mampu lakukan langkah-langkah mitigasi untuk memperkecil penularan dan mendeteksi dini penyakit," katanya.
Christina juga berharap, peserta yang telah dilatih, dapat kembali menyebarkan keterampilannya di instansi masing-masing.
Sementara itu, Perwakilan Indonesia Australia Red Meat Cattle, Petrus Widiantoro menyampaikan, pihaknya juga turut berkontribusi dalam kegiatan ini, selain pada pendanaan, juga ikut mendesain kegiatan pelatihan ini bersama pemerintah pusat dan stakeholder terkait. Disamping itu, juga berkontribusi terhadap penanganan penyakit ternak secara nasional.
"Kami berkontribusi terhadap penanganan penyakit ternak secara nasional dengan bekerja sama dengan FKHI dan 11 anggota FKH di seluruh Indonesia, saat ini sudah sekitar 680 peserta yang dilatih untuk tenaga kesehatan hewan garis depan dan kurang lebih 1.200 mahasiswa FKH," ucapnya.
Petrus berharap, kegiatan baik ini dapat dilanjutkan oleh pemerintah pusat maupun daerah, sebab penanganan penyakit ternak harus diperhatikan secara bersama-sama.
Hadir pula dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Kupang, Pandapotan Siallagan. Dia mengucapkan terima kasih atas adanya kegiatan tersebut yang dapat mengembangkan keterampilan veteriner Kabupaten Kupang. Lanjutnya, Kabupaten Kupang telah mengirim total 10 veteriner untuk mengikuti pelatihan itu, yakni 7 orang di batch I dan 3 orang di batch kedua.
"Kabupaten Kupang salah satu daerah yang memiliki populasi ternak terbanyak di NTT. Ada beberapa penyakit di Kabupaten Kupang dan telah dilakukan tindakan pengendalian dan pencegahan, misalnya penyakit rabies," katanya.
Dengan adanya kegiatan ini, dapat membantu meningkatkan pelayanan kesehatan hewan di Kabupaten Kupang. (cr1/thi)