KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui Bappelitbangda NTT berkolaborasi dengan International Centre for Research in Agroforestry (ICRAF) mengadakan kegiatan Lokalatih II. Kegiatan ini terkait kajian penilaian kerentanan dan langkah peningkatan ketahanan terhadap perubahan iklim di Provinsi NTT.
Kegiatan ini berlangsung di Hotel Haper Kupang pada Selasa (19/3), dan dihadiri oleh berbagai instansi terkait. Kegiatan ini resmi dibuka oleh Alfonsus Theodorus, Kepala Bappelitbangda NTT. Dalam sambutannya, Alfonsus Theodorus menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi NTT dalam menghadapi tantangan perubahan iklim melalui kajian kerentanan yang komprehensif.
Alfonsus Theodorus mengungkapkan bahwa di NTT, kerentanan terhadap perubahan iklim tercermin dalam berbagai fenomena seperti longsor dan kekeringan. Sehingga, ia menyoroti pentingnya langkah-langkah intervensi untuk melindungi masyarakat dengan sumber daya terbatas dari dampak yang mungkin terjadi.
"Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas dalam menilai kerentanan perubahan iklim dan merumuskan strategi untuk mengatasi dampaknya, termasuk dalam konteks responsif gender," ujarnya.
Menurutnya, perubahan iklim adalah isu yang memengaruhi masyarakat NTT secara langsung, terutama yang bergantung pada sektor pertanian.
"Jadi, upaya antisipasi dan mitigasi perubahan iklim merupakan langkah penting untuk mengurangi kerentanan masyarakat," katanya
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur tengah menjalankan program Land4Lives. Program ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang tangguh terhadap perubahan iklim.
Kegiatan Lokalatih II berlangsung selama dua hari dan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTT, Dinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi NTT, serta berbagai lembaga terkait lainnya, menunjukkan komitmen bersama dalam menghadapi tantangan perubahan iklim di NTT.
Dengan kerja sama yang kuat antara pemerintah daerah, lembaga penelitian, dan berbagai pemangku kepentingan, diharapkan Provinsi NTT dapat mengembangkan strategi yang tangguh dan responsif dalam menghadapi perubahan iklim demi kesejahteraan masyarakatnya. (cr3/gat)