Salah Bermain, Bisa Terjebak Sendiri
- Melki Minta Sudahi Polemik Reposisi
KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Polemik reposisi kepengurusan DPD I Partai Golkar NTT yang melibatkan Inche Sayuna, harusnya bisa dihadapi dengan biasa saja. Pasalnya, keberatan yang diajukan Inche Sayuna pascadigeser dari posisi Sekretaris DPD I Partai Golkar NTT terus memanas. Apalagi, Inche telah mengaduke Dewan Etik partai.
Ketua DPD I Partai Golkar NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena menginginkan agar persoalan itu dihadapi dengan biasa-biasa saja, tanpa perlu memantik persoalan yang menjadi konsumsi publik.
Menurutnya, reposisi merupakan kali keempat yang harusnya menjadi hal biasa dalam kepengurusan organisasi. Reposisi merupakan formasi yang sudah disepakati melalui rapat bersama untuk menghadapi pilkada bulan November mendatang.
"Seperti permainan sepak bola, ini perubahan formasi. Tentu melalui mekanisme yang sudah diatur. Sudah melalui proses yang normal, sehingga saya sudah konsultasi ke DPP dan ini juga biasa saja. Saya terbiasa rapat bersama, tidak ada yang tidak dirapatkan bersama apalagi soal reposisi," ucap Melki kepada wartawan di Sekretariat Partai Golkar NTT, Jumat (22/3).
Dikatakan, Partai Golkar adalah partai milik bersama, bukan saja pengurus atau pun kader, melainkan semua warga NTT yang ingin memberikan masukkan.
Dia menegaskan, tidak akan membiarkan Partai Golkar berjalan miring. Sebagai ketua, dia berupaya untuk tetap menjaga harkat dan martabat setiap orang dan juga menjaga marwah Partai Golkar.
Berkaitan dengan tuduhan yang menduga adanya upaya menjegal Inche menjadi pimpinan DPRD NTT, Melki menyebut hal itu tidak terpikirkan sama sekali. Partai pun belum membahas siapa yang akan duduk di kursi wakil pimpinan. Selain itu, Melki juga menolak tuduhan terkait dugaan Inche bermain dua kaki ketika pileg lalu yang menjadi penyebab reposisi dirinya.
"Isu lain menyangkut Stevano, Gabriel Beri Binna dan lainnya saya kira tidak. Kita fokus urusan internal, jadi tidak ada urusan dengan itu," tuturnya.
Menurutnya, reposisi bukan hanya menggeser Inche sebagai Wakil Ketua Bidang Hubungan Organisasi Kemasyarakatan, melainkan juga belasan pengurus lainnya. Disamping itu, SK kepengurusan yang baru pun telah ditandatangani oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) yakni, Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai. Hal itu berarti DPP telah mengetahui persoalan yang terjadi saat ini.
Melki siap apabila dipanggil untuk memberikan keterangan oleh Dewan Etik nantinya.
"Prosedural pasti akan saya lalui. Mereka yang kenal baik dengan saya pasti mereka juga tanya. Mereka sudah tahu juga sebelum ini dilaporkan. Saya punya laporannya. Data yang ada di saya ini hasil rapat itu akan saya sampaikan ke Dewan Etik. Mereka tahu siapa saya bahwa keputusan itu bukan pribadi. Mahkamah partai juga rata-rata sudah tahu penjelasan ini," jelasnya.
Kepengurusan Partai Golkar NTT yang baru pun menempatkan Melki sebagai ketua, Welhelmintje Sartji Libby Sinlaeloe sebagai sekretaris.
Melki mengatakan, dia menjaga Inche agar tidak terkena sanksi partai. Melki juga menolak apabila terjadi Pergantian Antar Waktu (PAW) di DPRD nanti. Karena itu dia meminta agar persoalan ini berhenti. Namun, apabila masih terus berlanjut dan memanas, maka dirinya tak menampik apabila akan ada sanksi yang diberikan dari pusat.
"Soal PAW, kita tidak pikir soal PAW. Salah bermain bisa masuk sendiri. Kalau sampai dari Jakarta melihat sudah terlalu berlebihan lalu ambil tindakan. Jadi jangan salah bermain karena juga bisa terjebak sendiri. Cukup sampai disini sudah. Sekarang Ibu (Inche) fokus di DPRD dan urusan partai untuk ibu Libby," katanya.
Sementara itu, Sekretaris DPD I Partai Golkar NTT, WS Libby Sinlaeloe menyampaikan siap menjalankan tugas yang diberikan oleh partai. Apalagi, dirinya yang merupakan aktivis perempuan, maka siap untuk mengurus segala hal yang berurusan dengan perempuan dalam Partai Golkar NTT. (cr1/ays)