CARDIFF, TIMEX.FAJAR.CO.ID — Tiga final playoff kualifikasi Piala Eropa 2024 berakhir dramatis. Polandia, Ukraina, dan Georgia berangkat ke Jerman lewat pertarungan menegangkan. Georgia membuka drama perebutan tiga tiket terakhir EURO 2024 di Boris Paichadze Dinamo Arena pada final Jalur C. Negara berpenduduk 3,7 juta jiwa itu secara mengejutkan mengalahkan juara EURO 2024, Yunani.
Bermain imbang 0-0 sepanjang 120 menit, Georgia lolos ke turnamen besar pertama mereka setelah tendangan Nika Kvekveskiri menaklukan kiper Yunani Odysseas Vlachodimos untuk memastikan mereka menang 4-2 dalam drama adu penalti.
Sebelumnya, penalti kapten Yunani Tasos Bakasetas berhasil digagalkan penjaga gawang Georgia, Giorgi Mamardashvili. Sementara eksekusi Giorgos Giakoumakis melebar. Satu algojo Georgia, Georges Mikautadze juga melenceng dari sasaran.
Kedua tim nyaris meraih kemenangan di perpanjangan waktu dengan sundulan Konstantinos Mavropanos membentur mistar gawang Georgia sedangkan usaha Giorgi Tsitaishvili di tiang dekat digagalkan Vlachodimos.
Drama playoff berlanjut di Wroclaw, Polandia saat Ukraina menjamu Islandia di final Jalur B. Albert Gudmundsson membawa islandia memimpin di menit ke-30 dan bertahan hingga babak pertama berakhir.
Ukraina yang tengah dilanda perang dan harus memainkan laga kandangnya di Polandia kemudian bangkit dan membalikkan keadaan di paruh kedua. Gol Viktor Tsygankov di menit 54 dan Mykhailo Mudryk pada menit ke-84 memastikan Ukraina berangkat ke Jerman.
Polandia yang menghadapi Wales di final Jalur C menutup drama playoff di Cardiff City Stadium. Setelah 120 menit tanpa gol, penentuan siapa yang berhak mendapat tiket ke-24 EURO 2024 juga harus dilakukan lewat adu penalti.
Sembilan penendang pertama semua sukses menjalankan tugasnya. Dan, Wojciech Szczcsny dengan pengalamannya muncul sebagai pahlawan Polandia. Kiper Juventus itu menepis tendangan penalti Daniel James yang memastikan negaranya unggul 5-4.
“Kami menciptakan permainan yang bagus dan emosional. Ini adalah hari yang sangat penting bagi kami," kata Pelatih Polandia, Michal Probierz di situs UEFA.
Kegembiraan senada dirasakan Ukraina. “Saya pikir ini adalah kemenangan yang sangat penting bagi seluruh rakyat Ukraina. Saya sangat gembira untuk para pemain, karena dua pertandingan ini sangat sulit dan menegangkan,” kata Pelatih Serhiy Rebrov di situs UAF.
Menurutnya, semua orang di Ukraina memahami betapa pentingnya hasil ini. “Baik sebelum maupun sesudah pertandingan, kami mengatakan bahwa kemenangan ini adalah untuk negara kami, rakyat, tentara yang membela kebebasan kami. Semua orang memahami betapa pentingnya kemenangan ini,” ujarnya.
Willy Sagnol yang mengarsiteki Georgia menegaskan, lolos ke Piala Eropa bagi mereka adalah hal yang sangat luar biasa. “Saya akan membayar untuk merasakan apa yang saya rasakan hari ini,” tegas legenda Bayern Munchen itu di L’equipe.
Bertolak belakang dengan pelatih para pemenang, Manajer Wales Robert Page yang berbicara kepada S4C menyebut kekekalahan mereka di depan pendukung sendiri sebagai kenyataan yang kejam.
"Ini pertandingan yang kejam, itulah yang saya katakan kepada para pemain: satu tendangan lagi dari kualifikasi. Itu menyakitkan,” keluh Page.
Gustavo Poyet, pelatih kepala timnas Yunani menyebut keberuntungan tidak memihak pada timnya. “Itu adalah pertandingan yang sangat sulit. Ada banyak duel dan kartu kuning. Dalam adu penalti, keberuntungan selalu berpihak pada satu tim dan hari ini berada di pihak Georgia,” kata Poyet di Worldsport.ge.
Pelatih Islandia, Age Hareide sementara itu menegaskan usaha mereka sudah maksimal. "Sayang sekali jika kalah dari orang lain, tapi kalah dari tim nasional Ukraina tidak apa-apa. Kami semua kecewa, tapi kami perlu menyadari bahwa kami bermain melawan tim yang kuat," ujarnya di dinamokiev.ua. (amr/jpg/rum)