JAKARTA, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Ledakan dan kebakaran gudang nomor 6 di gudang amunisi daerah (Gudmurah) Kodam Jaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat melenyapkan lebih kurang 160 ribu amunisi. Angka itu setara lebih kurang 65 ton.
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menyatakan bahwa puluhan ton amunisi tersebut sudah kadaluarsa. Ledakan terjadi sebelum disposal berlangsung. Atas peristiwa tersebut, ke depan TNI memastikan bakal mempercepat proses disposal.
Menurut Agus puluhan ton amunisi tersebut sedang dalam proses untuk disposal atau dimusnahkan. Namun sebelum pemusnahan berlangsung, ledakan terjadi, Sabtu (30/3) malam. Ledakan itu menyebabkan kebakaran hebat di gudang amunisi nomor 6.
”Ledakan terjadi di gudang penyimpanan amunisi sisa latihan atau temuan dan amunisi-amunisi yang sudah expired,” ungkap dia kepada awak media, Minggu (31/3).
Kodam Jaya dan TNI AD, kata Agus, tengah memproses puluhan ton amunisi yang terdiri atas amunisi kaliber besar dan amunisi kaliber kecil itu untuk disposal. Lokasi pemusnahan bahkan sudah ditentukan. Yakni di wilayah Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Berdasar data dari Kodam Jaya, proses pemeriksaan menuju disposal sudah berlangsung sejak awal tahun. Namun demikian, belum sampai pada waktu disposal, ledakan sudah terjadi.
Diakui oleh Agus, disposal amunisi milik TNI memang melalui proses yang sistematis. Ada rangkaian dan tahapan pemeriksaan sebelum pemusnahan dilakukan. Untuk itu, demi mencegah peristiwa serupa terjadi di gudang amunisi lainnya, orang nomor satu di TNI itu memastikan bakal mempercepat proses tersebut. ”Kami akan secepatnya (proses) apabila (amunisi sisa dan kadaluarsa) sudah terkumpul untuk diperiksa dan didisposal,” bebernya.
Pejabat berdarah Sunda itu menyebut, amunisi kadaluarsa lebih sensitif. Karena itu, penyimpanannya dilakukan dengan sangat hati-hati. Gudang nomor 6 di Gudmurah Kodam Jaya dia pastikan steril. Bahkan tanpa jaringan listrik. Protokol tetap untuk menyimpan amunisi juga sangat ketat. Gudang dilengkapi tanggul tinggi yang berfungsi meminimalisir dampak bila terjadi hal yang tidak diinginkan. Jarak antargudang pun berjauhan. Minimal seratus meter dari satu gudang ke gudang lainnya.
Agus memastikan, sampai kemarin belum ditemukan indikasi terjadi human error atau kesalahan personel yang memantik ledakan dan kebakaran di gudang amunisi nomor 6. ”Memang kalau sudah expired itu relatif sensitif, labil. Dia kena gesekan, kena panas, akan mudah meledak,” jelasnya.
Meski begitu, pihaknya tetap menurunkan tim untuk melakukan investigasi secara lebih komprehensif dan mendalam. Tujuannya bukan hanya menemukan penyebab ledakan, melainkan demi perbaikan ke depan.
Jenderal bintang empat TNI AD itu menyebut, tim investigasi yang dibarengi Polisi Militer TNI sudah bekerja sejak Sabtu malam. Selain investigasi, penyisiran dampak ledakan terus dilakukan. Tujuannya untuk mencari dan mengumpulkan serpihan amunisi, selongsong peluru dan sebagainya. Pendataan rumah-rumah warga yang terdampak ledakan juga dilakukan. Pemerintah Daerah Jawa Barat memastikan bakal memperbaiki rumah-rumah yang rusak akibat ledakan.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat di sekitar Gudmurah Kodam Jaya yang terdampak ledakan dan kebakaran gudang nomor 6. Meski gudang tersebut hancur dan rusak, dia bersyukur lantaran sama sekali tidak ada korban. Baik luka maupun meninggal dunia.
Kepada awak media, dia menyatakan bahwa seharusnya amunisi yang meledak dan terbakar dimusnahkan setelah Lebaran nanti.
Maruli menyebut, proses disposal ratusan ribu amunisi tersebut sudah berjalan. Dia mengakui, proses itu memang cukup panjang. Sebab, ada pemeriksaan berulang yang tidak hanya melibatkan Kodam Jaya. Melainkan turut melibatkan Mabes TNI AD, Mabes TNI dan Kementerian Pertahanan (Kemhan). ”Itu juga mungkin salah satu yang akan kami evaluasi,” imbuhnya.
Dia ingin proses disposal tidak terlalu panjang. Dengan begitu, amunisi yang sudah kadaluarsa cepat dimusnahkan.
Terpisah, Pangdam Jaya Mayjen TNI Mohamad Hasan menyampaikan bahwa pemadaman api di gudang amunisi nomor 6 selesai sekitar pukul 03.45. Oleh tim dari Pemadam Kebakaran Jawa Barat dan Pemadam Kebakaran DKI, seluruh titik api berhasil dipadamkan. Selanjutnya, mereka langsung melakukan pendinginan. Bukan hanya di gudang amunisi nomor 6, pendinginan turut dilakukan di gudang nomor 5 dan nomor 7.
Hasan menjamin, tidak akan ada ledakan susulan. Karena itu, dia meminta masyarakat sekitar untuk tenang. ”Sudah kami nilai dampaknya, sudah tidak akan menimbulkan ledakan lagi,” kata dia.
Jaminan itu keluar berkat kerja keras 27 unit pemadam kebakaran yang dikerahkan sejak ledakan pertama terdengar dan api mulai membakar gudang. Mereka berhasil menjinakkan api dan memadamkan kebakaran yang terjadi sejak buka puasa sampai memasuki waktu sahur tersebut.
Serupa dengan keterangan panglima TNI, Hasan menyampaikan bahwa dugaan awal penyebab ledakan dan kebakaran adalah amunisi kadaluarsa dalam keadaan labil. ”Untuk detailnya masih akan kami identifikasi,” imbuhnya.
Dia pun mendukung langkah-langkah yang dilakukan untuk menginvestigasi peristiwa tersebut. Namun demikian, dia memastikan bahwa sistem pergudangan di Gudmurah Kodam Jaya sangat baik dan tidak ada gangguan sistem apapun sebelum ledakan terjadi.
Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas memberi beberapa catatan atas peristiwa tersebut. Berdasar catatannya, ledakan gudang akibat amunisi kadaluarsa bukan pertama kali terjadi. Baik gudang milik TNI maupun Polri pernah mengalami hal sama. Untuk itu, dia menilai perlu evaluasi secara menyeluruh. Utamanya pada standar penanganan amunisi yang sudah kadaluarsa dan bakal dimusnahkan.
Anton tidak menampik sudah ada aturan baku terkait disposal amunisi kadaluarsa. Baik di TNI maupun Polri. ”Akan tetapi, mengingat beberapa insiden terakhir melibatkan bahan peledak kadaluarsa, maka sudah sepatutnya ada peninjauan aturan yang komprehensif,” kata dia.
Khusus untuk TNI, dia mendorong agar panglima TNI dan seluruh kepala staf meninjau ulang lokasi penyimpanan amunisi dan bahan peledak.
Menurut Anton, letak gudang amunisi atau bahan peledak milik TNI harus dipastikan jauh dari pemukiman masyarakat. Dia mendukung langkah tim investigasi yang sudah dikerahkan oleh TNI untuk mendalami peristiwa di Gudmurah Kodam Jaya. ”Sekalipun tidak menimbulkan korban jiwa, pertanggungjawaban pimpinan dalam satuan tetap dibutuhkan. Hal ini dikarenakan terkait dengan penyediaan rasa aman di masyarakat,” bebernya.
Berkaitan dengan kemungkinan meninjau dan memindahkan gudang amunisi atau gudang bahan peledak milik TNI AD, Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Kristomei Sianturi menyampaikan bahwa perlu sinkronisasi rencana tata ruang wilayah. Sebab, tidak ada jaminan pemindahan gudang tidak disusul pembangunan pemukiman oleh masyarakat. ”Dulu (Gudmurah Kodam Jaya) dibangun jauh dari pemukiman. Tapi, pemukiman bertambah dan merapat ke gudang tentara,” ujarnya.
Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid turut buka suara pascaledakan dan kebakaran terjadi di Gudmurah Kodam Jaya. Dalam keterangan tertulisnya, dia menyatakan bahwa TNI AD harus menyiapkan standar penanganan, pengamanan, pemeliharaan dan perawatan alutsista. ”Terutama yang lokasi penyimpanannya berada di daerah padat penduduk seperti yang terjadi di kemarin (Sabtu, red),” ungkap dia.
Politisi Partai Golkar itu menyatakan bahwa Angkatan Darat harus melakukan evaluasi dan perbaikan. Dia meminta ke depannya pelaksanaan petunjuk teknis pemeliharaan dan perawatan amunisi diimplementasikan lebih ketat. ”Penanganan insiden dilakukan secara cepat dan tepat guna menghindari kerusakan lebih banyak terhadap fasilitas TNI maupun warga sekitar,” kata dia menegaskan.
Dia pun mengingatkan pendataan kerugian yang dialami oleh masyarakat tidak terlewat.
31 Rumah Rusak Ringan
Ledakan gudang amunisi mengakibatkan puluhan rumah warga yang berada di wilayah Gunung Putri mengalami kerusakan. Berdasar hasil pendataan sementara, terdapat 31 rumah rusak di Desa Ciangsana.
Hal itu disampaikan Kepala Desa Ciangsana Udin Saputra, dilansir dari Radar Bogor (grup Timex). Menurut dia, kerusakan rata-rata cukup ringan. ’’Ada yang atapnya jebol, bolong atau retak. Lalu, ada jendela atau pintu yang bergeser dan agak pecah,’’ sebutnya.
Dia mengatakan telah mendapat kepastian bahwa pemerintah akan mengganti semua kerusakan itu. ’’Pj gubernur, Pj bupati, hingga Pangdam Jaya memastikan akan memperbaiki rumah warga yang rusak,’’ ungkapnya.
Sementara itu, kemarin Pemkab Bogor masih mendata rumah warga yang rusak. ’’Hari ini (kemarin, red) langsung kami lakukan asesmen,’’ kata Pj Bupati Bogor Asmawa Tosepu saat mengunjungi tempat pengungsian warga, Minggu (31/3).
Dia mengatakan, asesmen akan dilaksanakan selama 14 hari. Setelah itu, dilakukan rekonstruksi pemulihan rumah warga yang mengalami kerusakan.
KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak kemarin juga meninjau gudang amunisi yang terbakar itu. Dia mengatakan, lokasi gudang amunisi tersebut sebenarnya jauh dari permukiman warga. ’’Sebetulnya yang merapat itu perumahan, karena kalau gudang ini sudah ada sejak dulu,’’ ungkap KSAD.
Setelah insiden tersebut, dia berjanji melakukan evakuasi secara menyeluruh. ’’Akan ada rencana relokasi rumah terdampak, tapi kami bakal adakan rapat dan diskusikan lagi,’’ katanya.
Ada yang Takut Pulang
Ledakan tak lagi terdengar. Kebakaran juga telah dipadamkan. Tapi, istri dan anak Suryadi belum mau pulang ke rumah mereka di Kelurahan Cikiwul Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi.
Terpaksa Suryadi balik sendirian, Minggu (31/3) karena rumah belum sempat dia kunci saat melarikan diri dalam kepanikan, Sabtu (30/3) malam menyusul terjadinya ledakan dan kebakaran di Gudmurah Kodam Jaya. Gudmurah itu terletak dekat perbatasan dua daerah di Jawa Barat, Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi. ”Istri dan anak saya masih takut pulang,” kata Suryadi kepada Radar Bekasi (grup Timex), kemarin.
Suara ledakan beruntun itu terjadi setelah waktu berbuka. Disusul api membubung tinggi dari kompleks Gudmurah Kodam Jaya. Suryadi bersama banyak warga lain pun segera menyelamatkan diri. Ada yang tak punya tujuan jelas, yang penting menjauh dari Gudmurah.
Suryadi memilih membawa istri dan anaknya ke rumah saudara di Ciangsana, Kabupaten Bogor. ”Tadi (Sabtu, red) pas beduk magrib, pas saya selesai buka puasa, pertama awalnya kecil (ledakannya), terus saya keluar sudah terang (api berkobar), akhirnya saya kabur," terang Suryadi saat ditemui seusai terjadinya ledakan.
Akibat kejadian tersebut, puluhan kepala keluarga (KK) terdampak. ”Ada 40 KK, mengungsi," kata Apet Mustofa, ketua RW 06 Cikiwul.
Apet menambahkan, mereka yang mengungsi rata-rata mengalami trauma dan takut terjadi ledakan yang bisa mengancam keselamatan jiwa. ”Sebagian (mengungsi) ke rumah saya," jelasnya.
Dari sisi Kabupaten Bogor, kepanikan serupa terjadi. Sebanyak 85 warga Desa Ciangsana pun harus mengungsi ke rumah kepala desa setempat. ”Kejadiannya kan ledakan pertama kecil sebelum magrib dikira tuh petir. Ledakan kedua lumayan besar itu setelah azan Magrib, terus pegawai Gudmurah tuh pada nyuruh warganya keluar rumah," jelas Marlina, salah seorang warga Ciangsana yang rumahnya hanya berjarak sekitar 10 meter dari Gudmurah Kodam Jaya, ketika ditemui wartawan seperti dilansir Radar Bogor, kemarin.
Ibu dua anak itu sempat pulang untuk memeriksa kondisi rumah mereka. Marlina mendengar kabar bahwa rumahnya mengalami kerusakan dan ditemukan beberapa serpihan peluru. Yang membuatnya cemas adalah belum tahu pastinya bisa pulang. ”Ya sedih, apalagi sekarang lagi sibuk-sibuknya menyambut mau Lebaran," katanya. (syn/rez/abi/c9/ttg/c7/oni/jpg/ays)
Riwayat Ledakan Gudmurah Milik TNI dan Polri 10 Tahun Belakangan
- 30 Maret 2024, gudang nomor 6 di Gudmurah Kodam Jaya terbakar akibat ledakan 65 ton munisi. Meski tidak ada korban jiwa dan korban luka, ledakan dan kebakaran sempat membuat masyarakat sekitar panik.
- 4 Maret 2024, gudang milik Detasemen Gegana, Satuan Brimob Polda Jawa Timur di Surabaya terbakar akibat mortir yang belum sempat didisposal meledak.
- 14 September 2019, gudang berisi bahan peledak milik Brimob Polda Jawa Tengah di Semarang meledak dan melukai satu orang.
- 5 Maret 2014, gudang munisi milik Kopaska yang berada di Markas Komando Pasukan Katak, Pangkalan Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara meledak. Akibatnya 87 orang terluka dan seorang korban meninggal dunia.
SUMBER: Wawancara dan dokumen Jawa Pos