Tinggalkan Semua Dosa dan Jadilah Manusia Baru

  • Bagikan
IST JALAN SALIB. Salah satu adegang yang ditampilkan dalam prosesi jalan salib yang di gelar GMIT nazarteh Oesapa Timur, Kamis lalu (28/3).

Prosesi Jalan Salib di GMIT Nazareth Oesapa Timur

KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Menyambut Jumat Agung, Gereja Masehi Injili di Timur (GMIT) Nazareth Oesapa Timur, Kota Kupang, menggelar prosesi jalan salib, Kamis, (28/3) pukul 15.00 Wita.

Walau berlangsung di bawah guyuran hujan, prosesi jalan salib ini berlangsung penuh himadndan penuh penghayatan sesuai dengan alur cerita penyaliban Yesus Kristus. Memaknai prosesi jalan salib tersebut, Ketua Majelis GMIT Nazaret Oesapa Timur, Pdt. Banggu B. Jira, S.Th mengungkapkan, prosesi jalan salib ini mengambarkan perjalanan penderitaan Tuhan Yesus sampai Dia mati di atas kayu salib.

"Paling tidak dengan pengambaran itu, kita bisa melihat akibat dosa manusia. Manusia harus memikul tanggung jawab berat menderita sangat luar biasa dan harus mati sebagai akibat dari dosa. Tapi karena kasih karunia Allah, maka Yesus-lah yang diutus sebagai anak tunggal untuk memikul semua penderitaan manusai," ungkapnya.

Dikatakan, melalui prosesi jalan salib maka manusia yang terlibat, sebagai umat yang menyaksikan, tidak saja melihat tetapi mencoba merasakan akibat dari dosa, sangat berat.

"Sebenarnya, kemarin ketika anak-anak, jemaat menjalankan prosesi, kita bersyukur bahwa mereka begitu luar biasa, memaknai secara luar biasa dan melakonkan juga dengan sungguh-sungguh. Dan setelah prosesi, memang sebenarnya kalau menyaksikan sepintas lalu ada ibu-ibu yang menangis karena begitu luar biasa itu penderitaan. Dan karena mereka melakonkan dengan sungguh, awalnya mungkin mereka tidak merasakan, tetapi setelahnya ada yang cedera dan lainnya," bebernya.

"Namun karena mereka melakonkannya dengan sepenuh hati pada akhirnya tidak ada risiko apa-apa. Paling tidak dengan itu bisa menyadari siapa kita, keberdosaan kita dan kita percaya bahwa ternyata kekuatan kuasa iblis itu tidak bisa mengalahkan Yesus," imbuhnya.

Penderitaan Yesus, lanjut Pdt. Banggu, sebenarnya tidak kemudian dia mundur dari rencana kasih Tuhan. Peristiwa Paskah menyatakan kepada manusia bahwa kejahatan membawa kematian, tidak lagi menakutkan kita dan kita bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan, Allah kita yang begitu luar biasa.

"Kita melihat dan belajar untuk tahu bahwa dosa menderitakan dan membawa maut. Tapi kekuatan kejahatan tidak mengalahkan kasih karunia Alah didalam kristus," terangnnya.

Dalam pesan Paskah-nya, Pdt. Banggu berpesan kepada manusia semua yang telah menerima kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus.

"Mari kita bangkit mewartakan tentang Tuhan yang penuh kasih, Tuhan yang telah mengalahkan maut dengan bangkit dari kita punya kelemahan keterbatasan. Kita memandang kepada Tuhan bersyukur dan membangun aktifitas kehidupan yang dari padanya mengambarkan bahwa Kritus telah berkuasa atas kita dan kita telah menjadi kehidupan baru yang telah dianugerahkan Allah di dalam Kristus," katanya.

"Karena itu, mari kita hidup sebagai manusia baru yang meninggalkan semua kejahatan dan dosa yang tidak memuliakan Nama Tuhan. Marilah kita menceriteritakan tentang Tuhan yang baik dan penuh kasih dalam hidup yang baik dengan sesama dalam hidup bersama dalam persekutuan sebagai warga gereja dan warga masyarakat. Kita menjadi saksi-saksi Kristusuntuk mempermuliakan nama Tuhan hari ini besok dan selama-lamanya," pesannya.

Sementaraa itu, Ketua tim HRG GMIT Nazareth Oesapa Timur, James Sine mengatakan, dasar pelaksanaan kegiatan jalan salib ini karena sudah memudarnya penghayatan manusia akan kesengsaraan, penderitaan sampai pada kematian Tuhan Jesus di kayu salib hanya untuk keselamatan kita.

"Kemarian Tuhan Yesus harus benar-benar di hayati dan dihormati. Saya ulangi kita harus benar benar menghayati dan menghormati bagaimana pengorbanan Tuhan Jesus dan harus benar benar tau berterima kasih kepada Tuhan Jesus atas segala pengorbanannya hingga mati hanya untuk mau menyelamatkan kita umatnya yang sebenarnya tidak pantas untuk di selamatkan," kata James.

Menurutnya, sejak Covid-19 sampai tahun 2023, pelaksanaan hari-hari menjelang Jumat Agung atas kematian Tuhan Jesus sampai pada kebangkitan sudah tidak dilaksanakan lagi, kegiatan-kegiatan menjelang hari-hari tersebut.

Terkhusus untuk jalan salib, JNOT pada tahun 2012 pernah melakukan prosesi tersebut dan jemaat sangat menghargai prosesi tersebut yang di sertai dengan drama proses perjalanan Tuhan Jesus mulai dari Taman Getsemani sampai pada di salibkan di golgota.

"Antusiasme jemaat mengikuti prosesi tersebut sangat tinggi yang disertai tentang penghayatan serta rasa terima kasih dan ucapan syukur jemaat atas pengorbanan Tuhan Jesus di kayu salib," ungkapnya.

Sebelum Paskah, setiap tahunnya setiap paskah hari kedua, seluruh jemaat kota kupang melaksanakan perayaan paskah dengan jalan longmars.

"Dengan kegiatan jalan salib yang kami buat, kami berharap prosesi jalan dalam merayakan paskah sudha boleh dilakukan lagi. Selain ini prosesi jalan salib juga penting untuk dilakukan karena untuk menghargai dan menghormati kematian dan pengorbanan Tuhan Jesus untuk menyelamatkan umat manusia. Dan harus di ingat bahwa kita kota KASIH, kota anak-anak Tuhan Jesus," pungkasnya. (rum/gat)

  • Bagikan

Exit mobile version