KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Umat Katolik di seluruh Indonesia merayakan Paskah kedua, Senin (1/4). Paskah kedua menjadi sebuah perayaan yang khusus ditujukan bagi anak-anak. Gereja Santa (Sta) Maria Assumpta Kupang, Senin (1/4), menjadi saksi dari semangat anak-anak dalam merayakan momen rohani ini.
Meskipun tidak sebanyak umat yang hadir pada Misa Minggu Palma atau Minggu Paskah, suasana gereja tetap penuh semangat dengan kehadiran anak-anak yang begitu kental.
Dalam homilinya, RD. Aditya Arum menekankan tentang pentingnya semangat dalam menjalani perayaan Paskah. Meskipun jumlah umat yang hadir mungkin berfluktuasi, semangat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan harus tetap terjaga.
"Gereja sebagai tempat ibadah kadang penuh sesak dan kadang lengang. Tapi inti dari perayaan ini adalah kesetiaan dalam memperkokoh iman," ujarnya.
Lanjut RD. Aditya bahwa pertanyaan-pertanyaan mendasar pun muncul, mengajak umat untuk merenung. Apakah perayaan ini hanya sekadar rutinitas tahunan yang harus dilalui, ataukah ada makna yang lebih dalam di baliknya. Paskah kedua memang sering diidentikkan dengan perayaan untuk anak-anak, tetapi dalam kehadiran mereka juga terkandung harapan akan masa depan gereja.
Meski demikian, ada tantangan tersendiri dalam menjaga semangat kebersamaan dan keimanan. Hoaks dan cerita palsu tentang kebenaran sering kali mengganggu, tetapi memperkuat keyakinan bahwa kebenaran sejati tetap berdiri teguh.
"Petrus dalam kisah para rasul adalah contoh nyata bagaimana seseorang bisa bangkit dari kesalahan dan menjadi pilar yang kokoh dalam iman," tandasnya.
Perubahan adalah hal yang pasti setelah perayaan Paskah, seperti Petrus yang berubah setelah peristiwa penting dalam kehidupannya, demikian juga umat Katolik diharapkan untuk mengalami transformasi positif dalam iman dan pengabdian mereka.
Pergulatan dengan diri sendiri, pengakuan akan kesalahan, dan kesediaan untuk kembali kepada Tuhan adalah bagian dari proses pertumbuhan spiritual. Dengan memahami pesan yang terkandung dalam kisah-kisah kekristenan, umat Katolik diharapkan untuk tidak hanya menjadi pendengar, tetapi juga pelaku kasih dan kebenaran.
Semangat anak-anak, kata Romo Aditya, dalam merayakan Paskah Kedua menjadi inspirasi bagi semua umat untuk menjaga semangat dan kebersamaan dalam membangun komunitas gereja yang kokoh dan bersemangat. Dengan demikian, perayaan Paskah Kedua bukan sekadar sebuah acara tahunan, tetapi juga momen penting untuk merefleksikan iman dan komitmen kita kepada Tuhan dan sesama.
"Melalui perubahan diri yang positif dan semangat yang terus berkobar, kita dapat menjadi saksi hidup akan kebangkitan Kristus dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagai Petrus yang baru, mari kita terus berjalan dalam kebenaran dan cinta kasih, serta kembali kepada Tuhan dengan hati yang tulus dan penuh semangat," tutupnya. (cr3/gat)