KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Hasil pemilu 2024 lalu yang tidak capai target, menjadi salah satu alasan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Provinsi NTT, Awang Notoprawiro dan sejumlah pengurus dilengser. Reposisi kepengurusan tersebut atas pertimbangan Dewan Pengurus Pusat (DPP) PAN terkait hasil pemilu Februari lalu.
"Salah satu diktum pertimbangan dalam SK DPP adalah hasil pemilu yang tidak capai target dari DPP," terang Sekretaris DPW PAN NTT, Marthen A Lenggu kepada Timor Express, Selasa (2/4).
Capaian tersebut menurun. Pasalnya, pada hasil pemilu 2019 lalu, PAN berhasil meraih enam kursi di DPRD Provinsi NTT. Berbeda dengan kali ini, PAN hanya bisa mendapatkan empat kursi. Namun, di tingkat kabupaten/kota, PAN berhasil menambah satu kursi dari 49 menjadi 50 kursi. Sementara target PAN di pemilu 2024 untuk DPR RI dua kursi dan DPRD provinsi tiap dapil satu kursi.
Marthen mengatakan, perubahan pengurus inti terjadi pada ketua, sekretaris dan penasehat partai. Di mana, posisi Awang Notoprawiro diisi oleh Ahmad Yohan, Sekretaris sebelumnya Rambu Konda A Praing kini diganti oleh dirinya dan ketua majelis penasihat partai wilayah Hermanus Man menggantikan Muh Rafi. Dia mengaku, saat ini belum mengetahui posisi Awang Notoprawiro sebagai apa dalam kepengurusan.
"Untuk sementara posisi pak Awang belum tahu, karena itu kewenangan DPP," terangnya.
Selain pertimbangan hasil pemilu yang tak capai target, tujuan reposisi juga untuk memberikan penyegaran kepada kader dan pengurus dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mengelola partai ke depan, apalagi kontestasi pilkada sedang menanti di depan.
Sementara itu, Ketua DPW PAN NTT yang baru, Ahmad Yohan mengatakan, saat ini sedang konsolidasi partai untuk merapikan pengurus DPW dan DPD PAN se-NTT.
"Kami sudah rapat dengan semua DPD, bicara dari hati ke hati untuk membangun kesamaan paham untuk bergerak bersama dalam rangka melayani masyarakat NTT," katanya.
Penyegaran akan dilakukan dengan merujuk kinerja pengurus, prestasi, dedikasi dan loyalitas menjadi pertimbangan utama.
Terpisah, pengamat politik dari Undana, Yohanes Jimmy Nami menilai, restrukturisasi pada tubuh organisasi DPW PAN NTT tentu sudah dilakukan melalui evaluasi menyeluruh. Menurutnya, ruang evaluasi ideologis bagi sebuah partai terhadap aktivitas politiknya adalah melalui pemilu.
"Parpol manapun pasti membuat capaian-capaian tertentu terhadap kinerja struktur partainya dari pusat sampai daerah setiap menjelang pemilu dan kemudian momentum pemilu menjadi instrumentasi yang menakar sejauhmana efektivitas kerja-kerja partai melalui pengurus partai maupun kader-kadernya dalam meraih simpati konstituen dalam bentuk kursi-kursi di legislatif," terang Jimmy.
Pertimbangan berdasarkan hasil pemilu yang tak capai target, menurut Jimmy, merupakan potret kerja partai yang kemudian harus diambil langkah konsolidasi politik untuk mengamankan eksistensi parpol menuju pilkada November nanti.
Dikatakan, pemilu 2024 bagi PAN tentu menjadi dasar pijak untuk melakukan pembenahan dan pendisiplinan kader mulai dari DPW sampai level DPD mengembalikan aras politik PAN melalui konsolidasi dan penguatan aras politik sesuai ideologis dan platform partai. (cr1/ays)