Ujang Sebut Sulit Buktikan Dugaan Kecurangan Pilpres 2024
JAKARTA,TIMEX.FAJAR.CO.ID - Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily telah dihadirkan sebagai saksi dari kubu pasangan capres-cawapres 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam sidang sengketa hasil Pilpres 2024 yang digelar di Mahkamah Konstitusi (MK), pada Kamis (4/4). Keterangan Ace dalam persidangan dinilai akan mempersulit kubu Anies dan Ganjar mengungkap kecurangan Pilpres 2024.
"Setelah kesaksian kang Ace otomatis kubu 01 dan 03 semakin sulit membuktikan kecurangan melalui bansos itu. Di saat yang sama pasca kesaksian kang Ace itu maka kubu 02 diatas angin," kata pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin kepada wartawan, Jumat (5/4).
Ujang menegaskan, sangat sulit membuktikan kecurangan melalui penyaluran bansos.
"Tentu sulit untuk membuktikan kecurangan melalui bansos ya, karena bansos itu dilakukan oleh setiap presiden, setiap rezim," tegas Ujang.
Dalam kesaksiannya, Ace menyatakan mengklarifikasi istilah perlinsos yang menjadi perdebatan pemohon pasangan calon 01 dan 03.
"Kami ingin mengklarifikasi beberapa istilah yang muncul dalam berbagai perdebatan selama ini, yaitu istilah perlinsos atau perlindungan sosial yang kerap disamaratakan dengan istilah bantuan sosial (bansos)," ungkap Ace dalam sidang di Gedung MK, Jakarta, Kamis (4/4).
Ace menegaskan, klarifikasi ini bertujuan agar tidak ada simpang siur di masyarakat. Supaya masyarakat mengetahui bahwa bansos adalah bagian dari perlinsos. Kategori lain dari perlinsos adalah jaminan sosial. Misalnya, jaminan kesehatan, jaminan kehilangan pekerjaan, dan subsidi. Sedangkan bantuan sosial terdiri dari dua hal.
Pertama, bansos bersifat reguler seperti program keluarga harapan atau PKH, Kartu Sembako, kartu Indonesia pintar atau KIP kuliah, dan lain-lain. Selain itu, ada bantuan sosial yang diambil pada waktu tertentu. Contohnya bantuan langsung tunai atau BLT El Nino maupun BLT BBM.
"Nah, di berbagai media, kita sering menyebut bahwa nilai atau bantuan sosial besar sekali. Misalnya di 2024 Rp 496 triliun, tanpa kita tahu dan kita rinci dari jenis perlindungan sosial apa," ujar Ace.
Politikus Partai Golkar ini menuturkan, jika rincian ini tidak diklarifikasi secara lebih detail, maka orang akan mengasumsikan seakan-akan semuanya adalah bantuan sosial.
Sementara itu, Ketua Tim Hukum Prabowo-Gibran, Yusril Ihza Mahendra menyebut para pemohon dari paslon capres dan cawapres 01 dan 03 (kubu Anies-Ganjar) lemas usai mendengarkan penjelasan Ace Hasan Syadzily perihal bantuan sosial (bansos).
"Sore ini kelihatan tampangnya pada lemas semua setelah dijelaskan oleh Pak Ace (soal bansos). Lemes semua enggak bisa ngomong apa-apa lagi," ujar Yusril.
Yusril mengutarakan, bansos el nino yang selama sidang dipermasalahkan itu berasal dari usulan Mensos Tri Rismaharini yang berasal dari PDIP. Lebih lanjut, Yusril pun meminta agar mengkonfirmasi langsung kepada Risma persoalan bansos El Nino.
"Dituduh ini El Nino untuk ini tahu-tahunya yang usul siapa? Bu Risma," pungkasnya.(jpc/rum)