MILITAN’ Tolak Grab Car Masuk Labuan Bajo

  • Bagikan
Anggota MILITAN yg menolak grab car masuk labuan bajo. IST

LABUAN BAJO, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Sekelompok sopir angkutan tamu wisatawan yang menamakan diri Masyarakat Peduli Transportasi Wisata Labuan Bajo (MILITAN) menolak beroperasinya pelayanan transportasi online Grab dan sejenisnya di Labuan Bajo.

Hal itu ditegaskan Militan saat temu media di Hotel Exotic, Senin (8/4). "Kami secara tegas menolak beroperasinya online grab car di Labuan Bajo,"tandas Koordinator Militan, Yohanes Ebit saat didampingi anggota Satria Buyung Pradana.

Dia beralasan kehadiran transportasi online Grab dan sejenisnya di Labuan
Bajo membawah dampak potensial yang akan menimbulkan citra buruk pariwisata di daerah ini. Dia beralasan Labuan Bajo merupakan destinasi pariwisata utama di Indonesia, yang terkenal akan keindahan
alamnya yang mempesona dan bukanlah kota yang seharusnya menjadi
pusat industri transportasi, melainkan lebih layak dijaga sebagai kota wisata yang nyaman dan terjaga keasriannya.
Dijelaskan dalam konteks transportasi, digitalisasi harus mengarah pada pengembangan sistem transportasi
yang lebih baik dan berkelanjutan. Ini mencakup pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan operasional transportasi, menyediakan layanan yang lebih terjangkau dan mudah diakses, serta
mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat lokal. "Namun, perlu dicatat bahwa transportasi berbasis online seperti Grab bukanlah satu-satunya solusi transportasi digital
yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Labuan Bajo,"jelasnya

Dia juga mengatakan keberadaan layanan transportasi online Grab dalam jangka panjang diperkirakan akan memicu
kemacetan yang signifikan dan lonjakan jumlah kendaraan bermotor. Hal ini akan berpotensi merusak keadaan lalu lintas yang sudah teratur dan mengganggu kenyamanan wisatawan maupun masyarakat lokal. Lonjakan jumlah kendaraan bermotor yang akan ditimbulkan oleh layanan transportasi online Grab dapat meningkatkan polusi udara sehingga berpotensi merusak ekosistem dan kesehatan masyarakat setempat.
Menurut dia, adanya peningkatan aktivitas kendaraan bermotor juga dapat berkontribusi terhadap peningkatan
tingkat kriminalitas di Labuan Bajo. Lonjakan jumlah kendaraan membuka peluang bagi kegiatan kriminal seperti pencurian, perampokan, dan tindak kejahatan lainnya. Dalam situasi kemacetan, tingkat stres yang dialami oleh penduduk dan pengunjung Labuan
Bajo akan meningkat. Hal ini akan mengurangi kualitas pengalaman wisata dan menciptakan dampak negatif terhadap kesejahteraan psikologis masyarakat. Infrastruktur transportasi di Labuan Bajo masih belum memadai untuk menangani lonjakan jumlah kendaraan bermotor. Kondisi jalan yang sempit dan minimnya fasilitas parkir akan semakin diperparah dengan kehadiran layanan transportasi online Grab dan sejenisnya.

Dengan demikian, digitalisasi transportasi di Labuan Bajo harus bertujuan untuk memberikan solusi yang holistik dan sesuai dengan kebutuhan lokal, sambil memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat setempat. Hal ini membutuhkan kerjasama antara pemerintah daerah, pelaku industri, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mencapai tujuan bersama yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi semua pihak.(kr2)

  • Bagikan