BORONG,TIMEX.FAJAR.CO.ID- Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Manggarai Timur (Matim), terus menekan lonjakan harga beras di wilayah itu. Salah satunya dengan menggelar operasi pasar murah. Sekarang harga beras di pasar masih bertahan Rp 15 ribu per kilogram.
Terpantau, Rabu (3/4), di halaman kantor camat Borong, berlangsungnya kegiatan pasar murah dengan menyediakan ribuan paket bahan pokok penting. Langkah konkret yang dibuat Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Matim, mendapat respon positif dari warga masyarakat.
Dimana ada begitu banyak warga yang datang belanja beras dan bahan pokok lainya, seperti minyak goreng dan tepung terigu. Terpaksa warga harus mengantri dengan membawa syarat KTP dan kartu keluarga. Khusus untuk beras, dijual dengan harga Rp 10.600 per kg.
"Operasi pasar hari ini merupakan gerakan pangan murah. Sekarang gerakan sekala besar, karena secara nasional. Sedangkan selama ini gerakan mandiri," jelas Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Matim, Herman Kodi, kepada media ini di sela-sela kegiatan pasar murah.
Lanjut Kodi, disebut skala besar karena tonase beda. Dimana skala mandiri, beras yang disediakan mencapai 3 ton. Sedangkan pangan murah skala besar jumlah beras yang disediakan 6 ton. Tujuannya sama, yakni menekan lonjakan harga dan adanya stok. Selain itu menanggulangi dampak inflasi di Kabupaten Matim.
"Bahan pokok yang disediakan dalam pasar murah ini, beras, minyak goreng, dan tepung terigu. Khusus beras, dijual seharga Rp 10.600 per kg. Setiap kemasan ada 5 kg dengan nilai uang sebesar Rp 53 ribu. Jadi setiap orang kita batasi hanya 2 kemasan atau karung," jelasnya.
Menurut Kodi, kondisi harga beras di pasar saat ini masih mahal dengan Rp 15 ribu per kg. Sebelum perayaan paskah, pihaknya menggelar pasar murah di pusat ibu kota kecamatan Kota Komba di Wae Lengga. Ke depan, pihaknya akan gencar laksanakan pangan murah dengan menyasar di wilayah kecamatan lain.
Kodi juga mengatakan, selain pasar murah, pada 2024 sejak Januari, pemerintah juga menyalurkan Bansos ke seluruh desa dengan jumlah 10 kg per kg setiap bulan. Kegiatan itu Pemda Matim bermitra dengan pihak bulog Ruteng, dan menghadirkan hasil pangan dari setiap UMKM.
"Pada pasar murah ini, sasarannya masyarakat pra sejahtera, terutama saudara kita yang persiapan Idul Fitri. Setiap warga yang datang beli, wajib bawa kartu keluarga (KK) supaya tidak ada pendobelan," bilang Kodi.
Dia menambah, beras yang dijual dalam pasar murah, dan juga bansos ke setiap desa, kondisi bagus. Tentu memang sedikit beda dengan beras jenis membramo. Tapi disini hanya soal rasanya sedikit menipu lidah. Respon masyarakat terhadap pasar murah sangat positif, sebab harga yang ditawarkan jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan harga pasar konvensional.
"Saya juga menjamin pasokan bahan kebutuhan pokok penting masyarakat, akan mencukupi. Sehingga, masyarakat diimbau untuk tidak panik dan kemudian membeli komoditas penting tersebut dalam jumlah besar," pungkasnya. (kr1/thi)