Pisah Sambut Bupati dan Wabup Kupang Periode 2019-2024 bersama Pj Bupati Kupang
KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID – Acara pisah sambut Bupati dan Wakil Bupati Kupang periode 2019-2024 bersama Penjabat Bupati Kupang periode 2024-2025 diwarnai aksi saling buka-bukaan didepan Pj Bupati Kupang serta undangan yang hadir.
Saat diberi kesempatan menyampaikan sambutan dan pamitan, Bupati Kupang periode 2019-2024, Korinus Masneno mengatakan, setiap kepala daerah yang selesai pasti ada kekurangan.
“Yang paling cilakanya, yang tidak pernah kepala daerah yang berbicara tentang kekurangan-kekurangan kepala daerah. Jadi saya tidak tahu juga pernah kepala daerah di mana sehingga kritik begitu. Saya atas nama diri saya, istri dan keluarga kami mohon pamit karena telah selesai melaksanakan tugas, akan kembali seperti masyarakat biasa. Kita akan bertemu lagi dalam lain kesempatan dan lain keadaan,” kata Korinus.
Korinus menyampaikan pesan moril kepada Pj Bupati Kupang, Alexon Lumba bahwa politik kalau diujung-ujung selalu ada yang kurang baik, selalu menjadi warna-warna yang kurang baik.
“Saya dua minggu yang lalu ke Jakarta lalu ada isu, seolah-olah saya sedang berangkat ke Jakarta untuk bayar di Jakarta (Kemendagri, red) supaya saya punya Kadis PU, Teldi Sanam (Mateldius SJ Sanam, red) yang harus jadi Pj. Lalu ada juga yang dekati pak Teldi Sanam, saya usahakan tapi mesti doi dulu. Jadi ini informasi-informasi yang tidak perlu ditaati. Kami memahami betul, bapak (Pj, red) mendapatkan kewenangan dari presiden melalui mendagri,” katanya.
Korinus juga mengatakan, selama ini terjadi perang antara Fatuleu dan Amarasi. Katanya Korinus yang menjadi pemimpin pasukan Fatuleu sementara yang lainnya pemimpin pasukan Amarasi.
“Sehingga bapak walaupun fam Lumban hidup di Amarasi, jadi Pj. Saya bilang konstituen, saya tidak mencampuri urusan itu. Tapi kalau ada yang cari receh di lingkungan itu, bapak harus paham tentang itu,” ujarnya.
Korinus mengaku, ada yang mengatakan, ia dan Jerry Manafe retak. Tapi ia bilang bukan retak saja, pecah terbelah, hancur-hancur tapi tidak ada rusak.
“Kemarin ada yang bilang retak, saya bilang bukan retak sa, pecah, tabala ancor-ancor. Tapi tidak ada rusak, itu urusan kami berdua tapi kami berdua kemarin sudah saling memaafkan. Tadi disana saya bilang we kawan, ciom ame dolo. Waktu botong katumu pertama baisap. Saya omong ini supaya jangan berkembang lagi yang bukan-bukan. Lalu beliau (Jerry Manafe, red) bilang begini, bukan retak, tabala. Saya bilang bersyukur kepada Tuhan bahwa Tuhan telah mengantarkan kita ditempat ini kita mengakhiri dengan baik. Mau tabala, mau pica, mau apa urusan setelah ini mau pica-pica, mau tabala, tabala. Mau meledak, meledak. Tadi kita dua sudah baku palok jadi jangan lagi pegawai, jangan lagi anggota DPRD dong bilang botong batabala. Kalau bapa dong mau ambil beta pung wakil bupati jadi bupati na ame sa. Jang pake tabala. Sekarang kami sudah tidak bupati dan wakil bupati lagi. Kami dua adalah saudara, bersahabat, berkeluarga sampai selama-lamanya,” kata Korinus sambil meminta Jerry Manafe untuk berbicara.
Saat diberi kesempatan menyampaikan sambutan dan pamitan, Wakil Bupati Kupang periode 2019-2024, Jerry Manafe langsung ‘tancap gas’ membeberkan hal buruk yang selama ini dialaminya saat menjadi wakil bupati mendampingi Korinus Masneno.
Jerry mengaku, Korinus adalah adiknya karena Korinus berada satu tahun di bawahnya. Dari awal bersama Korinus mereka berdua baik. Hingga sampai saat ini mereka baik.
“Seorang Korinus Masneno orang baik. Yang tidak baik disekelilingnya. Siapakah dia, silakan menjawab diri masing-masing. Rasa sendiri, jawab sendiri, mohon ampun sendiri. Saya tidak bisa katakan. Cukup saya simpan disini. Sakit itu sampai disini, bukan disini, sampai disini. Jadi tadi pak pejabat sekda bilang selamat jalan, saya bilang disitu mau jalan pi mana. Ko saya di Tarus mau jalan pi mana lai,” kata Jerry.
Ia mengatakan, awalnya berkomitmen akan berjalan dan Tuhan menyertai sampai diakhir. “Cuma saya berpikir-pikir, terus terang saja bapa penjabat dan ibu yang saya hormati, bapak kapolres, bapak dandim dan semua yang hadir, saya wakil bupati satu-satunya di NTT yang rumah jabatan ada tapi sonde ada barang di dalam. Sonde tau beta mau pi tenga di mana. Beta omong juga ya, sudah lah, beta terima sa. Ini omong jujur jadi bapa ibu jangan pikir, DPRD jangan pikir wakil bupati sonde mau tinggal di rumah jabatan. Rumah jabatan sonde ada satu barang pun beta mau pi tenga di mana. Beta pung bini ni kadang-kadang bilang lu rasa diri dolo, pejabat itu, lu pi di itu rumah mau tenga di mana. Tapi saya tidak curhat semua. Saya minta dari Prokopim tolong perhatikan, Prokopim tolonglah wakil bupati tidak pernah pegang surat satupun seperti apa. Sakitnya sampai disini. Saya tidak salahkan saya punya mantan bupati, saya punya saudara. Saya tahu seorang Korinus Masneno orang baik. Ini yang perlu saya sampaikan. Memang sakit, tapi sudahlah. Saya terima kasih untuk semua pejabat di Kabupaten Kupang yang sudah menggembleng saya yang sudah memberikan saya banyak pengalaman. Tapi tidak usah berpikir yang aneh-aneh. Kita berjalan. Semua itu ada dalam rencana Tuhan. Tapi saya harapkan, kalau tidak pak Korinus jadi bupati, Jerry Manafe lah yang jadi bupati supaya kita jalan sama-sama dengan baik,” kata Jerry sambil memohon maaf kepada Korinus Masneno dan istri.
Sementara, Penjabat Bupati Kupang, Alexon Lumba dalam sambutannya mengatakan, ada beberapa tugas yang harus dilaksanakannya. Antaranya pelaksanaan pilkada bupati dan wakil bupati.
Ditegaskan, sebagai Penjabat Bupati Kupang ia meminta kepada pimpinan perangkat daerah hingga staf tidak ada yang namanya urusan politik. “Kita kerja lurus untuk pembangunan masyarakat. Urusan politik biarlah itu diurus oleh bapak-bapak yang ada di legislatif. Kalau sampai ada hal-hal seperti itu dan ditemukan bukti, itu proses aturan kepegawaian akan berlaku. Jadi mari kita kerja, kita tidak boleh urus dengan politik. Siapapun yang mencalonkan diri menjadi bupati dan wakil bupati Kupang itu adalah putra-putra terbaik Kabupaten Kupang. Juga ada beberapa tugas yang harus dikerjakan seperti stunting, kemiskinan dan kemiskinan ekstrem dan sebagainya yang mana itu juga terjadi di Kabupaten Kupang,” kata Alexon.
Sementara Sekda Provinsi NTT, Kosmas Lana dalam sambutannya menjelaskan, harus dibedakan antara hakekat politik dan pemerintahan. Sebab, itu dua hal yang berbeda. Penjabat bupati, penjabat gubernur yang ditujuk atas dasar kepercayaan bukanlah pejabat politik.
“Saya tekankan sekali lagi, siapa saja sebagai penjabat baik itu gubernur maupun bupati atau wali kota bukan ditugaskan untuk urusan-urusan politik. Tetapi untuk urusan-urusan pemerintahan dan kepemerintahan. Ada perbedaan yang sangat hakiki antara politik dan pemerintahan. Walaupun keduanya itu jika ditarik-tarik sedikit bersinggungan, sedikit bersesuaian,” kata Kosmas. (ays)