JAKARTA,TIMEX.FAJAR.CO.ID- Upaya pemenuhan kebutuhan guru pada jenjang sekolah dasar dan menengah terus dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Kali ini, pemenuhan dilakukan melalui program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan yang telah dibuka pendaftarannya pada 4 April 2024.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek Nunuk Suryani mengungkapkan, sesuai dengan data kebutuhan guru tahun 2025, PPG Prajabatan Tahun 2024 dibuka dengan kuota 38.112. Kuota ini dibuka untuk 23 bidang studi umum dan 27 bidang studi kejuruan.
”Para lulusan sarjana maupun diploma IV, baik dari jurusan pendidikan maupun non kependidikan yang memiliki minat, bakat, dan panggilan jiwa menjadi guru dapat mengikuti seleksi program ini,” ujar Nunuk, Sabtu (6/4).
Nantinya, bagi calon mahasiswa yang dinyatakan lulus seleksi akan ditetapkan sebagai mahasiswa PPG Prajabatan Tahun 2024. Calon mahasiswa juga mendapat beasiswa dalam bentuk biaya pendidikan sebesar Rp 17 juta untuk mengikuti perkuliahan selama dua semester atau satu tahun.
Perkuliahan bakal diakhiri dengan Uji Kompetensi Mahasiswa PPG (UKMPPG) untuk kemudian diproyeksikan menjadi guru profesional yang ditandai dengan sertifikat pendidik.
Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Pendidikan Profesi Guru Adhika Ganendra mengungkapkan, terdapat sejumlah perbedaan antara pelaksanaan PPG tahun ini dengan tahun lalu. Pada program PPG Prajabatan tahun 2024, calon penerima beasiswa akan melewati beberapa proses. Mulai dari tahapan pendaftaran, seleksi, memilih preferensi lokasi pengabdian dan peminatan, hingga lokasi perkuliahan.
”Ini akan dijadikan salah satu bahan pertimbangan bagi Kemendikbudristek dalam menentukan keputusan,” tuturnya.
Lebih lanjut Adhika menjelaskan, PPG Prajabatan merupakan wujud nyata komitmen Kemendikbudristek dalam meningkatkan kualitas guru di Indonesia. Yakni, dengan melahirkan guru-guru yang menguasai kompetensi dasar, berorientasi utama kepada peserta didik dan pembelajaran peserta didik, berkomitmen menjadi teladan dan pembelajar sepanjang hayat, serta memiliki dasar-dasar kepemimpinan.
Oleh karenanya, lanjut dia, untuk mencapai hal tersebut, program pendidikan ini dijalankan dengan pengajaran dan asesmen yang efektif, pembelajaran sosial-emosional, proyek kepemimpinan, praktik pengalaman pembelajaran, literasi berbagai mata pelajaran.
Lalu, teknologi baru dalam pengajaran dan pembelajaran, pendidikan anak berkebutuhan khusus, pengembangan kurikulum, hingga pembelajaran berdiferensiasi juga diajarkan untuk para calon guru ini nantinya. (jpc/thi)