Januari Hingga Pertengahan April, 27 Orang Meninggal di Luar Negeri
KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Satu lagi jenazah Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berangkat secara nonprosedural dikirim dari Malaysia ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Jenazah berjenis kelamin perempuan itu bernama Yuliana Malo, 25, asal Desa Weri Lolo, Kecamatan Wewewa Selatan, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD).
Jenazah PMI itu tiba di Terminal Kargo Bandara El Tari Kupang menggunakan pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 448 sekira pukul 14.00 Wita, Selasa (16/4). Janzah PMI itu diterima petugas BP3MI (Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia) NTT dan Pemerhati PMI NTT.
Selanjutnya, pihak BP3MI NTT memfasilitasi pemulangan jenazah PMI tersebut. Rabu (17/4), jenazah kemudian dibawa ke kampung halaman menggunakan Pesawat Nam Air dengan rute Kupang-Tambolaka.
Kepala BP3MI NTT, Suratmi Hamidah menjelaskan bahwa ini merupakan jenazah ke-27 sejak Januari hingga 16 April. Data jumlah PMI asal NTT yang meninggal di luar negeri sejak Januari hingga 16 April sebanyak 27 orang.
"Satu jenazah yang kubur di luar negeri, sedangkan 26 jenazah kubur di daerah asal," jelasnya.
Suratmi merincikan, PMI asal NTT yang meninggal di luar negeri yaitu Kabupaten Kupang tiga orang, TTS tiga orang, TTU satu orang, Belu tiga orang, Malaka enam orang, Flores Timur dua orang, Sikka empat orang, Nagekeo dua orang, Sumba Barat Daya dua orang dan Kabupaten Sumba Barat satu orang.
"Untuk jenis kelamin PMI asal NTT yang meninggal di luar negeri, laki-laki sebanyak 20 orang dan perempuan tujuh orang," ujarnya.
Dari ke-27 orang PMI asal NTT yang meninggal di luar negeri itu, satu orang yang berangkat secara prosedural, sedangkan 26 lainnya berangkat nonprosedural.
Stven, salah satu petugas BP3MI NTT saat ditemui media ini di Terminal Kargo Bandara El Tari Kupang, menjelaskan bahwa jenazah atas nama Yuliana Malo bekerja di Malaysia sejak lima lima tahun.
"Informasi ini yang kami dapat dari keluarga," ujarnya.
Penyebab kematiannya ini sesuai surat dari Kedutaan Besar Republik Indonesia akibat pendarahan saat melahirkan.
"Kami dari BP3MI fasilitasi pemulangan jenazah ke kampung halamannya," ujarnya.
Karena itu, kepada masyarakat yang ingin berkerja di luar negeri agar memanfaatkan jalur yang benar atau resmi. Dengan demikian maka data dan penempatan kerjanya juga jelas serta diketahui oleh pemerintah.
Suster (Sr) Laurentina, selaku Pemerhati PMI, yang juga hadir di Terminal Kargo Bandara El Tari mengatakan bahwa hampir 99 persen jenazah PMI yang meninggal di luar megeri berkerja secara nonprosedural. Berkerja di luar negeri secara prosedural atau resmi maka setiap permasalahan dapat diurus dengan baik.
"Saya berharap kepada masyarakat yang bekerja ke luar negeri agar dapat mengurus dokumen secara baik dan resmi," harapnya.(r1/gat)