KUPANG,TIMEX.FAJAR.CO.ID - Mahasiswa Universitas Widya Mandira berupaya mengembangkan usaha warga dengan mengadakan sosialisasi dan pelatihan pengemasan agar dapat memberikan nilai jual yang tinggi.
Kegiatan sosialisasi dan pelatihan ini difokuskan kepada produk minyak kelapa dengan melibatkan ibu-ibu PKK di Desa Weranggere, Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur (Flotim), Sabtu (20/4).
Kegiatan ini terselenggara melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNWIRA Kupang yakni Yosevina Keling Sili (Jurusan Administrasi Publik) dan Romanus Mario Boro dore (Jurusan Ilmu Pemerintahan).
“Sosialisasi ini ada dua program individu yang berjalan secara bersama-sama dengan program Pembuatan, pengemasan, dan pemasaran minyak kelapa secara modern,” kata Yosevina Keling Sili.
Sefy sapaan Yosevina Keling Sili yang mengaku dengan adanya kegiatan ini ibu-ibu bisa memanfaatkan potensi yang ada di desa untuk meningkatkan ekonomi dan pendapat asli daerah di Desa Weranggere.
“Ini merupakan salah satu program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas minyak kelapa di
pasaran,” sebutnya.
Romanus Mario Boro Dore menambahkan tujuan dari kegiatan yaitu masyarakat lebih kreatif lagi dalam membuat kemasan minyak yang menarik untuk meningkatkan daya beli pelanggan.
Pihaknya menawarkan metode pemasaran dengan melalui media sosial (medsos) seperti Facebook, Instagram dan medsos lainnya.
“Dengan demikian, pemasaran bisa secara online atau semakin luas. Sebab selama ini ibu-ibu hanya pasarkan di wilayah desa saja,” ujarnya.
“Jika kemasannya sudah menarik maka banyak pembeli dan jumlah produk minyak kelapa juga akan meningkat,” tambahnya.
Sedangkan Ketua PKK Pokja II, Khadija Diaderan, mengaku produksi minyak kelapa yang digelutinya berlangsung sejak November 2022 hingga sekarang.
Anggota kelompok PKK Pokja II beranggotakan 22 orang pada awal pembentukan, namun saat ini yang aktif hanya 13 orang.
Sekretaris Kelompok, Yunita Ina Lamawitak menuturkan bahwa selama ini mereka hanya melakukan pemasaran di sekitar lingkungan desa saja dan belum ke luar daerah.
"Kami hanya menjual di sekitaran desa Weranggere, ataupun di desa-desa tetangga saja, belum sampai ke luar daerah Kecamatan Witihama,” ungkapnya.
Ia juga mengharapkan dengan kehadiran mahasiswa ini bisa membantu memberikan kontribusi guna pengembangan usaha sehingga bisa menarik pelanggan dan meningkatkan daya beli konsumen.
“Sekali pembuatan minyak kelapa ini biasanya menghasilkan 9 sampai 13 botol. Namun dalam penjualannya, harga satu botol minyak goreng sebesar Rp. 15.000. Sehingga budget yang diperoleh sekali jual sekitaran Rp. 170.000,” pungkasnya. (c6/thi)