JAKARTA, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Sinyal-sinyal manuver politik muncul dalam acara penetapan paslon terpilih di KPU, kemarin. Tiga partai non Koalisi Indonesia Maju (KIM) memilih hadir dan memberi selamat kepada Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Ketiga partai tersebut yakni PKB dan PKS dari Koalisi Perubahan serta dan PPP dari Koalisi pendukung Ganjar-Mahfud.
Sekjen PKS Aboe Bakar Al-habsy menerangkan, kedatangannya untuk menghormati proses yang berlangsung. Sekaligus ingin mengucapkan selamat bertugas kepada Prabowo-Gibran. Soal komunikasi PKS dengan Prabowo, Aboe berharap dalam waktu dekat akan silaturahmi. ”Kalau ada kesempatan, tapi belum ada janji,” ujarnya.
Sikap PKS, kata Aboe, akan dibahas melalui rapat internal. Namun sebelum itu dilakukan, pihaknya lebih dulu bertandang ke DPP Nasdem dan DPP PKB.
”Kita silaturahmi (ke DPP Nasdem dan DPP PKB) mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang sudah bagus,” imbuhnya.
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto membuka pintu lebar masuknya partai lain ke KIM. Menurutnya, itu bagian dari komitmen untuk membangun bangsa bersama-sama. ”Tinggal nanti dibahas dalam pembahasan (internal KIM)," jelasnya.
Komunikasi antarelit parpol yang beda kubu saat pilpres kemarin juga tersaji di kantor DPP PKB. Tak lama setelah penetapan, Prabowo dan jajaran DPP Gerindra langsung bertandang ke kantor DPP PKB di kawasan Senen, Jakarta Pusat untuk menemui Muhaimin Iskandar dan jajaran elit PKB.
Pertemuan elit PKB dan Gerindra itu dilakukan sekira pukul 14.00 WIB atau dua jam setelah penetapan. Prabowo dan jajaran pengurus DPP Gerindra disambut hangat oleh Muhaimin. Prabowo dan Muhaimin nampak kompak mengenakan kemeja putih lengan panjang, bawahan gelap dan peci hitam.
Gus Muhaimin, panggilan akrab Muhaimin Iskandar, lantas mengajak Prabowo beserta jajaran masuk ke ruang pertemuan kantor DPP PKB. Pertemuan antarelit itu berlangsung tertutup. Sekira pukul 15.20, pertemuan selesai. Keduanya lantas memberikan keterangan kepada awak media.
Dalam keterangannya, Muhaimin memberikan sinyal bergabung ke poros koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran. Dia menyebut PKB dan Gerindra selama ini telah bekerja sama di parlemen maupun di eksekutif. Karena itu, dia ingin kerja sama tersebut kembali dilakukan agar lebih produktif.
Muhaimin menyebut, sebagai presiden terpilih, Prabowo akan menghadapi berbagai agenda pembangunan yang menantang di masa yang akan datang. Demi kepentingan itu, dia menyebut kesuksesan pembangunan merupakan kesuksesan yang diharapkan rakyat.
”Dan PKB ingin rakyat tersenyum bahagia ke depan karena kemajuan dan kemakmuran,” ujarnya.
Di kesempatan tersebut, Gus Muhaimin menitipkan delapan agenda perubahan PKB kepada Prabowo. Agenda tersebut diharapkan jadi bahan perjuangan sekaligus agenda khusus di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Lantas adakah pembicaraan penyusunan kabinet dalam pertemuan elit PKB dan Gerindra kemarin? Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyatakan belum ada pembicaraan tersebut. ”Belum (ada pembicaraan susunan kabinet, red),” ujarnya usai pertemuan dengan jajaran DPP PKB.
Begitu pula dengan Wakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid. Dia mengatakan pertemuan elit PKB dan Gerindra kemarin merupakan tradisi dari PKB. Tidak ada pembahasan susunan kabinet. Dia menyebut kompetisi harus diakhiri dengan silaturahmi. ”Apa pun hasilnya, bagi PKB yang penting kita sudah berjuang maksimal,” tuturnya saat ditemui Jawa Pos (grup Timex).
Di sisi lain, jajaran DPP PKS kemarin bertandang ke Nasdem Tower untuk menemui Ketua Umum Nasdem Surya Paloh dan jajaran elit Nasdem. Dalam pertemuan itu, Surya menyatakan bahwa kedua partai tengah mencari titik kesamaan. Khususnya dalam hal menentukan langkah politik ke depan.
”Apakah mau masuk dalam pemerintahan atau di luar pemerintahan? Kita sedang kaji bersama,” kata Surya.
Dia menegaskan partainya belum menentukan langkah politik ke depan. Meski begitu, dia menegaskan partainya siap berada di pemerintahan maupun di luar pemerintahan.
Presiden PKS Ahmad Syaikhu menyebut hasil pertemuan dengan Surya Paloh akan menjadi bahan masukan bagi Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP) PKS dalam memutuskan langkah politik ke depan. Setelah itu, baru pihaknya menentukan apakah berada di poros oposisi atau koalisi. (far/tyo/jpg/ays)