KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID – Pengamat hukum bisnis perbankan, Petrus Jemadu menyoroti kebuntuan dalam persetujuan kerja sama antara Bank NTT dan Bank DKI yang belum disahkan oleh Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia GL Kalake.
Menurut Petrus, keselamatan Bank NTT bukan hanya menyangkut ribuan karyawan, direksi dan komisaris, tetapi juga mencakup kepentingan wilayah NTT secara keseluruhan.
"Diperlukan tindakan cepat dari Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia Kalake untuk menyetujui kerja sama Bank NTT dan Bank DKI mengingat tenggat waktu yang semakin dekat," ujarnya, Rabu (30/4).
Bank NTT, lanjutnya sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang strategis dan kredibel, memberikan kontribusi deviden puluhan miliar setiap tahunnya bagi daerah NTT. Meskipun laba dan deviden mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19, namun Bank NTT tetap profit dan terus memberikan kontribusi deviden kepada daerah.
Ia menegaskan bahwa Bank NTT memiliki peran strategis sebagai Badan Usaha Milik Daerah yang telah berkontribusi signifikan dengan menyumbangkan deviden puluhan miliar setiap tahunnya.
"Walaupun mengalami penurunan laba dan deviden dalam beberapa tahun terakhir akibat pandemi Covid-19, namun Bank NTT tetap menjadi lembaga BUMD yang profit dan terus memberikan deviden kepada daerah," ujarnya.
Ia menjelaskan, pandemi Covid-19 tidak hanya merugikan lembaga keuangan dengan menurunnya laba dan deviden, tetapi juga mengubah dinamika perbankan secara keseluruhan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahkan menetapkan kebijakan peningkatan modal disetor bagi setiap bank yang mencapai nilai Rp 3 triliun.
"Ini bertujuan untuk mengurangi risiko-risiko yang dihadapi bank, termasuk risiko likuiditas, risiko kredit, risiko operasional dan risiko strategis," jelasnya.
Selain peningkatan modal disetor, skema KUB dengan Bank DKI juga telah disetujui oleh OJK sebagai salah satu opsi untuk menyelamatkan Bank NTT. Hal ini menunjukkan bahwa ada berbagai jalan yang bisa dipilih oleh pemegang saham Bank NTT. Namun, yang terpenting adalah komitmen dan iktikad baik Pj Gubernur NTT untuk menyelamatkan Bank NTT.
"Selain peningkatan modal dari pemegang saham, skema kerja sama Bank NTT dan Bank DKI serta opsi lain yang telah disetujui oleh OJK harus dipertimbangkan untuk menyelamatkan Bank NTT. Ada banyak opsi yang bisa diambil, yang penting adalah pak Odi memiliki komitmen yang baik untuk menyelamatkan bank ini," tegasnya.
Petrus Jemadu juga menekankan pentingnya kelangsungan KUB bersama Bank DKI, karena menurutnya, bank tersebut memiliki risiko tinggi dan harus diselamatkan. "KUB bersama Bank DKI adalah komitmen yang harus dipertahankan untuk menyelamatkan Bank NTT," paparnya.
Dalam konteks ini, komitmen Pj Gubernur NTT menjadi krusial. Bagaimanapun juga, penyelamatan Bank NTT tidak hanya penting untuk keberlangsungan usaha dan keberadaannya, tetapi juga untuk memastikan stabilitas ekonomi dan keuangan daerah NTT secara keseluruhan.
"Komitmen dan tindakan yang tepat dari pemerintah daerah sangatlah penting untuk menjaga stabilitas perbankan dan kesejahteraan masyarakat," tutupnya. (cr3/thi/ays)