KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) menjadi momen refleksi bagi Pemerintah Provinsi NTT, terutama terkait motivasi siswa untuk bersekolah. Hal itu diungkapkan Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia Kalake usai menghadiri upacara peringatan Hardiknas di alun-alun IH Doko, Kamis (2/5).
Hardiknas 2024 kali ini bertema "Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar" dengan sub tema "Dengan Semangat Hardiknas Kita Tingkatkan Literasi, Numerasi dan Pendidikan Karakter Menuju NTT Maju dan Sejahtera".
Sesuai dengan tema tersebut, menurut Ayodhia, Merdeka Belajar sejauh ini sudah berjalan baik. Adapun keseriusan yang sedang dijajaki oleh Pemprov NTT adalah bekerja sama dengan Rektor Universitas Nusa Cendana, Maxs UE Sanam serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
"Saya sudah diskusi, nanti ada program mahasiswa yang PKL di SMA/K/SLB untuk mempersiapkan siswa yang mau ke perguruan tinggi, semacam pendampingan yang diharapkan bisa meningkatkan kualitas anak SMA kita dan secara umum kualitas SDM kita," jelas Ayodhia.
Disamping itu, ia juga menyebut, yang menjadi perhatian saat ini adalah tingkat partisipasi dari anak usia sekolah di NTT yang berada di urutan ke 11 nasional.
"Dari 2,7 juta itu hanya 170 ribu. Ini masih rendah, jadi kita masih harus bekerja keras lagi khususnya Dinas Pendidikan untuk bisa mendorong anak-anak berpartisipasi di dalam sistem belajar yang sudah ditetapkan pemerintah. Sebisa mungkin kita turunkan peringkat 11 itu kita turunkan lagi," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Ambros Kodo mengatakan, saat ini pemerintah fokus dengan pembangunan pendidikan di NTT dengan numerasi, literasi dan pendidikan karakter.
"Kita berusaha untuk mendorong anak-anak kita memiliki kecakapan itu, tetapi juga berkarakter yang baik supaya mampu bersaing. Kita juga sudah mulai pendampingan terhadap siswa kelas XII agar mereka siap masuk seleksi masuk perguruan tinggi dan selanjutnya," ujar Ambros.
Khususnya, pemerintah mendorong kemampuan skolastik, karena kemampuan skolastik masih cenderung menjadi hambatan bagi anak-anak NTT. Karena itu, kerja sama dengan Undana dan kampus lainnya, diharapkan bisa membekali para siswa untuk menghadapi seleksi masuk perguruan tinggi.
Ambros menekankan bahwa kualitas guru juga menjadi penting untuk diperhatikan. Sebab, kemajuan bangsa kuncinya adalah guru.
"Guru harus didorong untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas," ujarnya.
Dia berharap, pendidikan di NTT yang meskipun ada banyak tantangan dan hambatan, kiranya tidak menghalangi kemajuan pendidikan di NTT untuk bisa mencerdaskan anak-anak NTT. (cr1/ays)