ENDE, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Intensitas hujan yang cukup selama dua hari terakhir yakni Sabtu (4/6) hingga Minggu (5/5) menyebabkan banjir hampir di semua wilayah Kota Ende terutama di dataran rendah Kota Ende.
Seperti yang disaksikan, Sabtu ( 4/5) malam, sepanjang jalan Ahmadi Yani dan Gatot Subroto, air meluap ke badan jalan baik dari drainase maupun dari limpahan air sepanjang jalan di dataran yang tinggi.
Terlihat air setinggi pinggang orang dewasa di jalan Gatot Subroto menyebabkan kendaraan baik roda dua maupun roda empat tidak bisa melewati jalan tersebut.
Sementara ratusan rumah warga yang ada disisi badan jalan terendam. Hal ini sering dialami ketika terjadi musim hujan dengan intensitas tinggi.
Salah seorang warga Kelurahan Mautapaga, Abdul Karim saat ditemui di lokasi mengatakan, hingga kini tidak ada solusi dari pemerintah dalam menyikapi persoalan tersebut.
"Setiap kali hujan tentu imbasnya ke kami. Air meluap dari jalan ataupun drainase. Kami minta segera tanggapi," pintanya.
Sementara, Pengamat Tata Kota dan juga dosen Teknik Universitas Flores, Muhklis A Mochtar saat diminta komentarnya mengatakan, persoalan banjir di Kota Ende merupakan persoalan klasik. Menurut dia, selama ini pemerintah lebih fokus mempersolek wajah kota dengan beberapa perencanaan yang sebenarnya tidak menjadi kebutuhan mendesak dan terlihat sangat latah.
Beberapa perencanaan yang ada sebut dosen Arsitektur ini, memang terlihat baik untuk ke depannya tapi tidak menjadi kebutuhan yang mendesak bagi masyarakat.
"Karena masyarakat cuma datang foto selfi terus posting di dunia maya banyak yang komentar dan like jadi bangga. Dan ketika musim hujan tempat tersebut kebanjiran. Apakah seperti itu yang diharapkan pemerintah untuk masyarakat," tanya dia.
Sebagai pemangku kebijakan, lanjut dia lagi, sangat diharapkan dalam memberikan kebijakan-kebijakan untuk mengatasi masalah tersebut bisa menjadi lebih bijaksana dan adil bagi masyarakat Kabupaten Ende.
Sebagai akademisi dibidang Arsitektur dia menyarankan, ada skala perencanaan dan pembangunan pemerintah dalam upaya sederhana untuk mengurangi masalah banjir dalam waktu singkat di Kota Ende seperti program subsidi banjir.
Program subsidi banjir kata dia, harus merupakan program pemerintah untuk mensubsidi sumur-sumur resapan dari skala besar di ruang-ruang publik dan sumur resapan skala kecil di permukiman kampung kota secara gratis kepada masyarakat di Kabupaten Ende.
"Untuk sumur resapan skala besar pemerintah bisa membuat skema proyek sesuai aturan yang berlaku dan untuk sumur resapan skala kecil di kampung kota pemerintah bisa bekerja sama mulai dari tingkat RW dan RT lewat sosialisasi singkat ke masyarakat dan bersama masyarakat mewujudkannya secara gotong royong," ujar dia.
Dijelaskan, ada manfaat yang besar dari sumur resapan yaitu, menjaga kelembaban tanah di area sekitar sumur resapan, memperkaya debit mata air di sekitar hilir, mengurangi banjir di wilayah permukiman hulu, mempertahankan dan meningkatkan tinggi permukaan air tanah.
Selain itu tambah Mukhlis, bisa mengurangi erosi dan sedimentasi, mengurangi atau menahan intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan kawasan pantai, mencegah penurunan tanah dan mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah.
"Coba bayangkan, ada 1.000 titik skala kecil untuk permukiman dan 100 titik skala besar di pusat kota yang dikerjakan mungkin bisa sangat bermanfaat ketika terjadi curah hujan yang tinggi. Dengan cara sederhana ini paling tidak bisa mengurangi masalah banjir setiap tahun di Kota Ende selain penanganan sampah," pungkasnya. (kr4/ays)