KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Upaya pencegahan stunting melalui kegiatan pengabdian masyarakat (PKM) telah dilakukan oleh dosen Program Studi (Prodi) Gizi Politeknik Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) Kupang, Agustina Setia.
Menurut hasil penelitiannya, pemberian makanan pada periode 1.000 hari pertama kehidupan bayi memiliki pengaruh signifikan terhadap mencegah stunting. Kegiatan PKM ini dilaksanakan di Posyandu Jalan Paradiso, Kelurahan Oesapa Barat, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Selasa (7/5).
Dalam penelitian yang dipimpin oleh Agustina Setia, terungkap bahwa pemberian makanan pada bayi dan anak menjadi faktor kunci dalam pencegahan stunting. Ia menjelaskan model intervensi praktik pemberian makanan bayi dan anak berbasis pangan lokal menjadi fokus pengabdian masyarakat kami sebagai upaya pencegahan stunting pada anak usia 6-24 bulan di wilayah penjaga puskesmas Oesapa.
Kegiatan PKM ini juga melibatkan beberapa pihak, termasuk enam kader, tenaga gizi TPG, serta ibu dan bayi usia 6-24 bulan. Salah satu langkah yang dilakukan adalah pengukuran pengetahuan awal dan akhir terkait pemberian makanan pada bayi dan anak. Selanjutnya, dilakukan edukasi dan demonstrasi mengenai pola pemberian makanan berdasarkan kelompok usia.
Menu yang disiapkan dalam demonstrasi itu merupakan hasil adaptasi dari menu makanan keluarga lokal. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa pola makan yang diajarkan sesuai dengan kebiasaan dan ketersediaan bahan pangan di masyarakat.
"Kami membuat menu yang mencakup kelompok karbohidrat, protein, vitamin dan mineral dari sumber makanan lokal seperti ayam, ikan, tempe, tahu, sayuran, dan buah-buahan," jelasnya.
Selain menyediakan pengetahuan dan praktik pemberian makanan yang sehat, kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan dukungan dan pendampingan kepada ibu dan balita selama enam bulan ke depan.
"Kami akan melakukan pendampingan dan konseling secara individu maupun kelompok, serta memberikan leaflet PMDA sebagai panduan," tambahnya.
Pendampingan ini mencakup monitoring terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara berkala. Agustina Setia menegaskan selain itu, mereka juga memberikan rekomendasi kepada keluarga yang membutuhkan perawatan lanjutan di fasilitas kesehatan.
"Setiap pertemuan selalu diikuti dengan evaluasi untuk menilai perkembangan dan pertumbuhan anak serta pengetahuan ibu terkait gizi."
Harapannya, melalui kegiatan ini, ibu memiliki pengetahuan yang cukup terkait gizi sehingga dapat memberikan asupan makanan yang sehat bagi balita, serta mampu mengenali risiko gizi buruk dan melakukan upaya preventif yang diperlukan.
"Kami berharap bahwa ibu dapat memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan dalam merencanakan dan menyajikan menu makanan yang bergizi bagi keluarga," tutupnya. (cr3/gat)