Ditahbis oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia
KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Dalam sebuah ekaristi yang sakral, Mgr Hironimus Pakaenoni secara resmi dilantik sebagai Uskup Metropolitan Kupang. Penahbisan dilakukan oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr Piero Pioppo, dengan pendampingan Administrator Apostolik KAK, Mgr Petrus Turang dan Uskup Atambua, Mgr Dominikus Saku. Peristiwa bersejarah ini terjadi dalam perayaan misa kudus di Gereja Katedral Kristus Raja Kupang, Kamis (9/5) kemarin.
Pembacaan surat Apostolik dari Paus Fransiskus yang memberikan persetujuan resmi terhadap uskup terpilih menjadi momen awal dalam upacara penahbisan. RD Sipri Senda membacakan surat tersebut sebelum prosesi penahbisan dimulai dengan janji uskup terpilih yang dilanjutkan dengan litani permohonan.
"Apakah engkau bersedia dengan kekuatan roh kudus, menjalankan tugas ini dengan kesetiaan mutlak, seperti yang diperintahkan para rasul kepada kami dan sekarang diserahkan kepadamu melalui penumpangan tangan," tanya Mgr Piero Pioppo kepada Mgr Hironimus Pakaenoni.
Dengan tegas, Mgr Hironimus Pakaenoni menjawab pertanyaan tersebut, "saya bersedia," menyatakan kesiapannya untuk mengemban tanggung jawab tersebut.
Setelah litani selesai dinyanyikan, Mgr Piero Pioppo sebagai uskup penahbis utama melakukan penumpangan tangan di atas kepala Uskup Agung Metropolitan Kupang, Mgr Hironimus Pakaenoni. Prosesi tersebut diikuti oleh Administrator Apostolik Keuskupan Agung Kupang, Mgr Petrus Turang, Uskup Atambua, Mgr Dominikus Saku serta seluruh uskup, vikjen dan administrator yang hadir.
Setelah penumpang tangan, Mgr Piero Pioppo memimpin doa tahbisan sebelum menyiramkan minyak karisma ke kepala Uskup Agung terpilih serta menyerahkan evangeliarum, cincin, palium, mitra dan tongkat.
Mengiringi uskup terpilih ke takhta yang telah disiapkan, Mgr Piero Pioppo kemudian memperkenalkannya untuk duduk, sementara setiap uskup yang hadir memberikan ucapan selamat kepada Uskup Agung Metropolitan Kupang yang baru.
Pentahbisan Uskup Agung Metropolitan Kupang, Mgr Hironimus dihadiri oleh 30 uskup dari seluruh Indonesia dan negara tetangga, termasuk Timor Leste. Ratusan imam, biarawati dan wakil umat turut hadir dalam misa pentahbisan yang meriah.
Saat memberikan homilinya pada perayaan tahbisan, Mgr Petrus Turang mengajak Mgr Hironimus untuk meneladani hidup Yesus Kristus yang merupakan gembala yang baik, mendorongnya untuk hidup secara moral, sosial dan eksistensial yang baik.
“Sebagai gembala, uskup harus mempraktikkan kerendahan hati dan ketegasan untuk memerdekakan anak-anak Allah dalam memberikan kesaksian. Dalam melayani, kita harus hidup bersaudara dengan sukacita,” kata Mgr Petrus Turang.
Mgr Petrus Turang juga menekankan pentingnya pelayanan penggembalaan Mgr Hironimus untuk hidup bersaudara dalam sukacita.
“Peristiwa iman tentang kenaikan Yesus ke surga menegaskan bahwa persekutuan jemaat harus terus membangun hidup yang memerdekakan, tidak ditinggalkan sebagai yatim piatu. Yesus tetap menjadi teladan dengan persaudaraan yang seiman dalam perdamaian,” tambahnya.
Mgr Petrus Turang menekankan tanggung jawab untuk membimbing iman umat kepada Bapa dengan membangkitkan semangat injil dalam dunia ini. “Melalui pentahbisan uskup gereja, kita diberikan bimbingan untuk hidup secara terus menerus,” paparnya.
Di sisi lain, dalam sambutannya, Mgr Hironimus Pakaenoni mengajak seluruh umat yang hadir untuk bersyukur kepada Tuhan atas rahmat-Nya yang tak terhingga, yang memandang hamba-Nya yang hina, rapuh dan bersahaja untuk dipilih menjadi gembala di KAK.
"Martabat mulai diserahkan kepada saya sebagai gembala kawanan umat-Nya di wilayah KAK, dengan penunjukan Bapak Suci Paus Fransiskus dalam upacara pentahbisan episkopal hari ini," kata Mgr Hironimus, menerima tanggung jawab itu dengan penuh kesadaran.
Mgr Hironimus merenung, siapakah dirinya, sehingga dipilih oleh Tuhan. Mengapa dia dipilih, apakah tidak ada yang lebih layak, yang lebih pantas untuk tanggung jawab dan kedudukan ini.
"Beberapa pertanyaan merayap di benak saya menjelang peristiwa penting hari ini. Untuk menjawabnya, saya merujuk pada dialog yang dalam antara Yesus dan Petrus, yang mengilhami moto episkopal saya," tambahnya, mencoba mencari jawaban dari panggilan dan tanggung jawab yang diemban. (cr3/ays)