Pelajar SMPN 4 Olah Ubi Jadi Sombu dan Rakap

  • Bagikan
FANSI RUNGGAT/TIMEX MENCOBA MAKANAN. Sejumlah guru SMPN 4 Langke Rembong, mencicipi hasil kreatifitas anak didik dari ujian praktek mengolah makanan khas Manggarai, Sombu dan Rakap, yang disajikan di meja kelompok pelajar kelas IX, Rabu (8/5).

RUTENG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Ujian keterampilan untuk mata pelajaran (Mapel) Prakarya di SMP Negeri 4 Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, pelajar kelas IX mengolah dari bahan utama ubi kayu jadi Sombu dan Rakap sebagai makanan khas daerah Manggarai, Rabu (8/5).

Terpantau, peserta didik yang dibagi dalam kelompok itu menyiapkan sendiri bahan praktek dalam ujian akhir sekolah (AUS) tersebut. Selain ubi kayu, bahan lain dalam mengolah makanan pangan lokal sombu dan rakap itu, yakni tepung jagung, gula aren, dan kelapa. Setelah bahan dicampur, lalu dimasak dalam bambu dan dibakar.

Juga ada yang dikukus menggunakan periuk dari tanah liat. Hasil olahan dari setiap kelompok, dipresentasikan di depan guru Prakarya, Fransiska Ndiana dan Patrisius Y. Darmo. Pada penyajian itu, dihadiri kepala sekolah, Resman Wenseslaus Yan, para guru, dan tenaga pendidik. Setelah selesai, hasil olahan makanan tradisional itu, disajikan bersama.

"Mapel Prakarya, merupakan salah satu kinerja produktif yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan, kecakapan, kerapian, dan ketepatan. Prinsip Mapel ini, kreativitas," jelas guru Prakarya, Fransiska Ndiana, dan Patrisius Y. Darmo.

Lanjut Fransiska, dalam ujian praktek Prakarya, peserta didik kelas IX mencoba kreativitasnya dalam mengolah bahan pangan lokal khas daerah Manggarai yang dikenal dengan sebutan Sombu dan Rakap. Pada zaman dulu, sombu dijadikan makanan pengganti nasi. Semua bahanya lokal.

"Cara pengolahan Rakap berbeda dengan Sombu. Kalau Rakap itu tidak dikukus, namun dengan cara dicetak dalam kuali sedikit menggunakan minyak. Sombu dan Rakap, tidak kalah enak dengan makanan khas daerah lainnya di Indonesia," ujar Fransiska.

Dia juga menjelaskan, ujian keterampilan yang digelar itu bertujuan mendorong peserta didik untuk bisa memasak dan mengolah makanan khas tradisional. Peserta didik dapat mengenal dan mengetahui makanan khas daerah Manggarai sebagai kearifan lokal. Apalagi generasi sekarang, banyak yang belum mengenal makanan tradisional tersebut.

Selain itu tujuannya, peserta didik mampu mengkreasikan dan mengkombinasikan makanan pangan lokal dengan makanan kekinian. Peserta didik dapat menyajikan makanan tradisional daerah Manggarai dengan cara yang baik dan benar, serta mendorong dan menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan pada peserta didik sehingga menjadi bekal untuk masa depan.

"Adapun kriteria penilaian dengan menggunakan skala 1-5, yakni kekompakan, kebersihan, kreativitas, cita rasa, dan penyajian atau presentasi. Kami melihat hasil olahan dari setiap kelompok ini bagus, dan kita sudah cicipi bersama. Cara penyajiannya juga bagus," bilang Fransiska diamini Patrisius.

Sementara kepala sekolah, Resman Wenseslaus Yan, menilai kegiatan ujian keterampilan mengolah makanan tradisional Sombu dan Rakap, sungguh luas biasa. Hasil olahannya, telah dicicipi oleh para guru. Berharap kepada anak-anak didik, agar kreatifitas yang ada, tidak hanya dilaksanakan di sekolah saja, tetapi kembali ke rumah untuk dilanjutkan.

"Kembangkan ini dengan baik, untuk masa depan yang baik. Terima kasih atas jerih paya, kreatif, inovasi pada hari ini, dan juga kegiatan sebelumnya. Terima kasih kepada para guru yang sudah membimbing," katanya.

Menurut Resman, kegiatan ujian keterampilan di hari ke-3 atau terakhir, selain Mapel Prakarya, juga Mapel PPKn. Disini peserta didik bisa menyusun puisi yang berjudul sumpah pemuda, dengan guru pembimbing, masing-masing Efridus Nantas, Agustinus Warsan, dan Maria Trivonia Jaya.

Kemudian ujian Mapel Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan tema Mengakses Google Mail (G-mail). Peserta didik harus membuat menyelesaikan sejumlah tugas, lalu tugas itu dikirim melalui surat elektronik (E-Mail) dengan memanfaatkan akun Gogle. Pelaksanaan ujian TIK dibawa bimbingan guru Mapel, Angelina A. Grasiana, dan Laurensius S. Labi.

"Terima kasih kepada semua guru SMPN 4 Langke Rembong yang sudah membimbing anak-anak sejak awal hingga selesai pelaksanaan ujian keterampilan yang menyita waktu tiga hari. Terima kasih kepada panita pelaksana ujian, dan juga tenaga pendidik. Tanpa mereka, tidak mungkin anak-anak di sekolah ini jadi hebat," pungkas Resman. (kr1/thi)

  • Bagikan