SMA Katolik Giovani Berencana Pakai Aplikasi Untuk Pantau Aktivitas Siswa di Sekolah

  • Bagikan
Ketua Komite SMAK Giovanni Kupang, Marius Jelamu ketika memberi keterangan, Senin (6/5).

KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Untuk menjamin keamanan dan kenyamanan orang tua terhadap kegiatan belajar siswa, maka SMA Katolik Giovanni Kupang berencana akan menerapkan penggunaan aplikasi untuk memantau pergerakan siswa di sekolah, hal ini sebagai bentuk memanfaatkan perkembangan digitalisasi sebaik mungkin.

Ketua Komite SMA Katolik Giovanni Kupang, Marius Jelamu mengatakan, dengan menerapkan aplikasi tersebut, maka orang tua dapat memantau aktivitas siswa mulai dari masuk hingga pulang sekolah.

"Anak-anak bisa dipantau saat masuk sekolah, apa yang dia lakukan, dimana dia berada itu bisa dipantau. Apakah sedang di ruang kelas, sedang bermain, dan lain-lain," kata Marius ketika diwawancara, Senin (6/5).

Lanjutnya, aplikasi ini akan terkoneksi langsung dengan handphone orang tua, sehingga dimanapun dan kapanpun orang tua bisa memantau anaknya. Tidak hanya untuk memantau, aplikasi tersebut juga akan berisi berbagai laporan misalnya, laporan keuangan, kepegawaian, guru dan segala hal berkaitan dengan sekolah.

"Mengirim surat pun bisa melalui aplikasi itu, jadi kita tidak harus menulis surat lagi. Semua ada di aplikasi untuk mengetahui apakah guru ada, kepala sekolah yang keluar kota juga bisa pantau melalui itu, 24 jam bisa dipantau," tambahnya.

Untuk penggunaan aplikasi itu pun akan dikenai biaya Rp 350 ribu per siswa setiap tahun. Sehingga, diperlukan persetujuan dari orang tua terlebih dahulu. Selain itu, juga masih perlu didiskusikan dengan yayasan.

"Tadi sudah dipresentasikan depan guru dan kepala sekolah bagaimana keunggulan teknologi digital ini. Kita masih mendiskusikan lebih lanjut dengan yayasan," ujarnya.

Menurutnya, aplikasi ini tidak mengkerdilkan ruang gerak siswa, melainkan justru peserta didik dapat lebih disiplin dalam belajar dan orang tua pun dapat merasa aman dan nyaman terhadap aktivitas anaknya.

"Sering terjadi di sekolah-sekolah anak yang bilang ke sekolah tapi malah tidak, dengan aplikasi ini orang tahu bisa tahu keberadaan anak. Saya kira ini sesuatu yang sangat positif," tambahnya.

Dia pun menyebut, apabila dapat diterapkan, maka Giovanni menjadi satu-satunya sekolah yang menggunakan teknologi ini pertama kali di Nusa Tenggara Timur. (cr1/thi)

  • Bagikan

Exit mobile version