SURABAYA, TIMEX.FAJAR.CO.ID– Pasar properti Surabaya menggeliat. Pengembang pun mulai memberanikan diri mengincar ceruk pasar non konvensional. Seperti, hunian premium. Produk bisa laku selama membawa konsep yang baru.
Direktur Utama PT Bhakti Tamara Lodewyk Wattimena menjelaskan bahwa meluncurkan produk baru untuk perumahan Royal Residence Surabaya pasca pandemi dilakukan dengan pertimbangan matang. “Kami sadar bahwa tren properti di Surabaya memang semakin compact untuk mengincar kelompok konsumen muda yang mendominasi. Tapi, hal itu juga berarti ada segmen yang ditinggalkan,’’ ungkapnya saat meluncurkan kluster Organica di Surabaya kemarin (15/5).
Namun, sekedar membangun rumah dengan lahan luas dan banyak kamar juga tidak akan menjamin pembelian. Karena itu, pihaknya merancang konsep yang berbeda agar menarik minat calon pembeli. “Sengaja kami atur agar rumah terpisah jauh dari tetangga. Lalu, satu kluster pun kami bagi menjadi tiga dengan tembok seperti kacang sehingga, penghuni terasa tinggal di lingkungan yang eksklusif,’’ paparnya.
Geliat tersebut juga terlihat dari pengembang lain. Direktur Pakuwon Group Fenny mengatakan, pihaknya mengincar penjualan senilai Rp 1,5 triliun untuk Pakuwon Group Surabaya tahun ini. Optimisme tersebut terjadi dengan skema insentif PPNDTP (pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah) yang masih berlangsung. ’’Insentif ini jelas membantu bagi kami yang memang mengembangkan hunian ready stock. Saat ini saja, nilai total stock hunian di Surabaya mencapai Rp 1,3 triliun,’’ tuturnya.
Dengan pasokan itu, dia yakin bahwa pembelian rumah dengan skema PPNDTP bakal mendominasi. Proyeksinya sekitar 60-70 persen dari target penjualan tahun ini. (bil/dio/thi)