Pameran Photovoice Angkat Perubahan Iklim

  • Bagikan
EFRENDI NABEN/TIMEX BERSAMA. Para siswa-siswi SMPK Sta. Theresia Kupang pose bersama usai mengikuti kegiatan pameran Fotovoice Game perubahan iklim, Sabtu (18/5)

Libatkan Anak sebagai Aktor

KUPANG, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Sebuah pameran Photovoice bertajuk Geme Perubahan Iklim digelar oleh Universitas Nusa Cendana (Undana). Terselenggaranya kegiatan ini berkat bekerja sama dengan PREDIKT, sejumlah universitas luar negeri dan ChildFund Internasional Indonesia. Pameran ini diadakan di SMPK Sta. Theresia Kupang, Sabtu (18/5).

Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Undana, Indra Kiling menjelaskan bahwa pertama kali terbentuknya grup tersebut karena ada kerinduan anak-anak untuk bisa menjadi agen perubahan juga dalam masalah kesiapsiagaan bencana dengan perubahan iklim.

"Nah, dari situlah maka kita lamar grant, dapat grant, penelitian dari Australia dan juga kerja sama dengan pemerintah Indonesia. Dari situ, kita mikirnya gimana kita menciptakan game yang nanti bisa board game gitu yang bisa diakses oleh siapa saja," ujar Indra.

Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa sampel penelitian diambil di NTT karena daerah di NTT rawan bencana. Targetnya, kata Indra, adalah untuk memiliki game online maupun offline yang bisa diakses oleh anak-anak.

"Anak-anak di NTT dipikir mampu untuk menjadi agen perubahan ini," ungkapnya.

Melalui game tersebut, maka diharapkan anak-anak akan lebih sadar dan memiliki rasa ingin tahu yang lebih dalam terhadap kesiapsiagaan bencana dan perubahan iklim.

"Dari merekalah nanti akan mengajak lagi temannya yang lain, dan ajak teman lagi yang lain," kata Indra Kiling.

Karena bentuknya game, baik online maupun offline, menurut Indra, maka akan lebih mudah untuk digunakan oleh stakeholder. Ia mencontohkan seperti BBPD tadi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, mau dibuat di sekolah lain atau di lembaga-lembaga komunitas masyarakat atau pemuda, bisa, kapan aja minta ya bisa diakses.

Indra juga menyebutkan bahwa tujuan penelitian ini adalah menciptakan produk yang bisa digunakan secara luas.

"Termasuk Fotovice, kalau Fotovoice itu salah satu proses di dalam menciptakan game ini untuk mengevaluasi," jelasnya.

Fotovoice sendiri adalah metode di mana anak-anak diminta mengambil foto dan menceritakan alasan di balik pemilihan foto tersebut. Fotovoice dipakai untuk menyuarakan suara anak-anak di mana kadang-kadang kalau di tempat yang di perbatasan seperti NTT ini, suara anak kadang tidak terdengar. Metode ini juga menjadikan anak sebagai peneliti muda.

"Anak bukan hanya jadi objek saja. Biasanya kan kita kalau datang wawancara, kita yang menyetir wawancara. Tapi kalau Fotovoice tidak kareba kita hanya minta foto saja dan pengambilan foto terserah dan bebas," jelasnya.

Dengan kontrol dari anak terhadap penelitian, mereka merasa seperti yang melakukan sendiri.

"Apapun fotonya, asalkan masih dalam satu tema. Di situ ada kontrol dari anak terhadap penelitian, sehingga dia sama saja kayak dia yang melakukan. Begitu ya Fotovoice-nya," pungkas Indra Kiling. (cr3/gat)

  • Bagikan