BPOPLBF Gelar Forum Kontras Perkuat Kapasitas Perempuan Dalam Kepariwisataan

  • Bagikan
IST

LABUAN BAJO, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BPOPLBF) menggelar forum diskusi bersama stakeholder khususnya kaum perempuan dalam mendukung peran dan kapasitas di sektor pariwisata. Forum dengan nama KONTRAS (Konkow Antar Komunitas) ini mengambil tema, "Perempuan Inspiratif" yang berlangsung di Taman Parapuar, Labuan Bajo, Kamis (16/5) sore.

Hadir dalam diskusi ini Plt. Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh bersama Jajaran Direksi dan Kadiv, Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai Barat, Fransiskus S. Sodo, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Stefan Jemsrifoni, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, Koperasi, dan UKM, dr. Ney Asmon yang juga merupakan moderator diskusi, para pelaku UMKM, para Talent dan penonton yang berasal dari komunitas dan pengunjung.

Forum diskusi ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk menyampaikan aspirasi kaum perempuan inspiratif dan kreatif dalam partisipasinya untuk mendorong keterlibatan para perempuan Manggarai Barat untuk mendukung pembangunan dan pertumbuhan perekonomian melalui pariwisata sebagai pintu masuk yang menggerakkan berbagai sektor dan seluruh elemen masyarakat dengan cara mereka masing-masing. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan lintas komunitas lokal Labuan Bajo diisi dengan serangkaian performance yang dimeriahkan oleh berbagai atraksi tarian, teatrikal, dan musik dari berbagai komunitas lokal di Manggarai Barat.

Pemilik sekaligus pengelolah sanggar Tate Kind Art Labuan Bajo, Ayuni Praise dalam kesaksiannya mengaku mengambil posisi sebagai enu Manggarai, tetap mempertahankan seni budaya Manggarai dengan caranya sendiri. Dari berdirinya sanggar ini, dia mengatakan anak-anak penari dengan banyaknya tamu yang datang ke Labuan bajo, anak- anak penari sudah bisa membayar sekolahnya sendiri bahkan mereka sudah bisa membiayai adik-adiknya bersekolah dengan uang yang didapatkan dari sanggar.

Kisah inspiratif lainnya datang dari narasumber perempuan lainnya, Elisabeth Yani yang bergerak di bidang gastronomi. Pemilik dan pengelola Dapur Tara ini secara inspiratif membuka Dapur Tara dan pelan-pelan memperkenalkan konsep hidup orang Flores yang penuh keterbatasan. Selain kuliner lokal, Dapur Tara juga menyiapkan eco homestay sehingga selain menikmati kuliner lokal dengan suasana alam terbuka, para pengunjung juga dapat menginap di Dapur Tara yang di bangun dengan nuansa hutan pedesaan.

"Banyak saudara atau tamu atau wisatawan yang berkunjung dan menginap, kami mengajak mereka mencari kayu api, memasak di dapur, mengambil atau menimba air sehingga saat mereka kembali ke kota ataupun negaranya, mereka jadi merasa lebih bersyukur dengan kehidupan mereka setelah merasakan bagaimana keterbatasan hidup dengan mengandalkan alam seperti yang mereka rasakan saat menginap di Dapur Tara," jelas perempuan inspiratif yang akrab disapa Kak Lis ini.

Melengkapi kisah Perempuan Inspiratif, Margaretha Subekti, Pegiat Sanggar dan Ekraf Rumah Pekerti juga menyampaikan bahwa dengan adanya rumah pekerti, ia merasa beruntung bisa bersama teman-teman perempuan yang menurutnya akan selalu bersama-sama berbagi ilmu baru dan membuat mereka lebih terampil dan percaya diri.

“Saat bersama dengan teman perempuan, saya merasa beruntung sekali, saya mendapatkan ilmu yang banyak sekali dari mereka. Dan itulah kekayaan yang kita temukan, karena teman perempuan menyimpan banyak hal yang bisa disharingkan dan inilah yang menguntungkan bagi saya. Bersedekah ilmu dengan teman-teman perempuan dapat memotivasi dan memberikan mereka, keterampilan, kemampuan, dan kepercayaan diri saat berbicara di depan publik,”tambahnya.

Diskusi Forum Perempuan Inspiratif ini diharapkan dapat makin menambah wawasan tentang bagaimana peran perempuan dalam pembangunan, khususnya di Labuan Bajo Flores yang saat ini sedang giat berpariwisata. Dengan gencarnya perkembangan pariwisata melalui berbagai pembangunan dan penguatan kapasitas SDM, perempuan diharapkan dapat turut serta berbagi peran dalam menciptakan perempuan-perempuan terampil yang tidak hanya sekedar terserap di industri kerja, tetapi juga memahami hak-haknya dalam peran politis, sosial, budaya, maupun ekonomi. Dengan begitu, cita-cita pariwisata berkelanjutan dapat terwujud salah satunya melalui penguatan kapasitas perempuan.(kr2)

  • Bagikan