Dalami Kerusakan Mesin Sebelum Pesawat Jatuh

  • Bagikan
DERY RIDWANSAH/JAWAPOS.COM PENAMPAKAN PESAWAT. Penampakan badan pesawat latih Cessna 2006 dengan nomor registrasi PK-IFP milik Indonesia Flying Club (Perkumpulan Penerbang Indonesia) yang diambil dari udara di kawasan BSD, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (19/5).

JAKARTA, TIMEX.FAJAR.CO.ID - Penyebab insiden jatuhnya pesawat Tecnam P2006T masih diinvestigasi. Komisi Nasional Kecelakaan Terbang (KNKT) masih mengumpulkan berbagai data untuk bisa mengambil kesimpulan penyebab kecelakaan yang menewaskan tiga kru pesawat.

Pengumpulan data lapangan telah dilakukan, tim KNKT saat ini tengah melakukan pemeriksaan mesin pesawat. Salah satu yang didalami apakah ada kerusakan pesawat sebelum terjadi kecelakaan.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menuturkan, pihaknya telah mengumpulkan semua serpihan dan mencatat keseluruhan pesawat latih dengan kode lambung PK-IFP yang jatuh di kawasan BSD, Serpong. Dengan demikian, pihaknya bisa mengetahui bagaimana sikap pesawat ketika terakhir sebelum menabrak pohon.

"Ada mesin yang jatuh di sebelah sana, ada bagian baling-baling yang jatuh, kita catat semua posisi-posisinya. Itu nanti dari posisi-posisi jatuhnya kita akan mencoba bagaimana sih sikap pesawat ketika terakhir-terakhir sebelum menabrak pohon," terangnya.

Dia masih enggan untuk berkomentar terkait dugawaan awal terjadinya kecelakaan pesawat tersebut. Menurutnya, masih terlalu dini untuk berbicara penyebabnya.

"Belum ada. Jadi kita juga mempelajari kenapa pilot mengarahkan pesawatnya ke lapangan, kita lihat pilot berusaha untuk mendarat darurat karena memang disitu lapangan cuma masalahnya dia terkena pohon duluan. Tapi kalau dia sempat masuk ke lapangan ya mungkin aman," ujarnya.

Dia menambahkan, puing-puing pesawat yang hancur itu akan dibawa ke lapangan terbang Pondok Cabe. Selanjutnya akan dilakukan investigasi.

"Tapi setelah nunggu informasi-informasi yang lain baru, apa yang kita bongkar. Jadi bukannya terus kita bongkar semuanya, engga. Tapi tergantung informasi yang kita dapatkan. Termasuk percakapan dengan menara pengawas, itu nanti kita dengerin dan apa yang menjadi percakapannya," terangnya.

Dia menyampaikan, saat diperiksa kondisi ban masih berada di dalam pesawat. Pihaknya belum mengetahui alasan ban pesawat belum dikeluarkan saat terjadi kecelakaan.

Menurutnya, umur pesawat tersebut belum terlalu tua. Berdasarkan informasi yang diterima, sebelum kecelakaan pesawat tersebut pergi ke Tanujung Lesung untuk melakukan survei.

"Mereka bikin semacam landasan pendek di sana, dia survei mau ada acara minggu depan di Tanjung Lesung, club ini," ucapnya.

Kendati demikian, dia belum bisa menyampaikan kondisi pesawat tersebut layak terbang atau tidak. Sebab, pihaknya akan mempelajari dulu semua data-datanya. "Semua barang-barang dari pesawat, termasuk instrumen-instrumennya, semua serpihan kita bawa ke Pondok Cabe," imbuhnya.

KNKT mengirimkan dua investigator untuk mendalami kecelakaan tersebut. Perkembangan terbaru setelah mengumpulkan data lapangan berupa evakuasi pesawat ke tempat aman. ”Agar tidak mengganggu kegiatan masyarakat,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, kemarin.

Hingga saat ini petugas masih melakukan pendalaman terkait penyebab kecelakaan. Pendalaman yang dilakukan salah satunya terkait kemungkinan terjadinya kerusakan pesawat sebelum mengalami kecelakaan di dekat lapangan Sunburst, Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan. ”Belum diketahui apakah ada kerusakan sebelum kecelakaan,” terangnya.

Untuk kepentingan investigasi penyebab kecelakaan, KNKT juga meminta masyarakat yang melihat secara langsung atau memiliki rekaman kejadian kecelakaan pesawat milik Indonesia Flying Club untuk membantu. ”Rekaman foto dan video dapat membantu KNKT melaksanakan investigasi. Masyarakat bisa mengirim pesan langsung ke media sosial KNKT atau email [email protected],” jelasnya.

Sementara Kasubkom Penerbangan KNKT Nurcahyo menjelaskan, untuk yang dilakukan saat kejadian kecelakaan merupakan pengumpulan data lapangan. Langkah selanjutnya, KNKT masih perlu melakukan pemeriksaan pesawat. ”Masih proses,” paparnya kepada Jawa Pos (grup Timex), kemarin.

Masalahnya, pesawat sejenis ini sesuai regulasinya tidak diwajibkan memiliki black box. Padahal, black box bisa digunakan membantu untuk mengetahui penyebab kecelakaan. Black box merupakan perangkat yang digunakan dalam transportasi untuk merekam data penerbangan dan merekam suara kokpit di dalam pesawat. ”Pesawat jenis ini tidak diwajibkan memiliki black box,” jelasnya.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Tangsel Essa Nugraha mengatakan, dalam penanganan pesawat yang jatuh di kawasan BSD, lingkup BPBD Kota Tangsel hanya sebatas membantu evakuasi korban. Khususnya pada jenazah Pulung dan Suwondo.

"Serta fasilitasi kantong jenazah dan ambulans. Untuk ambulans yang digunakan untuk mengantarkan jenazah itu ambulans dari BPBD satu dan komunitas TEATS/team edukasi ambulans tangerang selatan satu unit serta ambulans milik kepolisian (Dokpol). Pemkot Tangsel (BPBD, Damkar, Satpol PP dan Dishub) membantu dalam proses evakuasi jenazah, sedangkan evakuasi bangkai di lakukan KNKT," katanya.

Bagian lain, kepala Rumah Sakit RS Polri Brigjen Hariyanto mengatakan, untuk pemeriksaan terhadap tiga korban kecelakaan pesawat dilakukan identifikasi sidik jari untuk memastikan identitas. ”Intinya, identifikasi primer dari sidik jari dan tanda medis. Lalu, sekundernya dari properti yang dipakai,” jelasnya.

Untuk proses identifikasi korban ini dalam kategori yang tidak terlalu sulit. Sebab, kecelakaannya sendiri korbannya telah diketahui. ”Kita hanya memastikan korban yang mana dengan identitas ini,” jelasnya.

Lalu, petugas juga melakukan pemeriksaan fisik terhadap ketiga jenazah korban kecelakaan pesawat tersebut. Pemeriksaan fisik dengan melihat kondisi tubuh dari jenazah. ”Dari pemeriksaan tersebut petugas menyimpulkan penyebab kematian merupakan benturan di sejumlah bagian,” terangnya.

Benturan terjadi di sejumlah bagian tubuh, diantaranya kepala, dada, tungkai dan lengan. Dia mengatakan, petugas tidak melakukan autopsi terhadap jenazah korban karena keluarga tidak menyetujui tindakan tersebut. ”Penyidik hanya memberikan surat permohonan pemeriksaan luar dan identifikasi,” paparnya.

Saat ini ketiga jenazah telah dikembalikan ke keluarganya. Dia mengatakan, keluarga telah mengambil jenazah para korban untuk dikebumikan di kampung halaman masing-masing. ”Ketiga korban sudah dibawa keluarga,” terangnya. (mim/idr/jpg/ays)

  • Bagikan