MENGANGSUR TREBLEKUSEN

  • Bagikan
UEFA.Com FINAL. Meladeni Atalanta BC, Leverkusen ingin merentas jalan meraih treble Winner musim ini.

Atalanta BC vs Bayer Leverkusen

DUBLIN,TIMEX.FAJAR.CO.ID – Bayer Leverkusen telah menghapus ejekan Neverkusen atau Vizekusen musim ini. Meisterschale (trofi juara Bundesliga) jadi jawabannya. Kini klub berjuluk Die Werkself tersebut memburu sebutan baru bagi mereka: Treblekusen.

Sebutan yang cuma akan terbukti apabila Leverkusen mampu menambah koleksi trofinya musim ini. Jonathan Tah dkk akan melakoni dua final dalam kurun waktu empat hari. Diawali dini hari nanti saat menantang Atalanta BC dalam final Liga Europa di Aviva Stadium, Dublin (siaran langsung SCTV/Vidio pukul 02.00 WIB).

Kemudian disusul final DFB-Pokal meladeni klub kasta kedua FC Kaiserslautern di Olympiastadion, Berlin, akhir pekan nanti (26/5). ”Aku yakin Leverkusen memenangkan treble musim ini,” kata mantan wingback kiri Leverkusen Ze Roberto kepada Kicker kemarin (21/5).

”Yang menakjubkan, jika itu terjadi, mereka bisa menghabiskan sepanjang musim ini tanpa cela (kekalahan, Red),” lanjut Roberto yang menjadi bagian sejarah Neverkusen atau ketika Leverkusen hanya menjadi runner-up di Bundesliga, DFB-Pokal, dan Liga Champions pada musim 2001–2002.

Jika meraih treble musim ini, skuad asuhan Xabi Alonso itu melengkapi streak unbeaten menjadi 53 laga. Saat ini Leverkusen menorehkan 51 laga tanpa kekalahan dengan perincian 42 kali menang dan 9 kali seri.

Dalam sejarah klub yang sudah berusia 119 tahun, Leverkusen hanya pernah sekali memenangi ajang antarklub Eropa, yakni Piala UEFA 1987–1988, setelah menang adu penalti 3-2 atas RCD Espanyol.
Adu penalti dilakukan seiring agregat sama kuat 3-3 dalam dua pertemuan final secara tandang dan kandang.

Piala UEFA merupakan nama lawas Liga Europa dan sekarang trofi juaranya bisa dibawa pulang ke Kurtekotten, kamp latihan Leverkusen.
”Final adalah laga untuk dimenangi,” kata gelandang bertahan Leverkusen Granit Xhaka di laman resmi UEFA.
”Kami ingin memenangi semuanya. Sebab, kesempatan ini mungkin sulit diulangi musim-musim berikutnya,” sahut Chairman Leverkusen Fernando Carro di laman resmi klub.

Namun, wide attacker Leverkusen Amine Adli memperingatkan rekan seklubnya tentang ancaman La Dea, julukan Atalanta BC. Adli menjadi bagian skuad Leverkusen yang dihentikan La Dea dalam 16 besar Liga Europa dua musim lalu.

Leverkusen saat itu back-to-back kalah, masing-masing 2-3 dalam tandang di Bergamo dan 0-1 di kandang sendiri, BayArena. ”Mereka bagus secara taktik. Ketika mereka mencapai final, itu tandanya mereka tim yang bagus,” tutur Adli.

Bagi Atalanta, final di Dublin dini hari nanti merupakan kesempatan La Dea untuk memenangkan trofi Eropa pertama. Juga momentum Mario Pasalic dkk membayar kekalahan 0-1 saat melawan Juventus dalam final Coppa Italia di Stadio Olimpico, Roma, pekan lalu (16/5).

Di laman resmi UEFA, allenatore Atalanta Gian Piero Gasperini menyatakan, merupakan tantangan menarik bisa memutus  unbeaten Leverkusen.

”Kami tak hanya harus berada dalam performa terbaik, tapi juga memaksa lawan untuk melakukan kesalahan,” ucapnya kepada La Gazzetta dello Sport. (ren/c9/dns/jpg/rum)

  • Bagikan

Exit mobile version