Pangan Lokal Dijadikan Produk Bernilai Ekonomis

  • Bagikan
IST. BERSAMA. Drs. Roberth A. Serang, M.Si pose bersama mahasiswa dan Kaum Perempuan GMIT Jemaat Ebenhaezer Bilamun, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang.

Dosen Manajemen UKAW Kupang Kembangkan Ekonomi Jemaat

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki kekayaan alam yang melimpah. Meski berlimpah namun masyarakat belum mampu mengolah menjadi produk yang bernilai ekonomis. Seperti halnya jagung.

Produksi jagung secara nasional pada tahun 2021 adalah 23,04 juta ton dan kontribusi dari NTT sebanyak 750.166 ton serta kontribusi jagung kabupaten Kupang adalah sebanyak 42.689 ton.

Jagung merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang sangat penting selain gandum dan padi, hal ini dikarenakan kandungan zat jagung sama besarnya dengan gandum dan padi. Namun jagung kurang diminati menjadi penganan yang mengenyangkan oleh masyarakat, hal ini berdampak terhadap sedikitnya varian-varian makanan berbahan jagung.

Melihat potensi yang dimiliki, Drs. Roberth A. Serang, M.Si, Dosen Program Studi (Prodi) Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang mengembangkan inovasi panganan lokal jagung dalam pembuatan Puding Jagung dan Ice Cream Jagung.

Inovasi ini dilakukan melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) KBPM Semester Ganjil Tahun Akademik 2023/2024 dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan dan pengelolaan keuangan keluarga.

Kegiatan pengabdian ini menyasar kepada jemaat khususnya Kaum Perempuan GMIT Jemaat Ebenhaezer Bilamun, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang.

Drs. Roberth A. Serang, M.Si mengatakan dengan produksi jagung yang melimpah dan harga yang murah akan memberikan perhatian terhadap masyarakat untuk melakukan inovasi panganan lokal dari jagung.

Dikatakan potensi lokal adalah kekayaan alam, budaya dan sumber daya manusia pada suatu daerah atau wilayah sehingga memberikan penguatan dalam mengembangkan menjadi sesuatu yang bernilai.

Disebutkan bahwa potensi alam di suatu daerah sangat bergantung pada kondisi geografis, iklim dan bentang alam daerah tersebut. Kondisi alam yang berbeda tersebut menyebabkan perbedaan dan ciri khas potensi lokal suatu wilayah tertentu.

Ia menyebut bahwa di Indonesia, komoditas jagung memiliki peran yang sangat penting. Memiliki jumlah penduduk yang banyak, industri peternakan dan industri pakan yang berkembang pesat dapat menjadi alasan yang sangat kuat untuk memprioritaskan penanaman jagung.

Ia juga melihat ini sebagai peluang usaha yang sangat jika jagung diolah menjadi produk yang bernilai ekonomis dan menjadi pioner bagi Kaum Perempuan GMIT Jemaat Ebenhaezer Bilamun.

Dalam pengembangan inovasi tersebut terdapat kendala dan persoalan sebab masyarakat masih minim pemahaman terkait dengan pengembangan inovasi panganan lokal berupa jagung. Selain itu belum ada pengelolaan keuangan keluarga bagi Kaum Perempuan.

Terhadap persoalan tersebut, ia melakukan edukasi tentang pentingnya pencatatan sumber pendapatan baik yang sifatnya rutin maupun tidak rutin. Melatih agar terbiasa membuat anggaran belanja rumah tangga keluarga dan mengelompokkan pengeluaran keluarga yang terjadi setiap harinya. Memberikan edukasi tentang pentingnya menabung atau usaha bersama yang dilakukan setiap minggu.

“Ini akan menjadi peluang usaha yang sangat menarik karena dibuat dengan berbahan dasar jagung yang mudah didapat dan memberikan cita rasa yang berbeda,” katanya.

“Puding Jagung dan Ice Cream Jagung merupakan makanan ringan yang memiliki rasa yang lezat dan sangat digemari oleh kalangan masyarakat dari anak-anak sampai orang dewasa dan sangat cocok untuk menemani saat santai bersama keluarga atau sebagai menu dalam acara pesta,” tambahnya.

Pada kesempatan tersebut, dirinya menyatakan apresiasi dan terima kasih kepada para jemaat dan gereja yang sudah bersedia terlibat menyukseskan kegiatan tersebut.

“Animo dan semangat kaum ibu dalam kegiatan diharapkan bisa terus dikembangkan agar dapat menambah pendapatan keluarga,” tutupnya. (cr6/thi)

  • Bagikan