Triwulan I, Ekonomi NTT Tumbuh 3,61 Persen YoY

  • Bagikan
Catur Ariyanto Widodo

Penduduk Miskin Naik 9,12 Persen pada Maret 2023

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Kepala Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Catur Ariyanto Widodo mengatakan, dalam lingkup regional, kinerja APBN regional Nusa Tenggara Timur (NTT) menunjukkan hasil kinerja yang baik.

Di triwulan I tahun 2024, ekonomi NTT tumbuh 3,61% (y-on-y), meskipun secara q-to-q terkontraksi 6,64%. Secara y-on-y, pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Pengadaan Listrik dan Gas yaitu sebesar 15,22%, sedangkan dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 20,31%.

Sementara secara q-to-q, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha Industri Pengolahan sebesar 6,65%. Sedangkan dari sisi pengeluaran, Pengeluaran Konsumsi Lembaga NonProfit Yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) mengalami pertumbuhan
tertinggi yaitu sebesar 3,14%.

Bulan April 2024, Provinsi NTT mengalami inflasi sebesar 0,31% (m-to-m) dan secara y-on-y
inflasi sebesar 2,35%. Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh
naiknya 9 dari 11 indeks kelompok pengeluaran. Adapun 3 kelompok pengeluaran dengan kenaikan tertinggi yaitu, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,43%, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 4,04%, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,77%.

Sementara itu, inflasi m-to-m Provinsi NTT pada April 2024 yakni 0,31% dipicu oleh kenaikan harga yang terjadi pada 3 dari 11 kelompok pengeluaran. Kenaikan tertinggi adalah pada kelompok pengeluaran transportasi yang meningkat 0,14%.

Komoditas yang menyumbang inflasi (m-to-m) antara lain tomat (0,1317%) dan angkutan udara
(0,1231%). Inflasi tertinggi terjadi di Kota Kupang sebesar 2,59 persen dengan IHK sebesar
106,18 dan terendah terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan sebesar 1,83 persen dengan
IHK sebesar 106,08. Total realisasi belanja untuk pengendalian inflasi yang berasal dari belanja pemerintah pusat mencapai Rp303,59 miliar atau 9,46% dari total alokasi sebesar Rp3,20 triliun.

Indikator kesejahteraan regional Capaian Indikator Kesejahteraan pada awal tahun 2024 menunjukkan dinamika yang bervariasi. Sampai dengan bulan April 2024, capaian indikator kesejahteraan regional, diuraikan, tingkat kemiskinan yang digambarkan dalam persentase penduduk miskin pada Maret 2023, tercatat sebesar 19,96 persen, menurun 0,09 persen poin terhadap Maret 2022.

Jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 1,14 juta orang, meningkat 9,5 ribu orang terhadap
Maret 2022. Persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2022 sebesar 8,84 persen, naik menjadi 9,12 persen pada Maret 2023.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) NTT Tahun 2023 telah mencapai angka 68,40 (Angka nasional 74,39). Pertumbuhan IPM 2023 mengalami percepatan dari tahun sebelumnya. Seluruh dimensi pembentuk IPM mengalami peningkatan, terutama dimensi pengetahuan dan dimensi standar hidup layak.

Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, bayi yang lahir pada tahun 2023 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 71,57 tahun, meningkat 0,27 tahun dibandingkan dengan mereka yang lahir pada tahun sebelumnya. Pada dimensi pengetahuan, harapan lama sekolah (HLS) penduduk umur 7 tahun meningkat 0,01 tahun dibandingkan tahun sebelumnya, dari 13,21 menjadi 13,22 tahun, sedangkan rata-rata lama sekolah (RLS) penduduk umur 25 tahun ke atas meningkat 0,12 tahun, dari 7,70 tahun menjadi 7,82 tahun pada tahun

  1. Dimensi standar hidup layak yang diukur berdasarkan rata-rata pengeluaran riil per kapita per tahun (yang disesuaikan) meningkat 371 ribu rupiah (4,71 persen) dibandingkan tahun
    sebelumnya.

Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 98,34, naik 0,40 persen jika dibandingkan dengan Maret 2024
(Angka nasional 116,79). Peningkatan indeks ini disebabkan oleh perkembangan indeks harga
terima yang lebih cepat dibandingkan harga bayar. Peningkatan ini terjadi di Subsektor Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat dan Perikanan.

Sementara itu, Nilai Tukar Nelayan (NTN) adalah sebesar 88,94, turun 0,38% dari Maret 2024 (Angka nasional 102,22). Di sisi lain, Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) NTT pada Bulan April 2024 mengalami peningkatan 0,67 persen dibanding Bulan Maret 2024 yaitu dari 101,04 menjadi 101,72.

Sebagai informasi, NTUP merupakan hasil dari perbandingan indeks harga uang diterima petani
(It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya
Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) dengan mengeluarkan konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani.

NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Peningkatan NTUP ini terjadi karena It meningkat lebih cepat dibandingkan peningkatan kelompok pengeluaran BPPBM. Peningkatan indeks NTUP terjadi pada subsektor hortikultura, perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan. (thi)

  • Bagikan