JAKARTA,TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID - Pemerintah dan PSSI bekerja keras membereskan proses naturalisasi Calvin Verdonk dan Jens Raven. Dua pemain asal Belanda itu masih harus menjalani tahapan-tahapan untuk mendapatkan status warga negara Indonesia (WNI) dan bermain untuk timnas.
Timnas Indonesia akan menjalani dua laga terakhir grup F putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia dalam waktu dekat. Yakni, melawan Iraq (6/6) dan Filipina (11/6) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.
Nah, agar bisa memperkuat timnas Indonesia bulan ini, Raven dan Verdonk harus mendapatkan status WNI minimal tujuh hari sebelum waktu pertandingan. Sebab, batas waktu tersebut merupakan deadline pendaftaran pemain.
Untuk melawan Iraq, sudah dipastikan mereka belum bisa memperkuat Garuda mengingat pertandingannya tinggal dua hari lagi. Sementara untuk melawan Filipina, kans tersebut masih ada meski mepet.
Peluang itulah yang coba dimaksimalkan oleh PSSI dan pemerintah, dalam hal ini Kemenpora.
''Kami targetkan untuk Calvin bisa main melawan Filipina,'' kata Yunus Nusi, sekretaris jenderal PSSI, seusai mendampingi Calvin Verdonk melakukan rapat kerja dengan Komisi X DPR RI di Jakarta kemarin.
Proses naturalisasi Verdonk maupun Raven saat ini telah mendapatkan persetujuan dari Komisi X dan III DPR RI. Kini berkas mereka tinggal menunggu persetujuan DPR RI dalam rapat paripurna. Kemudian, dilanjutkan ke Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) untuk mendapatkan surat keputusan presiden (keppres).
Jika keppres sudah di tangan, Verdonk dan Raven bisa langsung menjalani sumpah/janji suci WNI di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Kemenkum HAM). ''Nah, hari ini (kemarin, Red) kita maraton lagi ke Kemenkum HAM dan Kemensetneg. Kita berharap dengan Filipina setidaknya bisa memperkuat skuad timnas,'' katanya.
Sementara itu, anggota Komisi X DPR Putra Nababan memberikan catatan kritis terkait proses naturalisasi pemain timnas. Menurut dia, ada 11 pemain yang dinaturalisasi sejak 2022 hingga sekarang. Jumlah itu terbilang paling banyak dibandingkan sebelumnya. "Kalau kita lihat timnas ini kalau sedang bertanding di lapangan itu isinya lebih banyak pemain naturalisasinya," ujarnya.
Dia pun menekankan agar pemerintah betul-betul memperhatikan persoalan tersebut. Dia meminta komposisi pemain naturalisasi tidak lebih banyak dari pemain nasional. "Kalau bisa, 60 persen dari mereka yang bermain itu pemain nasional (lokal). Jangan tiba-tiba di lapangan 60 persen pemain naturalisasi," ungkap legislator dari Fraksi PDI Perjuangan itu.
Putra mencatat, berkaca pada histori naturalisasi 10 tahun ke belakang, tidak semua pemain naturalisasi pernah dimainkan di timnas. Bahkan, ada 7 pemain naturalisasi yang tak pernah bermain di timnas. "Ini harus menjadi perhatian pemerintah bagaimana tetap fokus terhadap pembibitan pemain muda kita, bibit unggul kita," imbuhnya. (drw/tyo/c6/ali/jpg/rum)