JAKARTA, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Maskapai Garuda Indonesia melalui lini usaha Aerojasa Cargo melakukan langkah perluasan jaringan bisnis. Perseroan menjalin kerja sama dengan asosiasi pengusaha ritel Indonesia (Aprindo). Melalui kesepahaman tersebut, Aerojasa Cargo akan mengeksplorasi potensi kerja sama kargo dan logistik bersama lebih dari 600 pengusaha retail lokal dan nasional yang tergabung dalam Aprindo.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, kesepahaman tersebut merupakan salah satu wujud langkah perusahaan dalam merespons tren serta peluang bisnis angkutan kargo yang menjanjikan.
"Langkah ini untuk mengoptimalkan cargo operations sebagai salah satu pilar utama rencana bisnis perusahaan di tengah tantangan kompetisi industri aviasi saat ini," ujar Irfan di Jakarta kemarin (5/6).
Irfan menambahkan, sinergi tersebut diharapkan terbangunnya supply chain yang lebih terintegrasi. Sehingga, para pelaku usaha retail dapat mengoptimalkan bisnis melalui siklus produksi dan distribusi yang lebih efisien, baik dari sisi waktu maupun biaya.
Irfan menjelaskan bahwa layanan Aerojasa Cargo, KirimAja, saat ini menjangkau lebih dari 48.000 gerai di berbagai wilayah di Indonesia dengan jaringan penerbangan domestik dan internasional yang dilayani Garuda Indonesia Group. Termasuk rute-rute yang dilayani Garuda Indonesia melalui kerja sama interline dan transhipment.
Dengan demikian, sinergi tersebut tidak hanya akan mendukung supply chain anggota Aprindo secara nasional, namun juga menunjang aktivitas ekspor-impor yang dilaksanakannya.
" perusahaan yang tergabung dalam Aprindo beserta seluruh unsur dalam supply chain-nya, termasuk UMKM yang tergabung di dalamnya, dapat terhubung langsung dengan layanan logistik yang dapat mengantar dan menjemput kiriman sampai ke depan pintu," beber Irfan.
Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey menambahkan bahwa melalui layanan logistik yang terintegrasi dan efisien, para anggota Aprindo akan semakin mudah dan cepat dalam melakukan kegiatan ekspor maupun impornya sehingga dapat meningkatkan daya saing produk UMKM Indonesia di mancanegara, untuk naik kelas dari market domestik menjadi market global.
"Ini adalah bagian dari upaya kami untuk membuat anggota-anggota kita memiliki tambahan services. Kemudian dari sisi teknologi juga tentunya lebih mumpuni, yang tentunya akan menguntungkan bagi peritel," ujarnya.
Roy berharap kerjasama itu dapat memfasilitasi pengiriman barang-barang yang dapat diekspor.
"Bukan barang-barang bertonase berat seperti industri manufaktur, baja, dan kelas berat lain. Industri kami adalah barang-barang UMKM, di mana 80 persen barang yang akan kita ekspor adalah makanan dan minuman," pungkasnya. (agf/dio/thi)